Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Mahfud MD tidak Resah dengan Hasil Survei

Sri Utami
02/1/2024 19:37
Mahfud MD tidak Resah dengan Hasil Survei
Mahfud MD tidak resah dengan hasil survei elektabilitas(MI / Idep)

CALON wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD mengaku tidak resah dengan beberapa hasil survei elektabilitas yang menempatkan dirinya dan Ganjar Pranowo di urutan paling tidak populer. Menurutnya hasil survei tidak bisa dijadikan patokan untuk memprediksi kemenangan dalam pemilu.      

"Tiidak itu tidak menjadi masalah saya dan Mas Ganjar. Kami tidak pernah memikirkan survei karena ada faktor lain. Dulu juga pernah Jokowi diramalkan kalah pada 2019 oleh survei yang sama sampai ada julukan Jokowi game over. Dua minggu sebelum pemilihan 2019 ternyata Jokowi menang pada 2019 survei-survei salah semua. Survei itu kalau salah jawabnya itu kan potret hari itu hari ini lain," jelasnya, Selasa (2/1).

Dengan pengalaman tersebut Mahfud menyatakan tidak tidak pernah terikat dengan hasil survei sebab ada faktor lain yang utama dan menjadi penentu. 

Baca juga : Ganjar Janjikan Harga Daging Murah Bila Menangi Pilpres 2024

Pertama sikap rakyat tidak bisa ditebak dan bisa berubah secara tiba-tiba khususnya pada hari pencoblosan. Selain itu Mahfud meyakini faktor penentu lainnya yakni Tuhan sebab Indonesia adalah negara berketuhanan.

Baca juga : Ganjar akan Alokasikan Rp4 Triliun untuk Insentif Guru Agama

"Rakyat kadang kala menyembunyikan pilihannya dan bisa berubah tiba-tiba. Pada saat hari pencoblosan kembali ke hati nuraninya, menurut hati nurani saya ini yang saya pilih biasanya berubah di hari itu, dan itu selalu terjadi termasuk dulu Pilkada Jakarta juga semua orang bilang Foke (Fauzi Bowo) yang menang tapi kalah juga surveinya yang salah," paparnya.

Mantan hakim MK yang ditemui di Jakarta Selatan ini menekankan koalisi pendukungnya tidak resah sama sekali dengan hasil survei yang dinilai cenderung berpihak terhadap salah satu paslon.

"Saya cuma melihat kalau ada orang resah. Kalau saya tidak, lihat aja nanti pembuktiannya pengadilan rakyat yang sesungguhnya pada 14 Februari sekarang ya diam-diam saja. Nanti pada saat hati nurani akan memilih," tukasnya.

Sebelumnya politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aria Bima menyoroti hasil-hasil survei yang sekarang tidak menjadi alat untuk merekam realitas di publik. Menurutnya survei justru menjadi media untuk menggiring opini publik.

Salah satu hal yang dilihatnya adalah desain hasil survei yang menggiring untuk terjadinya satu putaran pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Dengan memenangkan salah satu pasangan calon. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik