Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Polisi Selidiki Dugaan Kebocoran Data Daftar Pemilih Tetap KPU

Ficky Ramadhan
29/11/2023 17:02
Polisi Selidiki Dugaan Kebocoran Data Daftar Pemilih Tetap KPU
Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos memberikan paparan terkait dengan pemutakhiran data pemilih Pemilu 2024(MI / Agus Mulyawan)

BARESKRIM Polri tengah menyelidiki dugaan kebocoran data daftar pemilih tetap (DPT) pada situs kpu.go.id yang dimiliki oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kebocoran data itu diketahui setelah pihak Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri melakukan patroli siber.

"Dugaan kebocoran data KPU kami temukan dari hasil Patroli siber yang dilakukan oleh anggota kami," kata Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Adi Vivid Bachtiar saat dihubungi, Rabu (29/11).

Ia menyebut, temuan dugaan kebocoran data itu juga tengah diselidiki oleh Computer Security Incident Response Team (CSIRT). Selain itu, Adi Vivid mengatakan koordinasi juga terus dilakukan penyidik dengan KPU soal temuan tersebut.

Baca juga : KPU Masih Telusuri Dugaan Kebocoran Data Pemilih

"Saat ini Team CSIRT sedang berkoordinasi langsung dengan KPU untuk berkoordinasi sekaligus melakukan penyelidikan," tuturnya.

Baca juga : Reaksi Menko Mahfud MD saat Tahu Situs KPU Diretas Hacker

Informasi kebocoran data milik KPU itu diketahui dari akun Jimbo di situs peretasan BreachForums yang diduga didapat dari situs KPU pada Senin (27/11) sekira pukul 09.21 WIB.

Akun ini menampilkan beberapa tangkapan layar dari situs pengecekan DPT, https://cekdptonline.kpu.go.id/. Data yang dibobol diklaim berupa nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), tanggal lahir, hingga alamat.

Pengunggah mengklaim memiliki lebih dari 250 juta (252.327.304) data. Ia menyediakan 500 ribu data sebagai sampel.

Sampel ini juga memuat data sejumlah pemilih yang berada di luar negeri. Penjahat siber ini menjual data tersebut dengan harga 2BTC atau US$74 ribu (Rp1,14 miliar). (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya