Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Rencana Pertemuan Puan dan AHY, PPP: Strategi Jangan Bernasib Seperti Ahok

Dominique Hilvy Febriani
15/6/2023 10:50
Rencana Pertemuan Puan dan AHY, PPP: Strategi Jangan Bernasib Seperti Ahok
PPP melihat pertemuan Puan dan AHY sebagai strategi agar Ganjar Pranowo tidak bernasib seperti Ahok.(Medcom/Fachri)

ANGGOTA Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani, merespons rencana pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Arsul menilai strategi itu agar bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo tidak bernasib seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 

“Tapi apakah itu bagian dari strategi agar katakanlah paslon yang diusung PDIP itu jangan bernasib seperti Ahok ya bisa jadi juga, ya seperti itu,” kata Arsul kepada Media Indonesia, Kamis (15/6).

“Karena kalau Pilpres itu diikuti lebih dari dua paslon ya, maka yang namanya putaran kedua Pilpres itu boleh dipastikan akan terjadi ya tidak ada kemudian satu paslon yang leading dan meninggalkan jauh paslon lainnya dari hasil survei ya,” tambahnya.

Baca juga: Sekjen Demokrat dan PDIP Matangkan Rencana Pertemuan AHY-Puan

Asrul juga menyebut manuver PDIP mendekati Demokrat, agar Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninggalkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

“Kalau kemudian dalam salah satu simulasi itu antara lain dengan Katakanlah mengajak partai yang selama ini ada di luar koalisi pemerintahan itu juga sebuah kemungkinan yang terbuka saja,” ucapnya.

Baca juga: Pertemuan Puan-AHY, Pengamat: Anies Perlu Ajak Anggota Koalisi Duduk Bersama

Bahkan, ia tak menutup kemungkinan pertemuan itu merupakan strategi PDIP berupaya untuk menggoyang KPP. “Pertemuan itu bisa dimaknai banyak hal ya. Bahkan kalau dimaknai pada sisi yang paling ekstrem misalnya agar menarik demokrat ke tidak lagi ada di koalisi perubahan Itu juga sah-sah saja ya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Asrul mengatakan masih prematur terkait prediksi Ganjar menang di putaran pertama Pilpres tapi keok di putaran kedua. "Kalau saya berpendapat itu masih terlalu prematur lah saat ini untuk menyimpulkan itu saat ini,” ucapnya.

Apalagi, kata Asrul, seluruh bakal calon presiden (capres) belum juga mengumumkan sosok bakal cawapres. Sejauh ini, belum ada kejelasan deklarasi bakal cawapres dari masing-masing kubu.

“Menurut saya akan juga dipengaruhi siapa kemudian siapa dalam paslon itu yang menjadi cawapres. Nah karena kalau yang kita lihat yang menjadi capres itu juga kan saat ini belum ada satupun yang fix menetapkan siapa cawapresnya,” ucap Asrul. (Z-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya