KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) membenarkan telah menyita rumah mewah milik mantan kepala bea dan cukai Makassar, Andhi Pramono. Rumah yang disita berlokasi di Cibubur, Kabupaten Bekasi.
Pelaksana tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi, Asep Guntur mengungkapkan ada dua rumah yang disita KPK. Selain di Cibubur, sebuah rumah di Jakarta juga disita berkaitan dengan kasus korupsi.
"Iya ada dua di Cibubur dan Jakarta. Jadi kita tentukan melakukan penyitaaan tentu terkait dengan tindak pidana korupsi," ujar Asep, Senin (5/6) malam.
Baca juga:Eks Kepala Bea Cukai Makassar akan Diseret Sebagai Tersangka Pencucian Uang
KPK, kata Asep, akan berhati-hati dalam melakukan penyitaan. Pasalnya mereka meneliti lebih dalam tentang asal muasal uang untuk pembelian suatu barang.
"Masing-masing objek kita konfirmasi, tidak bisa sembarang. Kita harus buktikan barang itu hasil dari tindak korupsi. Kalau misalkan, warisan orangtuanya tidak bisa kita sita," ujar Asep.
Baca juga: Andi Pramono Tukar Valas untuk Beli Rumah
Meski sudah melakukan penyitaan dan penetapan status tersangka, KPK belum menahan Andhi. KPK meminta publik menunggu saat waktu tepat untuk menahan Andhi. "Ditunggu ya," celetuknya.
Diketahui, kasus ini berawal dari video viral di media sosial tentang kepemilikan rumah mewah kepala Bea dan Cukai Makassar, Andhi Pramono. Andhi pun dimintai klarifikasi laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) miliknya.
Selain itu KPK menduga Andhi menukarkan valas ke rupiah untuk membeli rumah. Informasi itu diulik dengan memeriksa empat saksi pada Selasa (30/5). Dalam kasus ini, Andhi juga sudah dicegah selama enam bulan. KPK bisa menambah larangan ke luar negeri itu jika dibutuhkan penyidik nanti. (Z-3)