Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Posisi Golkar dan Arilangga di 2024 Semakin tak Menentu

Sri Utami
11/5/2023 15:48
Posisi Golkar dan Arilangga di 2024 Semakin tak Menentu
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (ketiga kiri) berbincang dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha(Antara)

DIREKTUR Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai manuver Partai Golkar yang dilakukan semakin intensif disebabkan karena belum adanya kejelasan koalisi hingga hari ini. 

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sebelumnya telah dibentuk oleh Golkar, PPP, dan PAN sudah dapat dikatakan sudah tidak sejalan dan besar kemungkinan akan bubar. 

“Jadi Golkar harus cari manuver baru salah satunya menawarkan untuk bergabung dengan capres dan menawarkan diri jadi cawapres tapi kalau ke Ganjar menurut saya tidak mudah bagi Airlangga,” ujar Djayadi di Jakarta, Kamis (11/5)

Sulitnya Airlangga untuk merapat ke calon presiden yang diusung PDIP Ganjar Pranowo disebabkan karena PAN terlebih dahulu sudah menawarkan Erick Thohir ke PDIP. Selain itu bisa jadi Ganjar yang merupakan nasionalis akan memperhitungkan calon dari kalangan religius seperti dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

Baca juga : Gerindra Lebih Pilih Cak Imin Dibanding Airlangga untuk Dampingi Prabowo

“Ganjar bisa jadi mengambil orang dari NU untuk memperkuat suara Islam karena dia nasionalis sedangkan Airlangga juga nasionalis jadi tidak pas, tidak ada faktor saling melengkapi,” jelasnya. 

Sikap politik Airlangga yang merapat kepada capre Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai tepat karena dari segi elektabilitas antara Prabowo-Airlangga dan Prabowo-Muhaimin Iskandar cukup baik atau tidak berbeda jauh. Hanya saja semua kembali pada pilihan Prabowo untuk memastikan perhitungan kemenangannya pada pemilu 2024.

Baca juga : Golkar Beri Sinyal Dukung Prabowo Capres

“Masalahnya Prabowo lebih pilih Imin untuk kemenangan, artinya memperhitungkan unsur saling melengkapi yang dikedepankan. Kedua Prabowo dan Imin sudah bentuk koalisi sejak awal. Jadi posisi Imin lebih kuat dari Golkar yang belakangan datang. Dari segi elektabilitas tidak beda jauh tapi dari segi kelengkapan secara ideologis lebih cocok dengan Imin,” jelasnya. 

Tapi jika Prabowo memilih Airlangga menjadi cawapresnya dan Imin legawa untuk tidak menjadi cawapres maka akan ada konsesi politik antara Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartarto

“Apakah Prabowo ke Airlangga? karena bukan hanya soal elektabilitas tapi harus ada unsur saling melengkapi dan siapa yang lebih dulu bentuk koalisi. Kalau soal logistik Golkar mungkin lebih kuat,” imbuhnya

Sementara itu Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam menilai manuver Golkar dan PKB mengindikasikan mulai terjadinya benturan kepentingan antara Golkar dan PKB dalam memperebutkan posisi cawapres Prabowo. Di satu sisi PKB sudah membangun komunikasi sejak awal melalui skema KKIR, namun proposal cawapres Cak Imin belum dikabulkan Prabowo hingga saat ini.

“Di sisi yang lain, Golkar yang sudah kelimpungan pasca bubarnya KIB dan dideklarasikannya Ganjar oleh PDIP, mencoba menelikung dengan mengambil jatah Cawapres Prabowo yang sudah lama diincar PKB. Hal ini menegaskan bahwa akan ada salah satu pihak yang menjadi korban dalam proses negosiasi posisi cawapres Prabowo,” ungkapnya. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya