Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Tidak Ada Adu Kuat PKB-Golkar untuk Jadi Cawapres Prabowo

Sri Utami
11/5/2023 13:47
Tidak Ada Adu Kuat PKB-Golkar untuk Jadi Cawapres Prabowo
Prabowo Subianto merangkul Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartarto.(Antara)

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan kedekatan antara PKB dan Partai Golkar hanya sebatas komunikasi politik. Menurutnya, tidak ada adu kuat antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk menjadi pendamping calon presiden Gerindra Prabowo Subianto untuk pemilu 2024.

“Itu bukan adu kuat tapi komunikasi politik. Gerindra dan PKB kan sudah punya koalisi. Dalam kerja sama itu antara keduanya berbunyi bahwa capres dan cawapres diputuskan bersama oleh Prabowo dan Cak Imin dan mereka punya konsep membangun indonesia secara bersama dengan semangat gotong royong,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (11/5).

Dari awal, sambung dia, Gerindra dan PKB sudah sepakat mengajak parpol lain untuk berjuang bersama. Hal itu diimplementasikan oleh PKB dengan menjalin komunikasi intens dengan Golkar.

Baca juga: Golkar Beri Sinyal Dukung Prabowo Capres

“Saya rasa komunikasi dengan golkar dalam rangka implemenasi semangat itu. Jadi ini bagian dari komuniasi strategis bersama. Kita duduk bareng dalam kerja sama gerindra 13 Agustus 2022 putusan itu dilakuan bersama. Kita bersyukur kalau ada tambahan partai karena dari awal sudah seperti itu kesepakatannya,” paparnya.

Sementara itu, pakar politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ridho Al-Hamdi menuturkan ada tiga partai yang punya magnet besar dan punya potensi mengusung calon presiden yakni PDI Perjuangan, Gerindra dan Golkar.

Baca juga: Golkar bertemu PKB, Begini Respons PAN terkait Kemungkinan Golkar Gabung KKIR

Partai Gerindra yang sejak awal mengusung ketua umumnya Prabowo Subianto bisa mengajak ketua umum partai lain yang menjadi koalisinya seperti PKB untuk menjadi calon wakil presiden. Hal ini lebih realistis dibandingkan Gerindra meminang golkar yang juga merupakan partai besar dan memiliki suara yang juga besar.

“Kalau seandainya Prabowo mau mengajak golkar agak berat. Sama halnya PDIP dealnya dengan partai menengah karena tidak gampang termasuk gerindra dengan golkar. Karena sama-sama partai besar. Kalau seandainya golkar mau jadi cawapres syarat-syaratnya lebih besar karena 11-12 suaranya,” ungkapnya.

Sedangkan bagi PKB, mereka akan bersikap lebih sadar diri karena jumlah suara relatif kecil dan merupakan partai papan tengah. Prabowo juga pasti akan mempertimbangakan pengaruh PKB dengan suara Nahdlatul Ulama yang besar termasuk dan golkar yang memiliki basis tertentu sehingga sulit untuk melepas keduanya.

“Tentu saaat ini Prabowo mencari strategi, mencari cawapres, mungkin porsi di kabinet untuk PKB lebih banyak. Walau pun cawapres posisi simbol dan golkar juga partai besar butuh simbol dan bagaimana pun golkar partai besar dan punya urut suara tiga. Bisa jadi di detik akhir dealnya menurunkan posisi tawar,” tandasnya. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya