Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SAFARI politik Anies Baswedan kerap diwarnai aksi penolakan dari sejumlah pihak. Baru-baru ini saat melakukan safari politik di Bandung, Jawa Barat hari Minggu (22/01) lalu, Anies Baswedan mendapatkan penolakan dari sekelompok masyarakat. Mereka mengklaim berasal dari organisasi bernama Gerakan Masyarakat dan Mahasiswa Bandung Lautan Api.
Penolakan tersebut sempat diwarnai aksi unjuk rasa. Mereka menganggap Anies Baswedan, bakal calon presiden yang diusung Partai NasDem, telah mencuri start kampanye pemilu 2024.
Pakar politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai masyarakat Indonesia masih belum siap berdemokrasi. Hal tersebut dikarenakan banyak kelompok-kelompok yang belum bisa menerima perbedaan.
"Demokrasi kita kan belum substansial juga, masih sekedar formalistik, demokrasi prosedural. Yang artinya apa? Secara demokrasi yang menerror dan mengancam safari Anies itu kan belum siap berbeda. Belum siap untuk menerima perbedaan," jelasnya kepada Media Indonesia Kamis (26/01).
Baca juga: DPR Apresiasi Sikap Pemerintah Pertahankan Sistem Proporsional Terbuka
Tidak hanya di Bandung, Jawa Barat, aksi penolakan sejenis ini juga sempat terjadi beberapa kali. Di antaranya saat Anies melakukan safari politik di Solo, Jawa Tengah (25/12/22) dan Aceh (03/12/22).
Menurut Ujang, tujuan dari kelompok-kelompok yang menolak safari politik Anies Baswedan tidak lain dan tidak bukan adalah sekelompok masyarakat yang ingin menggagalkan tujuan politik Anies. Mereka dianggap ingin menjatuhkan posisi Anies, bahkan lebih parahnya bisa saja bertujuan untuk menggagalkan Anies berlaga di Pemilu 2024 mendatang.
"Bahkan skenario besarnya adalah agar Anies tidak bisa mendapatkan tiket, tidak bisa mendapatkan perahu, tidak bisa menjadi capres agar gugur di tengah jalan, tidak sampai mendapatkan dukungan koalisi partai. Saya sepakat kalau masyarakat harusnya menyampaikan dengan cara-cara yang baik. Tapi di kita ini tidak. Mengerjai, menerror, mendiskreditkan, ini menjadi hal yang keliatannya rutin dilakukan kelompok tertentu untuk menjegal lawan politik," tambahnya.(OL-4)
Jika PPP ingin kembali eksis, sudah sewajarnya harus membuka diri dengan merangkul semua pihak
ANIES Baswedan turut menjadi salah satu tokoh ternama yang melayat Ibrahim Sjarief Assegaf. Sosok Ibrahim, suami Najwa Shihab meninggal dunia pada Selasa, (20/5) siang.
KABAR Ibrahim Sjarief Asegaf, suami Najwa Shihab meninggal dunia, menjadi perhatian banyak kalangan. Beberapa tokoh ikut melayat seperti Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan.
Cari tahu partai politik Anies Baswedan! Telusuri perjalanan karir politiknya, dari akademisi hingga tokoh publik. Informasi lengkap dan relevan di sini!
Kisah cinta masa muda Anies Baswedan akan segera diangkat ke layar lebar lewat film bertajuk Senyum Manies Love Story.
Cari tahu partai politik yang menaungi Anies Baswedan! Temukan fakta menarik dan perjalanan politiknya di sini.
Bayu melaporkan bahwa struktur kepengurusan baru telah terdaftar secara resmi melalui Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-0000825.AH.01.08.TAHUN 2025.
Dalam konteks Indonesia, kebijakan publik sering kali menjadi paradoks yang menyakitkan, alih-alih menyelesaikan masalah justru melahirkan konflik baru.
KETUA Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar, menegaskan bahwa hak politik Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai warga negara dilindungi oleh undang-undang.
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
PPP yang melirik figur di luar partai untuk jadi ketum juga imbas tidak berjalannya kaderisasi. Figur di luar partai yang berduit juga diperlukan untuk kebutuhan partai.
"Dari segi teoretis dan data empiris, pemilu yang baru dilaksanakan ini justru merugikan kualitas demokrasi."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved