Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh menekankan pentingnya membangun estafet tongkat kepemimpinan yang efektif pascaberakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2024. Sebagai partai, NasDem saat ini terus mempersiapkan proses kesinambungan peralihan kepemimpinan yang akan datang tersebut.
"Tugas kita membangun kesinambungan kepemimpinan nasional," ungkap Surya saat menyampaikan pidato politiknya dalam puncak peryaan HUT ke-10 Partai NasDem yang berlangsung di Kompleks Akakademi Bela Negara (ABN), Jakarta, Kamis (11/11). Dalam kesempatan itu, Surya menjelaskan bahwa dorongan dari kader NasDem di daerah untuk kembali memajukan Jokowi sebagai presiden sangatlah kuat.
Namun, Surya menegaskan bahwa NasDem dan Jokowi memiliki komitmen untuk sama-sama menjaga dan menghormati konstitusi. "Kalau saja konstitusi kita tidak membatasi masa jabatan presiden 2 kali, saya tidak perlu lagi menjawab pertanyaan para kader ini. Saya pasti jawab Jokowi. Tapi kita punya komitmen yang sama, Presiden Jokowi juga punya moralitas komitmen yang sama untuk menghargai konstitusi," tegas Surya.
Surya meyakini bahwa di akhir masa jabatannya, Jokowi akan menorehkan tinta emas yang akan dikenang sepanjang masa. Oleh karena itu, selain membangun proses peralihan kepemimpinan yang efektif, Surya menegaskan bahwa NasDem juga akan terus mengawal pemerintahan Jokowi hingga tuntas.
NasDem memiliki tugas untuk megawal kepemimpinan Presiden Jokowi agar administratif jalannya pemerintahan tetap efektif sampai akhir masa jabatan. "Ini harus dikawal sepenuhnya dengan seluruh komitmen, kejujuran hati kita, kesiapan kita," ungkap Surya.
Baca juga: Presiden: Indonesia telah Menjadi Bangsa yang Disegani
Dalam kesempatan tersebut, Surya juga mensyukuri pencapaian NasDem di usianya yang ke-10. Menurutnya, 10 tahun merupakan masa singkat bagi satu institusi parpol. Banyak pelajaran yang bisa dipetik oleh NasDem dalam perjalanannya. "Dari kesalahan, kesilapan, kebodohan yang pernah kita alami bersama, kita tetap meneguhkan komitmen kita untuk tetap konsisten membawa gerakan perubahan untuk merestorasi Indonesia," ungkapnya. (OL-14)
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
SEJUMLAH partai politik menyatakan penolakannya terhadap Putusan MK Nomor 135/PUU-XXII/2024 soal pemisahan pemilihan umum (pemilu) nasional dan daerah atau lokal.
PUTUSAN Mahkamah Konstitusi No. 135/PUU-XXII/2024 tentang pemisahan pemilu nasional dan pemilu lokal menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
MAJELIS Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) akan mengadakan Rakornas I & Silaknas 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada 10-11 Juli 2025.
KETUA Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menerima para pencipta lagu mars dan himne NasDem di NasDem Tower, Rabu (2/7/2025).
PARTAI NasDem mengusulkan kepada pemerintah untuk menaikkan dana alokasi kepada partai politik yang berasal dari APBN.
Atau seperti sejumlah kasus yang menyangkut keluarga Jokowi sebelumnya, termasuk Bobby, yang katanya didalami tapi hingga kini tak jelas penindakannya?
PAKAR Telematika, Roy Suryo telah selesai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya terkait laporan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) soal tudingan ijazah palsu.
POLDA Metro Jaya menjadwalkan klarifikasi terhadap Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo pada Kamis (3/7), terkait dengan tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan salam dari Presiden RI Prabowo Subianto kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Momen itu terjadi saat Luhut menjenguk Jokowi di Bali.
Luhut mengungkapkan bahwa dirinya dan Presiden Prabowo Subianto merasa sedih karena masih ada pihak-pihak yang terkesan melupakan jasa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Kenapa mereka berani mengusutnya? Apakah memang penegak hukum sudah kembali ke jalur yang semestinya dalam menegakkan hukum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved