Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DENSUS 88 Anti-teror Polri membongkar adanya aliran pengumpulan dana dari kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) sejak 2014 lalu. Dari penemuan tersebut, diketahui dana yang telah terkumpul mencapai hingga ratusan miliar rupiah.
“Total aliran dana yang berhasil dikumpulkan melalui bantuan yayasan dan masyarakat sekitar Rp124 miliar lebih,” ucap Kadiv Humas Polri, Irjen. Argo Yuwono dalam keterangan resminya, kemarin.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa Syam Organizer menjadi salah satu yayasan yang memberikan dana tersebut. Dari total Rp124 miliar dana yang terkumpul, sebanyak Rp1,2 miliar telah disalurkan ke kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
Berdasarkan data yang telah dihimpun, dana ratusan miliar tersebut diperoleh dari perusahaan logistik dengan nama PT SM sebesar Rp370 juta, dari Syam Organizer Rp1,9 miliar lebih, dari perusahaan logistik PT SJA senilai Rp67 juta, serta aliran dana dari dua rekening berbeda sebesar Rp1,2 miliar.
“Ada aliran dana sebesar Rp1,2 miliar dari rekening FS dan RB,” terangnya.
Selain itu, ada juga aliran dana yang bersumber dari BM ABA sebesar Rp104 miliar lebih serta dana dari sumber lainnya.
Diketahui, dana tersebut telah digunakan untuk pembelian sebidang tanah di Pulau Kangean, Jawa Timur senilai Rp16,814 miliar dan biaya operasional lainnya.
Sebelumnya, 53 terduga teroris yang ditangkap oleh Polri di 11 Provinsi Indonesia, berencana melakukan aksi terornya saat Hari Kemerdekaan Indonesia atau 17 Agustus 2021 lalu.
Baca juga : Dakwaan Korporasi Jiwasraya Jadi Evaluasi Perkara ASABRI
Hal tersebutl diketahui dari keterangan para tersangka yang ditangkap saat dilakukan pemeriksaan oleh penyidik Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
"Ini sesuai keterangan daripada beberapa tersangka yang kami tangkap memang kelompok JI dia ingin menggunakan momen 17 Agustus atau Hari Kemerdekaan," kata Argo dalam jumpa pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (20/8).
Lebih lanjut dijelaskan, aksi atau rencana teror tersebut mampu digagalkan oleh Densus 88 sebelum rencana teror dilakukan. Lantaran Densus 88 telah melakukan upaya penindakan sejak 12 Agustus hingga 17 Agustus kemarin
"Ini sudah sebelumnya, kami tangkap beberapa orang, 53 orang di 11 provinsi, mulai dari 12 Agustus hingga 17 Agustus," jelasnya.
Adapun barang bukti yang diamankan di antaranya ada kotak amal, ada kotak infaq, senjata api (senpi) rakitan, ada peluru dan pistol. Kemudian, ada beberapa buku-buku, dan beberapa peluru yang sudah ditempatkan satu tempat dan peluru-peluru tersebut memiliki kualitas yang bagus.
Selain itu, ada beberapa kaleng tempat untuk menyimpan uang. Lalu ada foto yang disita dan digunakan sebagai alat bukti.
"Tentunya ini dari Densus 88 telah melakukan lidik panjang dan lama. Jadi sudah mempunyai alat bukti, di dalam melaksanakan kegiatan ini," tutupnya. (OL-2)
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
GURU Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Mirra Noor Milla menyatakan Indonesia berhasil menekan aksi terorisme dengan mencatatkan nol serangan dalam dua tahun terakhir.
Insiden mengerikan terjadi saat perayaan kemenangan Liverpool di Liga Premier Inggris. Ketika sebuah mobil menabrak supporter
Jerman enggan mengkritisi Israel karena tanggung jawab sejarah. Namun, ia mengaku tak bisa lagi memahami tujuan Zionis di Gaza.
REMAJA 18 tahun bernama Muammar, ditangkap oleh pihak Datasemen Khusus (Densus) 88 saat sedang membeli air galon, Sabtu (24/5) petang karena diduga terlibat aktivitas terorisme.
MENTERI Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri), Tito Karnavian, menyampaikan pidato kunci dalam forum internasional bertema keamanan global yang diselenggarakan di Doha, Qatar.
KELOMPOK Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bidang Kerjasama Internasional Darmansjah Djumala menegaskan pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) pantas diapresiasi.
Yusril Ihza Mahendra menyebut pemerintah sudah mencoba membuka akses komunikasi dengan mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI), Encep Nurjaman alias Hambali
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan mendukung proses deradikalisasi yang lebih holistik.
LIMA narapidana kasus terorisme (napiter) Lapas Surabaya di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur berikrar setia pada NKRI, Selasa (31/12).
Presiden Prabowo Subianto, menurut Yusril, merupakan pemimpin yang berjiwa besar dan pemaaf.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengajak para eks anggota JI untuk memperkokoh ideologi Pancasila,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved