Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
MENDUDUKI 128 kursi di parlemen, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merupakan satu-satunya partai yang bisa mengusung calon presiden (capres) tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri pun memiliki dua nama potensial yang bisa diusung menjadi capres 2024. Pertama, Ketua DPR RI Puan Maharani, lalu kedua ialah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, yakni Adjie Alfaraby, memaparkan skenario risiko pilihan Megawati kepada Puan atau Ganjar terhadap peluang kemenangan PDIP di Pilpres 2024. Menurut Adjie, keduanya memiliki dampak komplikasi yang tidak mudah bagi PDIP.
Baca juga: Sekjen PDIP Sebut Soal Capres Hak Preogratif Megawati
"Megawati dihadapi oleh dua pilihan dilematis terkait siapa tokoh yang akan diusung PDIP sebagai capres 2024," ujar Adjie dalam pemaparan secara daring, Kamis (17/6).
Berdasarkan survei tersebut, elektabilitas Ganjar sebesar 15,5%, atau jauh mengungguli Puan yang hanya memiliki elektabilitas sebesar 2%. Apabila Megawati tetap ingin mencalonkan Puan sebagai capres 2024, peluang PDIP untuk menang tergolong kecil. Sehingga, PDIP akan kehilangan kontrol terhadap pemerintahan.
"Elektabilitas Puan masih rendah. Risiko capres PDIP dapat dikalahkan dan tidak lagi mengontrol pemerintahan, jika Puan sebagai capres," pungkas Adjie.
Sementara itu, jika posisi Puan digeser menjadi calon wakil presiden (cawapres), Adjie menyebut PDIP kemungkinan berkoalisi dengan Gerindra, yang akan mencalonkan Prabowo Subianto sebagai presiden. Opsi ini juga tidak akan menguntungkan bagi PDIP, karena secara langsung telah memberikan panggung kepada Gerindra.
Baca juga: Puan vs Ganjar, Trah Megawati Berupaya Jegal Lawan Politik
Lalu, jika Megawati memilih Ganjar sebagai capres 2024, lanjut Adjie, potensi PDIP untuk memenangkan Pilpres 2024 sangat besar. Dengan tingkat popularitas Ganjar sebesar 59% dan elektabilitas 15,5%, Ganjar hanya bisa disaingi oleh capres kuat lain. Misalnya, Prabowo dan Anies Baswedan.
"Namun jika ganjar terpilih sebagai Presiden 2024, maka Ganjar potensial menjadi Ketua Umum PDIP berikutnya. Apakah Megawati Rela?" tuturnya.
Dalam survei ini, Prabowo masih menjadi tokoh dengan elektabilitas tertinggi sebagai capres 2024, dengan capaian 23,5%. Dikuti Ganjar sebesar 15,5%, Anies Baswedan 13,8%, Sandiaga Uno 7,6%, Airlangga Hartarto 5,3%, Agus Harimurti Yudhoyono 3,8%, Puan Maharani 2%, Erick Tohir 1,9% dan Moeldoko 0,1%.(OL-11)
Ia melukis Ketua Umum PDIP itu, beberapa tahun silam di Jakarta. Sekitar 5 jam ia menuntaskan lukisan mini itu dengan harapan kelak pada waktunya dapat diserahkan pada Megawati.
Apakah itu juga pertanda inilah akhir episode 'petualangan' politik Jokowi pascalengser dari kursi kekuasaan yang sebelumnya sarat dengan cawe-cawe?
Akankah ancaman terkini senasib dengan ancaman-ancaman sebelumnya? Bukan janji tapi sekadar basa-basi? Jika benar dia akan merombak kabinet, siapa saja yang bakal diganti?
Adapun pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri di Upacara Pancasila berlangsung sangat akrab dan kekekuargaan.
Pertemuan tersebut dilakukan sebelum upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, hari ini.
Apakah semua ini mengonfirmasi bahwa ada matahari kembar di tampuk kekuasaan? Juga, akankah Prabowo akan mulai berpaling dari Jokowi setelah bertemu Megawati?
Secara umum dia mengatakan bahwa Megawati ingin supaya partai berlambang kepala banteng itu tetap solid secara organisasi dengan memiliki frekuensi yang sama.
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung mengenang sosok almarhum Kwik Kian Gie sebagai ekonom yang konsisten berpihak kepada rakyat dan tidak pernah lelah memperjuangkan kepentingan publik
Kwik Kian Gie meninggal dunia pada Senin (28/7) malam di usia 90 tahun.
Politikus PDIP Guntur Romli merespons vonis 3,5 tahun penjara yang dijatuhkan kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Politisi PDIP Guntur Romli mengaku tidak kaget dengan vonis 3,5 tahun penjara yang dijatuhkan kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Sebelum menyebut Gerindra dan PDIP sebagai kakak beradik, Prabowo terlebih dahulu menyinggung semboyan dari Presiden ke-1 RI Soekarno, yang merupakan kakek Puan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved