Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

KPK Geledah Rumah Dinas Edhy Prabowo

Dhika Kusuma Winata
02/12/2020 20:15
KPK Geledah Rumah Dinas Edhy Prabowo
.(ANTARA/Fakhri Hermansyah)

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar menggelar penggeledahan dalam kasus dugaan suap ekspor benih lobster yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan nonaktif Edhy Prabowo. Kali ini, penyidik menggeledah rumah dinas Edhy Prabowo di kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan.

"Saat ini penyidik KPK sedang melakukan kegiatan penggeledahan di rumah jabatan Menteri KKP. Kegiatan dimaksud masih berlangsung. Perkembangannya akan kami infokan lebih lanjut," kata Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri, Rabu (2/12) malam.

Masih dalam kasus ekspor benur, penyidik juga menggeledah rumah tersangka Direktur PT Dua Putra Perkasa (PT DPP) Suharjito, kantor serta gudang PT DPP di Bekasi, Jawa Barat. Penggeledahan digelar Selasa (1/12) hingga Rabu (2/12) dini hari.

Dari penggeledahan itu, KPK mengamankan barang bukti dalam antara lain dokumen izin ekspor benur. Penyidik juga menemukan dokumen transaksi keuangan yang diduga terkait pemberian suap ke Edhy Prabowo.

"Barang yang ditemukan dan diamankan di antaranya dokumen terkait ekspor benih lobster, dokumen transaksi keuangan yang diduga terkait dengan dugaan pemberian suap, dan bukti-bukti elektronik lain," imbuh Ali Fikri.

Dalam beberapa hari terakhir KPK sudah menggeledah sejumlah lokasi. Penggeledahan di kantor PT Aero Citra Kargo (ACK) di kawasan Jakarta Barat, Selasa (1/12) kemarin, penyidik telah menyita sejumlah dokumen ekspor dan bukti elektronik.

Pada Jumat (27/11) pekan lalu, penyidik KPK menggeledah beberapa ruangan di kantor KKP. Penyidik menemukan dan mengamankan uang tunai dalam bentuk rupiah dan mata uang asing. Penyidik juga menyita barang bukti elektronik.

KPK menetapkan tujuh tersangka dalam kasus itu yakni Menteri Edhy Prabowo, dua Staf Khusus Menteri KKP yakni Safri dan Andreau Pribadi Misata, staf istri Menteri KKP Ainul Faqih, pengurus PT Aero Citra Kargo Siswadi, Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito, dan sekretaris pribadi Edhy, Amiril Mukminin.

Edhy diduga menerima suap dari pengusaha berkaitan perizinan ekspor benur dan membelanjakan uang tersebut membeli barang-barang mewah saat berada di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya