Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Penyebab Ekspor Indonesia Turun 6,65%

Faustinus Nua
15/7/2024 20:47
Ini Penyebab Ekspor Indonesia Turun 6,65%
Operator crane memindahkan peti kemas dari mapal kargo ke truk di Terminal Teluk Lamong, Surabaya(Antara)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 20,84 miliar pada Juni 2024 secara month to month (mtm). Angka tersebut turun 6,65% dibandingkan Mei 2024, meski masih tumbuh 1,17% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Turunnya ekspor Indonesia didorong oleh sektor non-migas seperti komoditas bijih logam serta terak dan abu yang turun 98,32% dengan andil terhadap ekspor nonmigas 4,57%. Begitu juga logam mulia dan perhiasan permata yang turun 45,76% dengan andil ekspor nonmigas 1,97%, serta nikel turun 25,20% dengan andil ke ekspor nonmigas sebesar 0,96%.

Pengamat ekonomi Yanuar Rizky menilai setidaknya ada dua faktor penyebab ekspor Indonesia turun di bulan Juni 2024. Pertama faktor eksternal yaitu melemahnya ekonomi Tiongkok, sehingga turut berdampak pada sektor perdagangan di kawasan.

Baca juga : Batam Sumbang 76% Kegiatan Ekspor Provinsi Kepri

"Dari sisi output melemahnya ekonomi Tiongkok sebagai mitra dagang ekspor," ujarnya kepada Media Indonesia, Senin (15/7).

Faktor kedua yakni faktor internal karena adanya pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini berdampak pada harga bahan baku impor yang cukup tinggi.

"Dari sisi input naiknya biaya impor bahan baku akibat pelemahan nilai tukar," imbuhnya.

Baca juga : Kabar Optimis dari Pelindo 3: Kinerja Positif di Tengah Pandemi

Lebih lanjut, kata Yanuar, turunnya ekspor Indonesia bisa berdampak ke berbagai sektor. Pendapatan Indonesia akan berkurang, sementara kebutuhan impor di tengah melemahnya nilai tukar rupiah kian memberatkan ekonomi. 

"Dampaknya, ya mengarah ke PHK," tambahnya.

Meski demikian, neraca perdagangan Indonesia sejauh ini masih surplus. Di Juni 2024, Indonesia mengalami surplus US$2,39 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$4,43 miliar, meski tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$2,04 miliar.(Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya