Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Tak Bisa Dilihat hanya dari Biaya

Golda Eksa
18/11/2019 09:20
Tak Bisa Dilihat hanya dari Biaya
Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini.(MI/ROMMY PUJIANTO)

KEMENDAGRI ingin evaluasi sistem pilkada langsung. Tanggapan Anda?

Evaluasi atas penyelenggaraan pilkada langsung merupakan suatu keniscayaan karena merupakan bagian tidak terpisahkan dari aktivitas pascapemilihan. Bagaimana pada fase ini kita melakukan kajian untuk merangkum berbagai kelemahan dan kelebihan yang ada sehingga bisa menghasilkan tawaran kebijakan dan juga praktik pelaksanaan yang lebih baik lagi saat pemilihan mendatang.

 

Setujukah pilkada digelar secara asimetris?

Pilihan pilkada asimetris bukan sesuatu yang baru. Pilkada Aceh dengan keberadaan partai politik lokal dan persyaratan pencalonan yang khas, Pilkada DKI tanpa pilwako dan pilbub, serta Pilkada Yogyakarta tanpa pilgub adalah pilihan-pilihan asimetris yang sudah kita jalankan. Hanya pilihan itu tidak lepas dari konteks dan pertimbangan matang soal keistimewaan, sejarah, kondisi sosial, dan juga kemasyarakatan di masing-masing daerah itu. Bukan sekadar alasan menyederhanakan sistem rekrutmen politik daerah. Pertimbangan dan indikator pilihan (pilkada asimetris) itu yang harus dirumuskan dengan komprehensif, terbuka, transparan, dan akuntabel oleh pembuat kebijakan.

 

Menurut Perludem konsep pilkada mana yang menelan biaya politik besar, apakah pilkada langsung atau tidak langsung?

Perbandingan pembiayaan pilkada langsung dan tidak langsung harus dilakukan secara proporsional. Membandingkan fasilitasi hak rakyat untuk terlibat dalam penentuan sirkulasi elite dan pengisian posisi-posisi publik yang ada tidak bisa hanya dilihat dari berapa ongkos yang keluar untuk membiayainya, tetapi harus dilihat pula sebagai bagian dari membangun kualitas dan perilaku politik warga dalam membangun fungsi kontrol untuk membangun dan terlibat dalam tata kelola pemerintahan. Dalam praktik sebelum pilkada langsung, pilkada di DPRD melahirkan praktik traksaksional dan sandera terhadap calon dalam ruang gelap yang elitis dan minim kontrol publik. Akhirnya tujuan efektivitas dan transparansi pun jadi tidak tercapai.

 

Bagaimana seharusnya pemerintah melakukan evaluasi terhadap sistem pilkada langsung yang dianggap memakan biaya politik tinggi?

Kita sudah sama-sama tahu apa yang jadi masalahnya, hanya saja pembuat kebijakan belum pernah tuntas untuk sungguh-sungguh mengambil kebijakan yang benar-benar bisa menjawab persoalan yang ada. (Gol/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya