Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Surya Paloh: Keputusan Bulat MK Tutup Ruang Upaya Disharmonisasi

Dero Iqbal Mahendra
27/6/2019 23:15
Surya Paloh: Keputusan Bulat MK Tutup Ruang Upaya Disharmonisasi
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh(MI/PIUS ERLANGGA)

KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkapkan apresiasi atas keputusan bulat dari Mahkamah Konstitusi (MK). Menurutnya, dengan keputusan bulat tersebut akan menutup ruang bagi pihak pihak yang mungkin mencoba memanfaatkan untuk menciptakan disharmonisasi.

"Hal yang paling menarik adalah keputusan tersebut diputusakan secara bulat, tidak ada disenting opinion disana. Ini akan lebih memperkokoh dari upaya yang mencoba memanfaatkan, katakanlah pemahaman yang tidak sesuai dan menciptakan disharmonisasi bisa kita hindarkan," tutur Surya Paloh di Halim Perdanakusumah Jakarta, Kamis (27/6) malam.

Surya meyakini bahwa keputusan bulat dari seluruh hakim MK mempertegas bahwa keputusan tersebut yang paling tepat dan adil dari sebuah keputusan. Surya Paloh juga menyampaikan bahwa keputusan MK merupakan suatu keputusan final sehingga semua pihak harus menghormati keputusan tersebut meski ada yang kalah dan ada yang menang.

Ia juga mengapresiasi pernyataan dan sikap dari Prabowo atas keputusan MK tersebut yang akan menerima keputusan MK.

"Dari sisi Prabowo telah memberikan sambutannya dan menghargai dan menerima hasil keputusan dari MK. Kita juga patut mengapresiasi hal tersebut," tuturnya.


Baca juga: Prabowo Minta Pendukungnya tidak Berkecil Hati


Untuk ke depan, Surya mengungkapkan partai koalisi akan bertemu dan melihat bagaimana tindak lanjut untuk mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf mendatang. Dalam beberapa hari kedepan tentu akan ada penetapan kembali dari KPU dan hal tersebut menuntaskan segala proses hingga nantinya proses pelantikan pada Oktober.

Saat disinggung soal kemungkinan merapatnya partai diluar koalisi, ia berpendapat memang semua harus melihat kepentingan yang lebih besar. Tetapi tidak ada pihak yang dapat memaksakan siapun untuk dapat duduk bersama memajukan negeri ini.

"Jadi tidk boleh terjebak kepada statment rekonsiliasi yang tidak datang dari kesadaran tadi. Rekonsiliasi perlu tetapi tidak ada artinya kalau terjebak pad retorika rekonsiliasi itu sendiri. Kalau hati kita belum terbuka, belum ada kesadaran atau keikhlasan untuk bersama sama, tidak ada artinya rekonsiliasi tersebut," tutur Surya.

Oleh sebab itu tidak boleh hanya melihat dengan pendekatan struktural semata atau pun pendekatan legalistik formal semata. Apa yang diharapkan bukan hanya sebatas kulit semata namun yang terpenting adalah substansi dari rekonsiliasi itu sendiri.

"Siapa yang pernah barang kali pernah menyatakan saya pernah bersalah kepada anda, saya meminta maaf secara gentlement. Mari kita membangun bersama, itu yang bisa dicapai pada titik itu," pungkas Surya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya