Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETUA Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK) Periode 2019-2023 Yenti Garnasih berharap timnya mampu mendapatkan pimpinan KPK yang bisa mengoptimalkan soal tindak pidana pencucian uang (TPPU). Soal pencucian uang ini dinilai menjadi kelemahan KPK saat ini.
"Antara lain, ya TPPU-nya masih lemah, itu pasti akan kita cari yang TPPU-nya yang lebih greng. Kami mau agar asset tracing itu lebih ya. Kan sekarang BLBI itu baru akan aset tracing untuk TPPU, kita akan cari seperti itu," ujar Yenti seusai bertemu dengan pimpinan KPK di Gedung KPK, Jakarta, kemarin.
Dalam pertemuan itu, Pansel KPK dan pimpinan KPK berdiskusi awal terkait dengan beberapa isu strategis yang diharapkan dapat menjadi masukan pansel dalam proses seleksi tersebut.
''Terutama masukan berkaitan dengan kinerja KPK sekarang dan KPK yang diharapkan empat tahun ke depan. Jadi, kita berbicara kendalanya apa, keberhasilannya seperti apa selama ini, dan akan kita tingkatkan di empat tahun ke depan," ujarnya.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang meng-akui lemahnya soal TPPU lantaran memang kekurangan sumber daya manusia. "Harus diakui kita memang belum intens karena kembali lagi, ahlinya perlu banyak, makanya kita menghitungnya hati-hati. Makanya kemarin BPK menyoroti soal barang sitaan. Itu perlu banyak orang, model, dan sistem."
Pada kesempatan itu, Saut menekankan agar Pansel KPK mendapatkan sosok yang berintegritas. Selain itu, sosok yang tidak memiliki tekanan dari pihak lain pun harus diutamakan pansel. "Yang dicari itu ialah orang yang datang dengan Tuhannya, tidak perlu orang lain," ujarnya.
Saut mengungkapkan seleksi calon pimpinan KPK akan berjalan dengan baik tanpa intervensi pada tahap psikotes. Itu diungkapkan berdasarkan pengalamannya ketika mengikuti seleksi dulu.
"Paling tidak sampai 48 besar itu murni hasil otak yang bersangkutan. Paling kalau 10 besar itu baru di DPR," tuturnya.
Seusai berdiskusi dengan pimpinan KPK, Pansel KPK juga bertemu dengan Jaksa Agung Muhammad Prasetyo.
Pada kesempatan itu Jaksa Agung mengatakan pihaknya akan menyodorkan sejumlah nama untuk mengisi pimpinan KPK periode 2019-2023.
"Bagi kejaksaan kan ini kepercayaan. Tentunya karena dipercaya menyodorkan nama, ini bagi kita juga beban. Kita coba untuk mencarikan figur-figur yang terbaik. Itu yang kita lakukan nanti," kata Prasetyo.
Pansel KPK hari ini berencana bertemu dengan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian. (Mir/Faj/X-10)
Polisi akan menjerat Maria Pauline Lumowa tersangka kasus pembobolan BNI senilai Rp1,7 triliun dengan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Berdasarkan surat dakwaan yang dibacakan JPU, setidaknya terjadi 12 transaksi penempatan uang dari perusahaan yang dikendalikan oleh Maria ke PT Aditya Putra Pratama.
SKANDAL Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan penggelapan dengan terdakwa Fikri Salim divonis selama 14 tahun 6 bulan penjara atau setara 174 bulan dan denda Rp5 miliar subsider 6 bulan.
Beberapa aset yang disita ialah 14 sertifikat tanah yang ada di Sumatra dengan nilai sekitar Rp6,9 miliar.
"Kita kembangkan terkait dengan TPPU dan money laundring. Jadi, meskipun sudah P21 tetapi masih ada proses lagi yaitu terkait TPPU-nya,"
Kasus penyelundupan narkoba jenis sabu terungkap pada awal Maret 2021.
Pada dasarnya boleh saja dari penegak hukum, entah itu dari instansi Polri maupun kejaksaan mendaftar jadi capim KPK
Ini masih di ranah kewenangan pansel. Kami di Komisi III kan bersifat menunggu,
DI tengah kerasnya kritik publik terhadap kinerja panitia seleksi (pansel), proses seleksi calon pimpinan KPK terus berjalan dan memasuki tahap akhir.
DPR telah menerima surat dari Presiden Joko Widodo terkait 10 nama calon pimpinan Komisi Pemberantan Korupsi.
Pimpinan KPK lima tahun ke depan harus dapat memaksimalkan aspek tindak pidana pencucian uang yang selama ini kendur.
Namun, Presiden mengingatkan keputusan akhir siapa yang akan menduduki jabatan komisioner KPK diputuskan DPR.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved