Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Akan Mencoblos Pertama Kali, Novaldi Semangat Urus DPTb

Putri Anisa Yuliani
10/4/2019 13:55
Akan Mencoblos Pertama Kali, Novaldi Semangat Urus DPTb
Permohonan form A5 pindah memilih di KPU Badung diwarnai antrean: Ket foto: Permohonan form A5 untuk pindah memilih di KPU Badung diwarnai a(Ilustrasi -- MI/Rutasuryana)

NOVALDI, 19, mengusap peluh yang menetes di dahi sambil sesekali mengipas-ngipaskan lembaran dokumen di tangannya guna mendapat sedikit kesejukan dari teriknya matahari siang ini.

Hadir di kantor KPU Jakarta Pusat sejak pukul 09.00 WIB, ia ikut dalam barisan pengantre yang hendak mendaftarkan kepindahan tempat pemungutan suara (TPS).

Mahasiswa perguruan tinggi swasta yang juga bekerja di sebuah pusat perbelanjaan itu tidak gentar melihat antrean pendaftar yang memanjang dari kantor KPU Jakarta Pusat hingga trotoar jalan.

Pria asal Cirebon, Jawa Barat, itu ingin menggunakan hak suaranya untuk pertama kali pada Pemilu tahun ini di Jakarta Pusat, tempat domisili sementaranya. Sebab, ia tak diperbolehkan cuti pada hari pencoblosan 17 April mendatang.

"Ini pemilihan presiden pertama saya. Jadi bersemangat sekali. Memang capek, panas, tapi puas karena nanti bisa mencoblos. Bisa pamer jari bertinta ke teman di kampung," kata Novaldi saat ditemui Media Indonesia, Rabu (10/4).

Baca juga: Ini 4 Kondisi yang Masih Bisa Urus Pindah Memilih

Awalnya, Novaldi ingin golput alias tidak memilih begitu tak mendapat cuti. Padahal, ia sudah mengajukan cuti sejak bulan Maret.

"Dari kerjaan hanya membolehkan dua orang yang cuti dalam satu hari. Dua orang teman saya mengajukan cuti mau pulang nengok orangtua yang sakit sekalian nyoblos. Kalau saya kan cuma nyoblos aja, orangtua masih sehat. Jadi yang diberi kesempatan yang mau jenguk orangtua sakit," terangnya.

Ia pun pesimis untuk bisa memilih karena tidak kebagian cuti. Sempat ingin mendaftar perpindahan TPS pada gelombang pertama yang ditutup 17 Maret lalu tapi diurungkan karena tidak mendapat cuti.

"Sejak tahu dibuka lagi, ya saya langsung bergegas minta orang rumah kirim salinan KK pakai jasa ekspedisi. Karena syaratnya harus ada itu, sama KTP-e dan surat tugas dari kantor serta bukti sudah terdaftar di DPT," tutur Novaldi.

Semangat mendaftar DPTb itupun ditularkan ke teman-teman seperantauannya. Namun, cukup sulit karena melihat panjangnya antrean di kantor KPU.

"Teman di indekos saya ada tiga dari luar DKI. Rata-rata malas karena antrenya panjang. Padahal dari kantor sudah kasih dispensasi masuk lebih siang untuk daftar ini. Mereka malah mau golput," ujarnya.

Terlepas dari isu negatif kedua paslon presiden dan wakil presiden, Novaldi menyebut setiap warga harus menggunakan hak pilihnya.

"Karena akan jadi tanggung jawab kita semua mengawal pemerintahan baik dipimpin sama orang yang kita dukung maupun bukan," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya