Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Formappi: Jangan Pilih Kader Partai yang Korupsi

M Taufan SP Bustan
03/4/2019 20:40
Formappi: Jangan Pilih Kader Partai yang Korupsi
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus.(MI/Rommy Pujianto)

PENELITI Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), Lucius Karus, mengatakan dirinya sangat setuju jika kader partai yang terbukti korupsi atau menerima suap tidak layak dipilih lagi demi parlemen yang kredibel.

Menurutnya, nalar sehat seharusnya seperti itu.

"Saya sepakat lah dengan itu," terang Lucius saat dimintai keterangan Media Indonesia melalui sambungan telepon sululer di Jakarta, Rabu (3/4).

Dia menyebutkan, jika sudah diduga apalagi disertai bukti menerima suap, mestinya tidak ada setitik alasan tersisa untuk terus mendukung orang tersebut dalam pemilu.

"Jangankan yang sudah ketahuan suap, mereka yang tampaknya potensial juga bisa terjebak dalam praktek serupa, juga mestinya tak perlu dipilih demi integritas pemilu kita," ujarnya.


Baca juga: Pemilu bukan untuk Perpecahan


"Mereka yang potensial itu seperti caleg petahana yang tidak melaporkan LHKPN, caleg mantan napi koruptor, dan lainnya," tegas Lucius.

Dia menjelaskan, mestinya siapa pun bisa menjadi politikus. Bukan soal latar belakang pekerjaannya, tetapi bagaimana integritasnya.
Integritas itu, lanjut Lucius, teruji dalam rangkaian perjalanan dia selama bekerja, baik sebagai prodesional maupun sebagai kader.

"Itu lah tugas partai, untuk memastikan kader-kadernya berintegritas. Itu bisa dinilai jika ada proses kaderisasi serius dan panjang di parpol," ungkapnya.

Lucius menambahkan, yang korupsi di DPR selama ini umumnya orang kaya.

"Namun, bukan soal kaya atau miskin tapi soal integritas," tandasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya