Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Istilah Berlebaran di TPS Bentuk Intimidasi Gaya Orba

Micom
30/3/2019 10:15
Istilah Berlebaran di TPS Bentuk Intimidasi Gaya Orba
Politikus PKB Lukman Edy(MI/RAMDANI)

POLITIKUS Partai Kebangkitan Bangsa(PKB) Lukman Edy menilai wacana berlebaran di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang disuarakan capres 02 Prabowo Subianto, merupakan istilah lain dari wisata Al Maidah pada Pilkada DKI 2017 yakni adanya suatu kelompok pendukung yang melakukan intimidasi demi menghalalkan segala cara untuk menang.

Acara berlebaran yang dikemukakan Prabowo, menurut Edy, bukan merupakan acara silaturahmi layaknya lebaran yang biasa dilakukan melainkan kumpulan pendukung 02 untuk cenderung mengintimidasi para pendukung paslon 01.

"Narasi berlebaran di TPS yang dikemukakan Prabowo menurut kami adalah sebuah bentuk kecenderungan untuk melakukan intimidasi dengan gaya orde baru," ujar Edy dalam siaran persnya, Sabtu (30/3).

Hal ini, kata dia, mengingatkan kita semua pada memori Orde Baru, intimidasi dan tekanan kepada publik agar memenangkan Soeharto untuk terus terpilih menjadi Presiden.

"Kami melihat hal ini sebagai bentuk respon atas Rabu Putih yang dikemukakan Paslon 01 Jokowi-Ma'ruf, pihak oposisi cenderung mengambil sikap resisten dan membuka kemungkinan para pendukungnya untuk mengintimidasi calon pemilih di TPS." ujar Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin tersebut.

Baca juga: Prabowo Tuding ada Kecurangan Jelang Pemilu

Seperti ramai diwartakan, Prabowo meminta para pendukungnya berlebaran di TPS pada 17 April mendatang. Hal itu dia sampaikan saat berkampanye di Lapangan Galuh Mas, Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/3). Prabowo meminta para pendukungnya membawa lontong, ketupat, sarung dan tikar.

Anggota Bawaslu Mochammad Afif mengingatkan semua pihak untuk tidak mengintimidasi dan mobilisasi massa di TPS saat 17 April nanti.

"Yang tidak boleh kalau ada intimidasi dan mobilisasi. Kita nggak tahu praktiknya nanti seperti apa," kata Afif kepada wartawan.(RO/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya