Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Anggap Pemilu tidak Sah, BPN sedang Playing Victim

Micom
30/3/2019 10:05
Anggap Pemilu tidak Sah, BPN sedang Playing Victim
Jubir TKN Jokowi-Amin Arya Sinulingga(MI/Susanto)

TIM Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai upaya playing victim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kian kencang mendekati hari pemungutan suara 17 April 2019. Upaya itu terlihat dengan makin gencarnya BPN mendelegitimasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu.

Seperti yang dilakukan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais yang mempermasalahkan 17,5 juta jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT). Menurut Amien, jika pemilu tak terlegitimasi karena DPT invalid maka presiden hasil pemilihan pun jadi tidak sah.

"Melihat fenomena BPN yang kerap merasa dicurangi, kami justru menangkap pola bahwa mereka sengaja melakukan strategi playing victim," kata juru bicara TKN Arya Sinulingga, Sabtu (30/3).

Strategi itu, sambungnya, tak lain bertujuan menempatkan pasangan capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai korban dan berharap mendapat simpati dari masyarakat. Dengan strategi itu pula, pasangan capres Jokowi-Ma'ruf Amin selaku petahana akan dirugikan.

"Hentikanlah bermain strategi seperti ini. Berikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat," tegas Arya.

Baca juga: Drama Penolakan Sandiaga Uno Upaya Playing Victim

Dalam pengamatannya, BPN selalu mencari panggung untuk terus menyerang KPU guna menyudutkan Jokowi-Amin. Dengan menyebut adanya kejanggalan DPT, BPN hendak membangun opini publik bahwa Jokowi-Amin yang akan diuntungkan.

"Semua harus mewaspadai upaya mendelegitimasi KPU dan Bawaslu hingga detik terakhir jelang 17 April 2019. Bisa kita lihat pola gerakannya, dampak lanjutannya adalah tuduhan kecurangan petahana jika memenangkan Pilpres 2019. Hal ini turut diamplifikasi melalui media sosial dengan tagar #INAElectionObserverSOS," papar Arya.

Gencarnya BPN menggaungkan kecurangan pemilu, lanjut dia, tak lepas dari hasil survei perolehan suara sejumlah lembaga kredibel yang masih menempatkan pasangan Prabowo-Sandiaga di bawah Jokowi-Amin.

"Melihat hasil survei itu, mereka sadar elektabilitas Prabowo sampai saat ini masih di bawah Jokowi. BPN berambisi berkuasa dengan cara curang, dengan menggulirkan narasi dicurangi," pungkasnya.(RO/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya