Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Senja Kala Peran Manusia

07/7/2025 05:00
Senja Kala Peran Manusia
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

Pengukuhan Ulani sebagai profesor bidang periklanan dan merek dilakukan di LSPR Institute of Communication and Business (LSPR Institute). Judul orasinya Disrupsi Kreativitas: Kecerdasan Buatan, Etika, dan Senja Kala Peran Manusia dalam Kegiatan Branding.

Kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI), menurut Ulani, telah mengubah lanskap industri kreatif, khususnya dalam praktik branding dan periklanan. Telah terjadi transformasi peran manusia yang kini bergeser dari kreator menjadi kurator, dari pelaku menjadi pengarah. Itu menandai senja kala dominasi manusia dalam proses kreatif untuk branding.

Meski demikian, kata Ulani, penggunaan AI dalam branding menghadirkan dilema etis seperti manipulasi emosi melalui algoritma, pelanggaran privasi data, dan plagiarisme konten otomatis.

“AI bukan untuk dilawan, tapi harus dilihat sebagai mitra kolaboratif. Sinergi antara intuisi manusia dan kecepatan mesin dapat membuka era baru strategi merek yang lebih personal, adaptif, dan relevan,” ujar Ulani.

Sinergi menjadi kata kuncinya. Itu disebabkan, menurut laporan World Economic Forum (2020), AI dan otomatisasi diprediksi akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan pada 2025. Namun, laporan yang sama juga menyebutkan AI akan menciptakan 97 juta pekerjaan baru yang lebih sesuai dengan era digital.

Pekerjaan baru yang melibatkan AI antara lain influencer virtual yang kini merambah dunia media sosial di Indonesia. Ulani menyebut platform seperti Instagram dan Tiktok menjadi medan utama bagi para persona digital itu untuk berinteraksi dengan audiensi.

Benarlah penggunaan AI mulai berdampak pada berkurangnya peluang kerja dan memantik pengangguran. Mulai berdampak karena AI menghadirkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas. Muncul pertanyaan seberapa signifikan peran manusia pada masa depan?

Data Organisasi Ketenagakerjaan Internasional (International Labour Organization/ILO) menyebutkan AI akan mengubah atau menggantikan 5,5% pekerjaan di negara berpendapatan tinggi dan hanya kurang dari 0,4% di negara berpendapatan rendah.

Negara maju seperti Inggris mulai merasakan dampak tersebut. Fakta itu tergambar dalam laporan penelitian terbaru yang dirilis situs pencarian kerja Adzuna. Disebutkan bahwa jumlah lowongan mulai untuk lulusan baru, magang, hingga posisi junior di Inggris menurun drastis nyaris sepertiga sejak Chat-GPT diperkenalkan pada November 2022.

Realitas yang terjadi saat ini sudah diprediksikan Yuval Noah Harari dalam buku Homo Deus (2015). Algoritma digambarkannya tidak hanya mencoba meniru manusia, tetapi juga mencoba menjadi manusia, dan mungkin melebihi kemampuan manusia.

Pertanyaan mendasar yang diajukan Yuval Noah Harari dalam bagian akhir bukunya ialah apa yang terjadi dalam masyarakat, politik, dan kehidupan sehari-hari ketika algoritma-algoritma nonkesadaran ternyata sangat pintar mengenal kita lebih baik daripada kita sendiri?

Prof Ulani Yunus juga mengajukan pertanyaan: “Apakah kita berada di ambang senja kala peran manusia dalam dunia branding, atau justru berada di titik balik untuk meneguhkan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang tak tergantikan oleh mesin?”

Senja kala dominasi manusia mesti ditolak karena AI tidak bisa menggantikan kebijaksanaan manusia. Paus Fransiskus menegaskan teknologi tidak bisa menggantikan manusia dalam membuat keputusan karena teknologi tidak memiliki empati, simpati, nalar, dan kemampuan melihat situasi kompleks nan manusiawi.

Dengan kata lain, AI atau algoritma tidak mampu mengambil alih kemanusiaan yang memiliki kemampuan untuk merasa, intusisi, empati, dan bertindak dengan penuh cinta.

Ensiklik Paus Benediktus XVI perihal Caritas in Veritate, Kasih dalam Kebenaran (2009), juga menyoroti persoalan teknologi yang mestinya dibangun di atas landasan moral.

Disebutkan bahwa teknologi itu dapat berwajah ambigu. Karena lahir dari kreativitas manusia sebagai sarana kebebasan pribadi, teknologi juga dapat dipahami sebagai unsur kebebasan mutlak, kebebasan yang ingin mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam semua hal itu sendiri.

“Teknologi sangat menarik karena mampu melepaskan manusia dari keterbatasan fisiknya dan memperluas cakrawalanya. Namun, kebebasan manusia menjadi autentik hanya bila ia menanggapi daya tarik teknologi dengan keputusan-keputusan yang berasal dari tanggung jawab moral,” kata Paus Benediktus.

Prof Ulani Yunus mengajak semua pihak untuk berpikir kritis dan etis. “Kita perlu membahas bukan hanya apa yang bisa dilakukan AI, melainkan juga apa yang seharusnya dilakukan manusia dalam koridor tanggung jawab sosial, kebudayaan, dan moral.”

Ajakan itu sejalan dengan gagasan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) bahwa etika kecerdasan buatan harus menjadi agenda prioritas dalam tata kelola nasional dan korporasi, termasuk dunia pendidikan. Prinsip-prinsip dasar, yaitu transparansi, keadilan, inklusivitas, dan pelindungan hak asasi manusia, menjadi sorotan.

Etika kecerdasan buatan itu mestinya masuk undang-undang yang secara komprehensif mengatur pengembangan dan pemanfaatan AI. Kiranya regulasi itu mampu menahan laju senja kala dominasi manusia sehingga manusia tetap menjadi tuan atas AI, bukan budaknya.



Berita Lainnya
  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.