Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Wahabi Lingkungan

18/6/2025 05:00
Wahabi Lingkungan
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’. Pula, itu yang terjadi saat pemilik nama lengkap Ulil Abshar Abdalla tersebut melempar ‘label’ serem untuk para aktivis lingkungan yang amat agresif memperjuangkan kelestarian lingkungan dengan sebutan ‘wahabi lingkungan’.

Ketua PBNU itu menuliskan cicitan di akun X miliknya, @ulil sebagai berikut: ‘Peduli lingkungan, oke. Menjadi wahabi lingkungan jangan. Harus dibedakan antara peduli lingkungan dg menjadi “wahabi lingkungan” yg hanya menggaungkan “wokisme dan alarmisme global” dlm bidang lingkungan. Berbahaya!’.

Ia pun menjelaskan maksud ‘wahabi lingkungan’ itu dalam sebuah acara bincang-bincang di televisi. “Wahabisme itu artinya gini, orang wahabi itu, begitu kepinginnya menjaga kemurnian teks sehingga teks tidak boleh disentuh sama sekali. Harus puritan. Puritanisme teks itu adalah wahabi,” kata Ulil.

“Teman-teman (aktivis) lingkungan ini yang terlalu ekstrem. Arahnya adalah dia seperti menolak sama sekali mining karena industri ekstraksi selalu pada dirinya adalah dangerous, dan (pandangan) itu berbahaya,” tandas Gus Ulil.

Pernyataan Ulil itu bersangkut paut dengan kritik aktivis lingkungan, baik Greenpeace maupun Walhi, atas praktik penambangan nikel di pulau-pulau kecil di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Para aktivis lingkungan menggugat penambangan yang membuat ekosistem di Raja Ampat yang mulai rusak, bahkan bisa rusak parah bila aktivitas penambangan tidak dihentikan.

Saya tidak paham, mengapa Gus Ulil amat berani ‘menentang’ komitmen organisasi yang memayunginya, Nahdlatul Ulama alias NU, juga bersimpang jalan dengan pernyataan ulama anutan NU yang juga mertuanya sendiri, KH Mustofa Bisri. Gus Mus, sapaan pemimpin Ponpes Roudlotut Thalibin, Rembang, itu merupakan sosok yang konsisten dan memegang teguh nilai-nilai pelestarian lingkungan.

Menurut Gus Mus, jihad tidak sekadar perang, tapi juga masuk substansi menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Itu disebabkan implikasi rusaknya lingkungan hidup sangat parah. Pada hakikatnya kerusakan lingkungan akan berdampak pada sektor lain, misal ekonomi, sosial, dan budaya. Paling parah ialah menciptakan segregasi antara manusia dan manusia, memutuskan persaudaraan antarmanusia, serta menelantarkan dan merusak alam seperti gunung, hutan, hewan, dan segala sesuatu yang ada di ekosistem.

NU sebagai organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia juga sangat keras ‘menghukum’ para perusak lingkungan. Dalam Muktamar Ke-9 NU di Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 1994 diputuskan bahwa pencemaran lingkungan, baik pada konteks tanah, air, maupun udara, jika menimbulkan kerusakan (dlarar), hukumnya diharamkan dan tindakan tersebut termasuk perbuatan kriminal (jinayat).

“Segala sesuatu yang mengarah kepada kezaliman, keaniayaan, dan pelanggaran adalah hal yang diharamkan, dan segala sesuatu yang mengarah kepada keadilan, keadilan sosial, dan kebaikan maka ia adalah sesuatu yang dituntut, baik secara wajib maupun sunnah,” begitu putusan Muktamar NU 31 tahun lalu itu.

Sikap NU dan Gus Mus itu tidak bergeser semili pun hingga kini. Bahkan, pandangan Gus Ulil soal label ‘wahabi lingkungan’ beserta penjelasannya soal mengapa ia berpendapat demikian itu juga ditentang intelektual NU Nadirsyah Hosen. Pernyataan bahwa penambangan ialah hal baik karena membawa maslahat, dan yang buruk hanyalah bad mining, kata Gus Nadir, tampaknya menyederhanakan problematika yang kompleks.

Memang benar bahwa dalam kerangka maqaṣid al-shari’ah, setiap aktivitas yang membawa kemaslahatan publik dapat dibenarkan. Namun, penambangan bukan sekadar perkara teknis antara ‘baik’ dan ‘buruk’, melainkan juga melibatkan soal ketimpangan struktural, kerusakan ekologis, dan pelanggaran hak masyarakat lokal. Selama hal-hal itu tidak diperbaiki, yang kita saksikan ialah bad mining dan selama hal-hal ini masih dibiarkan, tidak elok menormalisasi pertambangan dengan klaim normatif-abstrak.

Pernyataan ‘tambang itu baik asal bukan bad mining’ bisa menjadi justifikasi moral yang berbahaya jika tidak disertai evaluasi kritis terhadap praktik dan dampak penambangan itu. Kemaslahatan bukan cuma soal manfaat finansial, melainkan juga harus diuji melalui prinsip keadilan, keberlanjutan, dan kemanusiaan.

Mungkin Gus Ulil ingin mengedepankan keseimbangan. Istilah lazimnya proporsionalisme. Namun, seperti kata seorang teman tadi, dari dulu Ulil senang dengan politik wacana disertai pelabelan. Model begitu biasanya dianut para pemikir yang kurang sabar untuk mendalami evidence dalam mencermati fenomena. Mungkin karena kurang waktu, atau memang untuk keperluan agitasi dan propaganda.

Dalam rivalitas wacana di ruang sempit, biasanya orang cenderung menggunakan labelisasi dan memancing lawan membalas dengan labelisasi juga. Pelabelan itu melahirkan istilah-istilah seperti cebongkampret, Islam Nusantara-wahabi, sekular-religius, antek asing, dan seterusnya. Dalam kadar yang berat, labelisasi itu bisa memecah dan membunuh. Tentu, kita tidak ingin itu terjadi.

Untungnya, urusan ‘wahabi lingkungan’ itu masih ringan-ringan dan menciptakan kebisingan sosial saja. Saya menduga, dan berharap, Gus Ulil kembali ke ‘pangkuan’ prinsip-prinsip penting NU yang sudah diputuskan di Muktamar Cipasung. Sebagaimana ‘polemiknya’ dengan sang mertua, Gus Mus, beberapa tahun lalu, Gus Ulil akan kembali ke ‘akarnya’, seperti saat ini, saat ia sedang ‘memasarkan’ kitab-kitab ulama besar sufi, Imam Al Ghazali. Semoga.



Berita Lainnya
  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik