Korupsi sebagai Karier

08/3/2025 05:00
Korupsi sebagai Karier
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SEBERAPA dahsyat tingkat korupsi di negeri ini? Saya tidak perlu menjawabnya. Saya cukup meminjam paparan seorang analis bernama Leigh McKiernon dari StratEx Indonesia Headhunter yang secara sarkastis menulis korupsi di Indonesia sebagai 'jenjang karier'. Ia memberi judul tulisan pada platform Linkedin: Korupsi sebagai Jalur Karier: Cara Sukses di Indonesia tanpa Benar-benar Berusaha.

Begini salah satu nukilan tulisannya: Anda ingin sukses di Indonesia? Bekerja keras? Membangun sesuatu yang bermakna? Salah. Itu untuk orang bodoh. Dalam ekosistem ekonomi ini, tenaga kerja yang jujur sama berharganya dengan mesin faksimile pada 2025.

Ketika kaum idealis di luar sana 'bekerja keras' dan 'berusaha keras' untuk mendapatkan gaji yang adil, lanjutnya, para pelaku korupsi sebenarnya merekayasa skema akumulasi kekayaan yang begitu rumit hingga membuat skema Ponzi terlihat seperti amatir.

"Selamat datang di industri korupsi yang tangguh dan sangat bermanfaat. Berbeda dengan portofolio investasi yang goyah atau usaha bisnis yang rumit secara etika, korupsi menawarkan jaminan pengembalian, stabilitas industri, dan pengawasan minimal," paparnya sinis.

Ia menyebut tidak ada resesi dalam korupsi. Yang ada hanya ekspansi. Tidak ada batasan karier, hanya parasut emas. Lupakan gelar MBA, gelar teknik, atau fakultas hukum. "Mengapa membuang waktu bertahun-tahun untuk belajar ketika satu amplop yang ditempatkan dengan baik dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada kerja keras selama satu dekade?" tanyanya.

Ia melihat ini semua bukan sekadar kumpulan aktor jahat secara acak. Ini adalah sistem yang dirancang dengan elegan yang menghukum kejujuran, menghargai ketidakjujuran strategis, dan memastikan mereka yang memainkan permainan dengan benar tidak perlu bekerja seharian pun dalam hidup mereka.

Begitulah korupsi di negeri ini yang sudah sangat akut. Ia merepetisi sinisme, sarkasme, bahkan protes keras berkepanjangan tanpa ada garansi mata rantainya selesai.

Dalam lanskap ekonomi yang penuh ketidakpastian, ketika sektor usaha bisa runtuh akibat resesi atau kebijakan global yang berubah, ada satu industri yang tampaknya kebal terhadap guncangan. 'Industri' itu ialah korupsi. Bagi sebagian orang, ini mungkin terdengar sinis, tetapi kenyataannya korupsi telah menjadi 'jalur karier' yang lebih menjanjikan jika dibandingkan dengan sektor-sektor lain yang menuntut kerja keras dan kompetensi.

Sebagian besar sektor industri di Indonesia mengalami pasang surut, tergantung pada kondisi pasar. Namun, korupsi justru menjadi satu-satunya bidang yang selalu bertumbuh tanpa henti.

Maka itu, sarkasme McKiernon terkonfirmasi. Diam-diam saya sepakat saat ada yang mengatakan bahwa sektor minyak dan gas mendorong Indonesia. Namun, mari kita jujur, korupsi ialah tulang punggung ekonomi yang sebenarnya.

Tidak seperti minyak, korupsi tidak pernah kering, dan tidak seperti gas, korupsi tidak memerlukan ekstraksi yang rumit. Korupsi mengalir secara alami, dari dana publik ke kantong pribadi, tanpa proses perizinan.

Pernyataan itu mencerminkan bagaimana dana publik sering kali dialihkan ke rekening-rekening pribadi melalui berbagai modus, dari penggelembungan anggaran proyek infrastruktur hingga pengadaan fiktif.

Jadi, menurut pandangan McKiernon, jalur menuju kesuksesan melalui korupsi jauh lebih sederhana jika dibandingkan dengan membangun bisnis atau meniti karier secara konvensional. Memang, tulisan McKiernon ini boleh jadi tidak terlalu akademis. Namun, dalam hati saya, mungkin juga Anda, tak bisa berkelit untuk tidak mengiyakan fakta-fakta yang dibeberkan McKiernon walau dengan sinis dan sarkastis.

 



Berita Lainnya
  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.