Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Komunikasi Gas Melon

08/2/2025 05:00
Komunikasi Gas Melon
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

"KOMUNIKASI itu gampang," begitu kata beberapa teman. "Enggak usah dibuat rumit. Yang penting intinya punya niat baik, komunikasi akan mudah diterima," lanjut salah satu di antara mereka.

Namun, benarkah 'maksud baik' saja cukup? Apakah sudah bisa digaransi bila maksud baik sudah dicanangkan, komunikasi tinggal mengikuti? Pasti bisa mengalir sukses? Faktanya tidak. Kata teman yang berbeda pandangan, "Komunikasi adalah koentji, bro."

Teman yang menganggap bahwa komunikasi ialah kunci itu lalu mencontohkan kasus kisruh distribusi elpiji 3 kilogram. Kurang baik dan mulia apa maksud memindahkan distribusi dari eceran ke pangkalan agar subsidi lebih tepat sasaran dan harga tidak dimainkan? Jelas, amat sangat mulia.

Akan tetapi, mengapa tone yang muncul dari aksi pemindahan distribusi gas melon bukan maksud mulia itu? Kok, yang ramai justru isu kelangkaan gas melon, susahnya berburu gas melon, hingga fakta antrean panjang lebih dari 1 jam?

Itu semua bukti bahwa ada yang menganggap enteng komunikasi. Ada yang meremehkan perencanaan, termasuk bagaimana komunikasi mestinya dirancang. Saya lalu teringat penggalan sajak WS Rendra, 'Maksud baik itu punya siapa?'. 'Maksud baik' yang dikomunikasikan secara tidak baik, hasilnya tentu tidak baik.

Salah satu celah paling menganga dari pihak-pihak yang meremehkan komunikasi ialah karena mereka terbiasa memonopoli kebenaran. Relasi yang dibangun pun lebih kerap relasi kuasa. Satu pihak mendominasi publik. Pemerintah memandang rakyat sebagai objek.

Padahal, rakyat bukan benda mati. Rakyat itu makhluk hidup. Mereka juga subjek komunikasi, bukan objek. Publik berada dalam posisi setara dalam komunikasi. Jadi, tidak boleh ada dominasi antara satu dan lainnya.

Apa yang diteorikan Juergen Habermas tentang komunikasi intersubjektif benar belaka. Dalam teori tindakan komunikatif itu, Habermas menjelaskan pentingnya ruang publik. Komunikasi itu harusnya menjadi sarana untuk mencapai konsensus demokratis.

Saya membayangkan bagaimana pemerintah dan negara menerapkan komunikasi sebagai konsensus demokrasi ini. Namun, setelah melihat bagaimana 'komunikasi gas melon' dijalankan, saya skeptis itu bisa terjadi segera. Kecuali, negara 'bertobat' dan sadar bahwa model komunikasi hegemonik dan dominatif tidak lagi dilakukan.

Waktu awal Jokowi menjadi presiden, orang ramai berekspektasi tinggi bakal lahirnya banyak ruang publik dan komunikasi intersubjektif. Wajar karena 'Jokowi adalah kita', berasal dari publik kebanyakan. Karena itu, dia 'pasti' akan 'propublik' dalam berkomunikasi.

Namun, yang terjadi, ekspektasi yang sejatinya tidak tinggi itu dirasakan amat tinggi sehingga tidak tercapai. Yang terjadi justru ruang publik makin sempit. Komunikasi didominasi relasi kuasa. Bahkan, tidak ada komunikasi. Yang muncul sosialisasi dan diseminasi. Revisi UU KPK dan lahirnya UU Cipta Kerja ialah fakta bagaimana aturan untuk orang ramai dibuat di ruang senyap.

Mestinya, itu cukup sudah untuk diakhiri. Setiap 'maksud baik' mesti dijalankan dengan baik, melalui konsensus demokratis, lewat pintu-pintu komunikasi intersubjektif. Jangan ulang lagi 'komunikasi gas melon' yang dipandang remeh, tapi ledakannya amat dahsyat.



Berita Lainnya
  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''