Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Bahasa Manusia untuk Palestina

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
01/12/2023 05:00
Bahasa Manusia untuk Palestina
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

TERUS terang saya menjadi cupet nalar, pendek akal, kok ada orang di negeri ini yang mendukung Israel. Sungguh, hingga kini saya gagal paham, kok ada anak bangsa yang justru menghinakan Palestina dalam konflik dengan negeri Zionis itu.

Perseteruan di antara kedua bangsa memang bukan barang baru. Ia sudah berlangsung lama, sangat lama, setelah Israel menduduki tanah Palestina. Belakangan, ia kembali menjadi sorotan. Berawal dari serangan pejuang Hamas ke Israel, perang pun pecah di Gaza.

Dan, seperti biasa, seperti yang sudah-sudah, tentara Zionis membabi buta. Mereka lagi dan lagi mempertontonkan kebiadaban, memamerkan kebengisan, menebar maut di mana-mana di tiap sudut Gaza. Pembantaian lebih tepatnya. Genosida lebih tepat lagi. Ini bukan cuma kata pendukung Palestina, melainkan menurut para pakar HAM independen PBB.

Sejak Israel menyatakan perang pada 7 Oktober lalu, sudah sekitar 15 ribu orang di Gaza tak lagi bernyawa. Dari jumlah itu, 6.150 adalah anak-anak dan 4.000 perempuan. Belum lagi ribuan lainnya yang masih hilang tertimbun reruntuhan.

Israel tak pilih bulu. Mereka tak membedakan latar belakang yang harus dibunuh. Tenaga medis, yang menurut hukum humaniter internasional dilarang untuk diusik dalam perang, ikut jadi sasaran. Rumah-rumah sakit yang pantang disentuh dalam perang juga dihancurkan. Rumah sakit normalnya menjadi area penyembuhan, tapi di Gaza berubah menjadi zona kematian. Pun dengan tempat-tempat ibadah, baik masjid maupun gereja.

Kalau para pemimpin Amerika dan negara-negara Barat masih saja pro Israel, itu tak mengherankan. Mereka sekolam. Kalau tokoh-tokoh dunia berdarah Yahudi tetap mendukung Israel, itu tak aneh. Yang mengherankan, yang aneh, jika sikap pro dan dukungan serupa diberikan oleh sebagian dari kita, bangsa Indonesia.

Dan, keanehan itu secara kasatmata, terang benderang, diperlihatkan. Ada seorang aktivis perempuan yang saban tampil di layar kaca amat bersemangat menjadi die hard-nya Israel. Dia konsisten ngotot bahwa Israel benar, Palestina salah. Dalam dirinya mengalir darah Yahudi.

Seorang dosen, pegiat medsos tapi juga sering disebut buzzer dan kini menjadi juru bicara tim pemenangan salah satu pasangan capres-cawapres, juga mirip-mirip. Dia menyalahkan Hamas. Dalam sebuah talk show televisi, dia bahkan tak menganggap penting nestapa tiada henti, tiada tara, rakyat Palestina sebelum serangan Hamas itu. Duh....

Ada pula seorang warga Kabupaten Tangerang yang dalam videonya bilang ‘pendukung Palestina tak ada ot*knya, sedangkan pendukung Israel ada ot*knya’. Dia lalu meminta maaf setelah warga marah.

Terkini sebuah ormas di Sulawesi Utara unjuk dukungan kepada Israel. Dengan membawa bendera Bintang Daud, mereka bentrok dengan massa pendukung Palestina. Satu tewas dalam insiden ini.

Fakta-fakta itu hanya sedikit contoh dari banyaknya orang di Republik ini yang memihak Israel. Alasannya? Itulah yang membuat saya kehabisan nalar. Karena sentimen agama? Lah, di Palestina kan juga banyak yang beragama Kristen. Bahkan, gereja-gereja mereka ikut dihancurkan Israel.

Karena keyakinan bahwa Israel adalah bangsa pilihan? Lah, kalau manusia pilihan, kenapa seenak udelnya menganeksasi tanah manusia lain? Ini bukan kata saya lho. Ini kata PBB, lembaga resmi dunia, yang berulang kali mengeluarkan resolusi, tapi tak dianggap oleh Israel.

Menyikapi permusuhan Palestina-Israel mestinya memakai pendekatan kemanusiaan dan keadilan. Itulah yang dilakukan tokoh-tokoh besar. Mohandas Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi, misalnya. Bapak Bangsa India ini beragama Hindu, tapi sebagai manusia mendukung Palestina. Dia pernah bilang, “Palestina adalah milik bangsa Arab, sama seperti Inggris milik bangsa Inggris atau Prancis milik bangsa Prancis.”

Pembaca pasti tahu Albert Einstein? Fisikawan pemenang Nobel ini menulis surat kecaman kepada orang-orang yang mendirikan negara Israel di tanah Palestina pada 14 Mei 1948. Dia berkata, “Ini akan menjadi kesedihan terbesar saya melihat Zionis melakukan banyak hal kepada orang Arab Palestina seperti yang dilakukan Nazi terhadap orang Yahudi.”

Selain itu, ada Nelson Mandela, pejuang dan pemimpin Afrika Selatan yang meruntuhkan apartheid. Meski beragama Kristen, dia lantang menentang penjajahan Israel. “Kami tahu betul bahwa kemerdekaan kami tidak lengkap tanpa kemerdekaan rakyat Palestina," begitu ujar Madiba suatu waktu.

Pemimpin Katolik dunia juga kerap menyampaikan simpatinya kepada rakyat Palestina. Paus Benekditus, umpamanya, mendukung penuh terbentuknya negara Palestina.

Belum cukup, tak sedikit umat Yahudi di berbagai belahan bumi membela Palestina. Rabbi Naftuli Flohr, amsalnya, memimpin aksi solidaritas untuk Palestina di New York. Mereka Yahudi beneran, bukan Yahudi pesek.

Hanya dengan bahasa manusia kiranya kita bisa merasakan penderitaan dan bersikap adil terhadap rakyat Palestina. Bukan dengan bahasa lain, khususnya bahasa agama.



Berita Lainnya
  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.