Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Dirusak Pinjol

Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group
10/8/2023 05:00
Dirusak Pinjol
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PERKEMBANGAN teknologi finansial (tekfin) memang tak bisa dibendung. Lesatannya amat cepat seiring dengan kencangnya perkembangan teknologi digital. Saking cepatnya, ia pun tak mampu diikuti oleh literasi dan regulasi yang di sisi lain jalannya alon-alon asal kelakon. Akibatnya, tidak hanya manfaat yang dirasakan masyarakat, tapi juga masalah yang terus bermunculan.

Fenomena peminjaman secara daring atau lebih kerap disebut pinjaman online (pinjol) ialah contoh nyata betapa tidak imbangnya kecepatan teknologi digital dengan literasi masyarakat dan regulasi pemerintah. Pinjol ibarat pisau bermata dua. Keduanya sama-sama tajam. Tidak seperti penegakan hukum di negeri ini yang konon hanya tajam ke atas, tapi tumpul ke bawah.

Di satu sisi pinjol memang menjadi solusi bagi orang-orang yang BU alias butuh uang. Karena berbasis teknologi, pinjol menawarkan keunggulan dari sisi kecepatan proses pengajuan hingga pencairan dana. Simpel dan tidak ribet. Karena itu, banyak orang yang tergiur mengambil pinjaman secara daring. Pinjol mewabah setidaknya mulai 2020 ketika pandemi covid-19 memukul perekonomian sebagian masyarakat. Di situlah pinjol muncul dengan segala daya tariknya.

Namun, di lain sisi, pinjol juga menyimpan ranjau jeratan. Teramat banyak kisah tentang orang-orang yang sengsara gara-gara terjerumus pinjaman instan ini, entah itu dari pinjol yang berstatus legal ataupun yang ilegal. Ada yang nelangsa karena terhantam bunga setinggi langit, ada yang tertekan karena teror mengerikan dari para penagih utang (debt collector), dan macam-macam kesengsaraan lain.

Bahkan ada yang gara-gara terlena oleh simpelnya proses pinjol sampai 'mempraktikkan' lagu Raja Dangdut Rhoma Irama, gali lubang tutup lubang. Hobinya ngutang. Akibatnya, bukan kesehatan finansial yang mereka dapat, melainkan malah terperosok makin dalam. Satu lubang utang saja sudah bikin ngenes, apalagi kalau terjerumus di banyak lubang. Tidak mengherankan kalau banyak orang stres dan depresi gara-gara pinjol.

Pinjol juga membuat orang menjadi beringas dan gelap mata. Kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia di kamar kosnya di Depok, Jawa Barat, oleh seniornya, tempo hari, salah satunya juga dipicu oleh kebutuhan uang lantaran utang pinjol yang tak kunjung kelar. Pelaku mengaku menargetkan juniornya sebagai korban karena tahu memiliki banyak harta. Dari harta itu rencananya akan dipakai untuk melunasi utang pinjol. Sadis.

Bahkan perilaku beringas karena jeratan utang pinjol kadang berlaku pula untuk diri sendiri. Beberapa waktu lalu, meski tidak ramai diberitakan, seorang karyawan sebuah koperasi di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ditemukan meninggal di salah satu ruangan kantornya dengan sejumlah luka sayatan di tangan dan leher. Ia diduga bunuh diri konon karena stres gara-gara terjerat utang di tujuh perusahaan pinjol. Tragis.

Jangan salah pula, korban pinjol tak cuma individual, tapi juga kolektif. Anda mungkin ingat kasus yang ramai pada akhir 2022 lalu ketika ratusan mahasiswa IPB menjadi korban penipuan berkedok investasi kerja sama usaha penjualan di toko daring. Rupanya itu hanya kedok, modus, akal-akalan untuk menjerat ratusan mahasiswa itu dalam kubangan utang pinjol. Setelah korban mengajukan pinjol dan mengirimkan dana kepada pelaku, keuntungan yang dijanjikan nihil. Apes.

Dengan modus yang agak berbeda, baru-baru ini pinjol juga kembali menyasar kampus. Kali ini korbannya mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta. Mereka, oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema), diminta untuk mendaftar aplikasi pinjol saat saat kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023. Usut punya usut, ternyata perusahaan pinjol itu digandeng oleh Dema UIN Raden Mas Said sebagai sponsorship kegiatan tersebut. Ngawur.

Contoh-contoh kasus itu hanya sekelumit dari sederet permasalahan yang melibatkan atau disebabkan pinjol. Sudahlah literasi keuangan dan digital rendah, ditambah budaya konsumerisme yang semakin menjangkiti masyarakat, kian leluasalah para pinjol ini memainkan tipu daya mereka. Ekonomi rakyat betul-betul dibikin bertekuk lutut oleh mereka. Karakter masyarakat kita yang tangguh pun ikut dirusak. Sekarang, dengan sedikit iming-iming saja orang mudah tergoda. Sedikit-sedikit utang, sebentar-sebentar ajukan pinjaman.

Mau tidak mau, pengawasan tak bisa dilakukan business as usual. Harus luar biasa. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) boleh saja mengatakan sudah menutup operasi ratusan pinjol yang berstatus ilegal alias tanpa izin. Akan tetapi, faktanya, mati satu tumbuh banyak. Pinjol ilegal masih saja bermunculan. Korban juga rasanya tak ada habis-habisnya. Belum lagi pinjol yang berstatus legal jumlahnya juga sangat banyak dengan tidak ada aturan main yang rigid seperti perbankan.

Kalau begini terus, apakah negara tak khawatir ekonomi dan karakter masyarakatnya dibikin hancur oleh pinjol?



Berita Lainnya
  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik