Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Orang Berilmu dan Akhlaknya

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
05/5/2023 05:00
Orang Berilmu dan Akhlaknya
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KATA para tetua, ilmu dan akhlak tak boleh dipisahkan, mesti melengkapi, harus saling menguatkan. Tiada guna orang berilmu tapi tak punya akhlak, tak memiliki adab. Kurang paripurna pula orang berakhlak tapi tak berilmu.

Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh. Begitu Albert Einstein bilang. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani lebih tegas lagi.

Menurut sufi termasyhur yang lahir pada 1077 Masehi di Kota Na'if, Gilan, yang sekarang menjadi Provinsi Mazarandan di Iran itu, orang berilmu sama sekali tak berharga jika tak dibarengi dengan akhlak yang kuat. "Aku lebih menghargai orang yang beradab daripada orang yang berilmu. Kalau hanya berilmu, iblis pun lebih tinggi ilmunya daripada manusia," ucapnya.

Einstein dan Abdul Qadir Jailani tentu tak ingin menegasikan orang berilmu, orang-orang pintar. Keduanya hanya ingin mengingatkan, cuma hendak menegaskan, bahwa ilmu tanpa adab hanya akan mengantarkan pada kerusakan. Sejarah kemudian mencatat betapa ilmu tanpa dibarengi dengan akhlak yang baik berujung pada petaka, bermuara pada kebinasaan banyak sekali umat manusia.

Peringatan Einstein dan Abdul Qadir Jailani itu memang sudah ratusan tahun silam diucapkan. Namun, ia kiranya tak lekang oleh zaman, termasuk di negeri ini, di Tanah Air tercinta ini.

Bangsa ini pernah direpotkan oleh orang-orang berilmu. Ambil contoh Yusuf Leonard Henuk. Yusuf adalah seorang profesor, guru besar di Departemen Ilmu Peternakan Universitas Sumatera Utara, Medan. Sebagai guru besar, dia tentu pintar. Akan tetapi, soal adab, banyak yang menyoal.

Suatu kali, Yusuf menghina SBY di medsos. Dia menjuluki SBY bapak mangkrak Indonesia. Dia juga menyebut SBY dan putranya, AHY, bodoh. Di lain hari, dia berkicau tentang mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai dengan nada rasial. Orang yang rasis tentu dipertanyakan adabnya, akhlaknya.

Ada juga Prof Budi Santoso Purwokartiko. Guru besar yang satu ini adalah Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Sebagai guru besar, apalagi rektor, Pak Budi tentu pandai. Akan tetapi, soal adab, dia juga dipermasalahkan.

Prof Budi pernah membuat bangsa ini geleng-geleng kepala. Pangkalnya, dia menuangkan pengalamannya mewawancarai mahasiswa terkait program beasiswa LPDP yang dinilai menyudutkan pihak tertentu, juga rasis.

Sekadar mengingatkan, dia menulis, 'Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit: insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dan sebagainya’. Ada pula narasi, “Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar open mind.”

Begitukah akhlak seorang berilmu? Harus menghina orang lain yang punya keyakinan berbedakah sebagai orang pintar? Itu belum seberapa. Yang terakhir ini lebih parah lagi. Dialah Andi Pangerang Hasanuddin.

Andi memang bukan profesor, bukan guru besar. Namun, dia juga orang pintar, orang berilmu. Kalau tidak pintar, kalau tidak berilmu, sulit rasanya dia bisa menjadi peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Akan tetapi, soal adab, perihal akhlak, Andi disebut tak beda dengan preman.

Demi membela seniornya di BRIN, Thomas Jamaluddin, yang diserang netizen karena berkomentar yang menyudutkan Muhammadiyah terkait dengan hari Idul Fitri 1444 H, Andi menghalalkan darah Muhammadiyah. Dalam narasinya di Facebook, dia siap membunuh satu per satu warga Muhammadiyah. Begitukah seorang intelektual yang punya adab? Edan.

Orang pintar tapi tak berakhlak amat berbahaya. Orang-orang seperti itu pantang dibiarkan. Saya mengapresiasi Polri yang akhirnya menangkap, menersangkakan, dan menahan Andi untuk diproses hukum. Langkah tegas itulah yang semestinya juga dilakukan untuk kasus yang dulu-dulu agar orang-orang berilmu menjaga akhlak, mengedepankan adab.

Suatu kaum, sebuah bangsa, butuh orang-orang pintar untuk bisa menjadi besar. Demikian halnya bangsa ini. Tetapi yang kita perlukan wong pinter yang bener, bukan pinter tapi keblinger.

Mendiang Mbah Moen pun pernah memberikan wejangan, "Tinimbang dadi wong pinter ning ora bener, luwih becik dadi wong bener senajan ora pinter (ketimbang jadi orang pintar tapi tidak benar lebih baik menjadi orang benar meskipun tidak pintar).” Kalau pepatah Arabnya kira-kira al adabu fauqol 'ilmi (adab lebih tinggi daripada ilmu).



Berita Lainnya
  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka?