Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Game Changer buat Ganjar

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
31/3/2023 05:00
Game Changer buat Ganjar
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Duta)

PAK Ganjar Pranowo barangkali tak menyangka bahwa pernyataannya pada 23 Maret lalu menjadi bumerang tajam bagi dirinya. Ia yang tadinya begitu dipuja, berbalik menjadi samsak cercaan.

Ganjar berkomentar soal keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 yang sedianya dihelat di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni mendatang. "Dalam konteks (Piala Dunia) U-20 kami mendorong upaya-upaya yang mesti dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini menerobos agar U-20 tetap sukses, tapi tidak menghadirkan Israel," begitu dia bilang.

Sukses tapi tidak menghadirkan Israel berarti menolak Israel datang dan tampil di Indonesia. Padahal, Israel adalah satu dari 24 tim yang mendapatkan tempat di putaran final. Mereka lolos juga bukan serta-merta, bukan karena hadiah, tapi lewat kualifikasi.

Pernyataan Ganjar memang pendek, tapi konsekuensi yang harus dia tanggung teramat panjang. Persepsi terhadap Gubernur Jawa Tengah itu, yang sebelumnya cenderung positif, menjadi berkebalikan.

Keberadaan Ganjar di media sosial tak lagi seterang sebelum ia bicara soal Piala Dunia U-20. Apa pun tema yang diunggah, di platform mana pun dia meng-upload, selalu dikaitkan dengan penolakannya terhadap Israel dan hampir semua komentar bernada miring.

Di akun Facebook dengan 1,7 juta follower, Ganjar menjadi bulan-bulanan. Luapan kekecewaan, kekesalan, caci maki, hingga sumpah serapah tumpah ruah di kolom komentar setiap dia bikin status. Pun di akun Instagram-nya. Di kanal Youtube Ganjar, dengan 1,58 juta subscribers, sami mawon.

Ganjar memang tak sendirian menolak kehadiran Israel. Sebelumnya, ada Gubernur Bali I Wayan Koster yang juga kader banteng moncong putih. Apakah penolakan keduanya merupakan perintah partai? Saya tak tahu. Yang pasti PDI Perjuangan juga menolak kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 di Indonesia dengan alasan kemanusiaan, historis, dan ideologis.

Penolakan juga digaungkan sejumlah kalangan. Tapi, Ganjarlah yang menjadi episentrum sasaran kekecewaan. Maklum saja, Ganjar adalah salah satu capres terkuat di Pemilu 2024.

Salahkah Ganjar, Koster, PDI Perjuangan, dan pihak-pihak lain yang menolak Israel? Saya kira tidak, jika alasan mereka memang kemanusiaan, jika landasan mereka murni konstitusi kita. Israel adalah musuh kemanusiaan. Konstitusi kita tegas menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi, dan Israel adalah penjajah bangsa Palestina.

Tepatkah penolakan mereka? Itulah persoalannya. Sebagai tuan rumah, Indonesia tak punya hak untuk pilih-pilih tim. Siapa yang boleh dan siapa yang tidak boleh tampil sudah ada regulasinya, regulasi FIFA. Suka tidak suka, Israel adalah tim peserta yang sesuai regulasi itu.

Timing penolakan menjadi masalah lain. Kenapa Koster dan Ganjar baru menolak sekarang? Bukankah mereka sebelumnya berkomitmen untuk menjamu siapa pun tim tamu? Bukankah keduanya menjadi bagian dari enam kepala daerah yang meneken hostly agreement saat Indonesia melamar sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2019?

Satu lagi, sebagai gubernur, elokkah Ganjar dan Koster berseberangan dengan kebijakan pemerintah? Piala Dunia U-20 adalah hajatan bangsa, bukan hanya gawe PSSI. Gubernur adalah kepanjangan tangan pemerintah pusat sehingga mestinya selaras dengan pusat.

Kata pepatah Jawa, Ganjar dkk bener ning ora pener. Sikap dan alasan mereka menolak Israel benar, tapi tak tepat. Dengan alasan 'karena situasi saat ini', FIFA pun telah mencabut status tuan rumah Indonesia.

Sulit bagi saya membayangkan perasaan Hokky Caraka dkk yang tiba-tiba kehilangan kesempatan untuk merasakan atmosfer turnamen sekelas Piala Dunia. Hati ratusan juta penggila si kulit bundar di Tanah Air pun retak.

Itulah awal dari bencana sepak bola nasional. Bahwa Indonesia bakal di-banned, mungkin saja. Bahwa Indonesia akan di-black list sebagai tuan rumah turnamen FIFA, mungkin pula. Malah, bisa jadi, Indonesia masuk daftar hitam sebagai host pesta olahraga dunia lainnya. Tapi, it's no use crying over spilt milk. Tiada guna menangisi susu yang tumpah.

Keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 kiranya juga menjadi awal bencana bagi Ganjar. Dia yang hingga sepekan lalu begitu diidolakan, kini seolah menjadi musuh bersama.

Sepak bola dan politik bukanlah es campur, tapi keduanya kerap bercampur. Sepak bola bisa menjadi jalan bagi politisi untuk menapaki kejayaan, atau sebaliknya terjerembap dalam keterpurukan.

Terlalu prematur menyebut Ganjar sudah game over. Tapi, tak berlebihan pula mengatakan bahwa Piala Dunia U-20 merupakan game changer buatnya.



Berita Lainnya
  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.