Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Apa yang Kau Cari, Febri?

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
30/9/2022 05:00
Apa yang Kau Cari, Febri?
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BAGI saya, sosok yang satu ini layak dianggap sebagai juru bicara institusi negara terbaik. Pembawaannya kalem, kata-katanya runut gampang dimengerti, setiap jawaban yang disampaikan jelas dan lugas.

Setiap jumpa pers atau ketika ditanya pers, dia selalu menjawab nyaris tanpa ekspresi. Sepelik apa pun permasalahan yang mengemuka, wajahnya datar-datar saja. Namun, semua itu tak lantas mengurangi kepiwaiannya dalam menjelaskan permasalahan.

Dia adalah Febri Diansyah, Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2016-2020. Kehebatannya sebagai jubir bolehlah kita sandingkan dengan Boy Rafli Amar, eks Kadiv Humas Polri yang kini menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme berpangkat komisaris jenderal. Keduanya sama-sama kalem, tapi mumpuni sebagai corong institusi.

Febri juga disebut-sebut berintegritas. Dia lama berkiprah di Indonesia Corruption Watch (ICW) sebelum bergabung ke KPK. Ketika merasa tak cocok lagi dengan KPK setelah disahkannya revisi UU KPK yang dinilai melemahkan KPK, dia memutuskan mundur dari KPK. Setelah menjadi orang luar, dia rajin melontarkan kritik pedas kepada KPK.

Ada lagi sosok yang juga pernah memperkuat KPK meski tak sepopuler Febri. Dia ialah Rasamala Aritonang. Sarjana hukum dari Universitas Udayana itu bergabung dengan KPK pada 2008 hingga terakhir menjabat sebagai kabag perancangan peraturan dan produk hukum. Rasamala merupakan 1 dari 57 pegawai yang didepak dari KPK pada 30 September 2021 karena tak lolos tes wawasan kebangsaan.

Sebagai eks punggawa KPK, Febri dan Rasamala dianggap punya kredibilitas. Maka itu, ketika keduanya bersedia menjadi pengacara Putri Candrawathi dan Ferdi Sambo, tanggapan negatif membanjiri. Kritikan tajam datang tak cuma dari publik kebanyakan, tapi juga dari kawan sendiri.

Novel Baswedan kecewa berat. Dia mengatakan ada baiknya Febri dan Rasamala mundur dari tim kuasa hukum Putri dan Sambo. Eks Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo seperasaan. Dia juga tak senang. Dia mengingatkan bahwa dua temannya itu selama ini mendapat kepercayaan tinggi dari publik dan semestinya mendengarkan suara publik. Kebanyakan publik bersuara negatif atas langkah Febri dan Rasamala.

Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diduga dilakukan Sambo, Putri, dan tiga tersangka lainnya ialah kasus yang mengaduk kemanusiaan. Kasus itu mendapatkan atensi luar biasa dari seluruh kalangan. Harus kita katakan, hampir semua berseberangan dengan Sambo dan kelompoknya.

Publik menganggap Sambo keterlaluan. Banyak yang menilai bekas Kadiv Propam Polri itu kejam bin sadis membunuh Brigadir J yang tak lain anak buahnya sendiri. Tidak sedikit yang berpendapat bahwa Sambo harus dihukum maksimal, tak boleh diberi ampun, bahkan tak pantas dibela.

Ada postulat, setiap hukum yang dipakai menindas, pengacara seharusnya hadir mewakili pihak yang tertindas. Sambo yang merupakan penegak hukum telah semena-mena kepada Yosua. Sebesar apa pun kesalahan yang mungkin dilakukan Yosua, tidak ada alasan untuk membunuhnya, menghabisi nyawanya. Yosua ialah pihak tertindas. Yosua merupakan korban yang semestinya dibela para lawyer yang berintegritas.

Setelah meninggalkan KPK, Febri dan Rasamala menjadi pengacara. Tidak ada yang salah dengan jalan hidup itu. Profesi yang ditekuni sah-sah saja. Saya bahkan salut ketika Febri berjanji tidak pernah membela tersangka korupsi. Rupanya darah antikorupsi dalam dirinya masih mendidih. Pertanyaannya, kenapa mau membela Sambo?

Kata pengacara flamboyan Hotman Paris Hutapea, kasus Sambo merupakan dream case, kasus besar yang akan mendongkrak popularitas pengacaranya. Ia akan menyedot perhatian dalam waktu lama seperti halnya perkara pembunuhan oleh OJ Simpson di Amerika. Siapa yang menjadi pengacara Sambo dijamin populer. Itukah yang diinginkan Febri dan Rasamala?

Masih kata Hotman, bayaran untuk menjadi pengacara Sambo sangat menggiurkan. Tawaran itulah yang pernah datang kepadanya. Namun, dia menolak karena beberapa alasan setelah katanya tidak tidur tiga hari tiga malam untuk membuat keputusan. Bayaran itukah yang membuat Febri dan Rasamala tergiur?

Febri mengaku keputusannya mendampingi Putri di persidangan merupakan pilihan profesional sebagai seorang advokat. Dia menekankan adanya hak-hak tersangka yang dijamin undang-undang. Dia juga berjanji akan fokus menelusuri fakta dan bersikap objektif. Alasan Rasamala senada seirama.

Entahlah, hanya Tuhan, Febri, dan Rasamala yang tahu pasti alasan mengiyakan keinginan Sambo. Kita tidak bisa mendalami apakah seseorang bertindak atas dasar hati atau karena pertimbangan lain. Kita tidak dapat memastikan apa yang sebenarnya dicari Febri dan Rasamala.

Sebagai advokat, biarkan keduanya jujur atau berbohong pada diri sendiri. Namun, kata-kata Otto Weiss kiranya patut dijadikan bahan renungan. Dia bilang, “Zu den gewandtesten advokaten dieser welt gehort-das gewissen.” Salah satu pengacara paling sukses di dunia ialah hari nurani.



Berita Lainnya
  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik