Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Cak Imin Menyindir PAN Membalas

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
24/6/2022 05:00
Cak Imin Menyindir PAN Membalas
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DI antara berjuta-juta politikus, barangkali Muhaimin Iskandar termasuk yang paling percaya diri. Cak Imin, begitu Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu disapa, kerap melakukan manuver politik yang berani.

Ibarat pesilat, Cak Imin punya banyak jurus. Dia sering melontarkan pernyataan yang bisa membuat orang lain kesal, meradang. Tak jarang pula dia memosisikan diri di level lebih tinggi ketimbang kolega dan lawan politiknya.

Belum lama, misalnya, Cak Imin mengatakan siap bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) asal dia yang diusung menjadi capresnya. KIB ialah koalisi bentukan Partai Golkar, PAN, dan PPP. Dari kursi di DPR, PKB memang lebih besar ketimbang PAN dan PPP, tapi kalah banyak daripada Golkar. Namun, itulah Cak Imin. Dia tetap saja percaya diri untuk meminta posisi capres.

Tak cuma kepada lawan, Cak Imin tak segan melancarkan jurus-jurus politiknya kepada kawan. Contoh teranyar baru saja dia tunjukkan. Pada 17 Juni, dia mencicit di akun Twitter-nya, _@cakiminNow, berisi sindiran tajam. Dia ngenyek seorang menteri baru yang baru dua hari masuk Kabinet Indonesia Maju. ‘Menteri baru kok akting, tapi pake kaget, barang sudah naik lama kok baru kaget’, begitulah cicitannya.

Kepada siapa sindiran itu ditujukan, Cak Imin membiarkan masyarakat tebak-tebak buah manggis. Namun, publik gampang menebaknya. Rakyat paham benar bahwa dia menujukannya kepada Zulkifli Hasan. Indikasinya jelas, sangat jelas.

Bang Zulhas ialah satu dari dua menteri pendatang anyar hasil kocok ulang kabinet yang dilantik Presiden Jokowi pada 15 Juni. Dia menjadi Menteri Perdagangan menggantikan M Lutfi. M Lutfi adalah profesional, tetapi dia dikenal sebagai kader PKB.

Bang Zulhas pula yang mengaku kaget setelah mengecek harga kebutuhan pangan di pasar, sehari setelah menjadi menteri. "Saya syok. Pembeli ngeluh, yang dagang juga ngeluh," katanya, Kamis (16/6).

Mengada-adakah sindiran kejam Cak Imin? Saya kira tidak. Sah-sah saja dia mempertanyakan kenapa sang menteri baru kok kaget atas realitas tingginya harga-harga kebutuhan pokok. Emak-emak memang sudah sangat lama berteriak kencang, amat kencang, karena mahalnya barang-barang.

Masa sih Bang Zulhas tidak mendengar teriakan itu? Masa sih dia yang juga Wakil Ketua MPR tidak tahu bahwa harga sembako sudah berbulan-bulan mencekik leher rakyat?

Etiskah Cak Imin mengenyek menteri baru yang sekotak dalam koalisi? Pertanyaan itu boleh kita jawab dengan pertanyaan, emangnya masih ada etika di perpolitikan kita? Kalau ada, kiranya ia menjadi barang langka.

Kiranya pula, lebih banyak politikus di negara ini yang sealiran Machiavelii yang menegasikan fatsun, yang menyampingkan adab. Bukan segaris dengan Plato atau Aristoteles yang menekankan etika dalam gambaran negara yang ideal.

Sindiran dijawab sindiran, ejekan dibalas ejekan. Itulah kemudian yang dilakukan PAN. Ketua umumnya disindir, wakil ketua umum Viva Yoga Mauladi pun menyinggung kinerja Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sebagai 'ada, tapi seperti tidak ada'. Pepatah Arabnya, wujuduhu ka'adamihi.

“Padahal kan dalam realitasnya telah bekerja keras, penuh perjuangan, dan tidak tidur,” cetus Viva. Kalimat itu sepertinya memuji, tetapi kesan menyindir sangat sulit diingkari.

Salahkah Viva Yoga? Saya kira tidak. Kiprah Abdul Halim Iskandar sebagai orang nomor satu di Kementerian Desa memang nyaris tak terdengar. Bahkan, namanya kurang familier.

Maaf, terus terang saya juga tak terlalu hafal dengan nama kakak Cak Imin itu. Saya justru lebih tahu wakilnya, Budi Arie Setiadi. Namun, maaf pula, saya tahu Budi juga bukan karena kinerjanya sebagai pejabat negara, melainkan lebih lantaran sepak terjang politiknya.

Saya tahu Budi sebagai pendiri dan ketua umum Projo, organisasi relawan Pro-Jokowi. Saya lebih tahu Budi ketika pada 23 Oktober 2019 membubarkan Projo karena merasa tak lagi dibutuhkan, tapi dibatalkan setelah dua hari kemudian dia mendapat jatah sebagai wakil menteri. Rupanya relawan bisa juga ngambek.

Saya semakin tahu Budi sebab akhir-akhir ini dia kian gencar berpolitik menyongsong hajatan 2024. Petuah bijak bilang, jangan mengumbar aib orang. Pitutur luhur mengajarkan, jangan mengungkit-ungkit kekurangan teman. Jika petuah dan pitutur itu yang jadi pegangan, semestinya PKB dan PAN tak saling meniadakan. Tidak memakan bangkai kawan. Tidak teman makan teman.

Namun, sesekali bolehlah antarteman 'berkelahi'. Ketika kritikan dari luar tak lagi mempan, dianggap angin lalu, siapa tahu kritikan dari dalam ampuh memantik perbaikan.

Tidak sedikit kelebihan yang sudah ditunjukkan pemerintahan Jokowi. Akan tetapi, masih banyak pula kekurangan yang mesti dibenahi. Belum semua menteri yang bekerja sesuai dengan ekspektasi. Mendekati pun belum.

Kiranya, anggota koalisi perlu saling mengingatkan, saling memberi kritikan.

Sepedas apa pun, sesadis apa pun. Yang penting, tak saling menjatuhkan. Lebih penting lagi, jangan sampai pertengkaran dipertontonkan. Malu ah, keributan rumah tangga, urusan dalam istana, diumbar ke mana-mana.



Berita Lainnya
  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.