Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Habis Pandemi Terbitlah Inflasi

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
27/4/2022 05:00
Habis Pandemi Terbitlah Inflasi
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BEBERAPA teman bertukar gerutu dan keluh kesah akhir-akhir ini. Dalam grup pertukaran pesan, keluh kesah mereka layaknya ensambel musik. Orkestrasi gerutu itu berisi soal naiknya harga bahan bakar minyak dan harga-harga kebutuhan pokok.

Ada yang menulis, 'Harga per liter bahan bakar diesel sdh gila, 18 ribu. Wah, balik lagi aja ke pertamina dex yg harganya gak sampe 14 rbu'. Ada pula yang menulis, 'Ini yg nyembunyiin tangga harga minyak goreng siapa ya. Kasian tuh, bisa naik tapi gak bisa turun'.

Naiknya harga-harga memang bukan sesuatu yang tiba-tiba. Hampir semuanya sudah diprediksi. Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah mengingatkannya lima bulan lalu, pada November 2021. Bu Menteri mengatakan yang menjadi penghambat pemulihan ekonomi global pascapandemi covid-19 ialah inflasi. "Dan ini akan menjadi tantangan yang nyata," ungkapnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyatakan permasalahan terkait inflasi saat ini lumrah dijumpai di negara-negara maju. Salah satunya Amerika Serikat. Tahun lalu, inflasi tahunan AS mencapai 8,5%. Tahun ini bisa meledak lagi. Pada Februari lalu saja, inflasi bulanan AS mencapai 7,9%. Di beberapa negara di Eropa, inflasi sudah ada yang dua digit.

Pertengahan tahun lalu, Bank Indonesia juga mewanti-wanti akan datangnya inflasi akibat naiknya harga-harga. Pekan lalu, BI memprediksi inflasi kita bisa 4% tahun ini. Naiknya harga BBM dan harga sejumlah bahan pangan menjadi pemicunya.

Dalam percaturan global, makin terkendalinya covid-19 membuat perekonomian berjalan cepat menuju pemulihan. Hal itu memicu melonjaknya permintaan menuju kondisi normal. Orang mulai berbelanja. Para pedagang bergegas kulakan. Padahal di sisi pasokan, jumlahnya masih terbatas. Akibatnya, hukum permintaan dan penawaran berlaku: jika permintaan melonjak pasokan tetap, otomatis harga akan naik.

Situasi tersebut bertambah parah setelah terjadi invasi Rusia ke Ukraina. Perang antarnegara bekas Uni Soviet itu mengerek harga minyak dunia melambung dua kali lipat. Harga komoditas juga terus menggeliat. Harga pupuk pun tak terkendali setelah Rusia sebagai pemasok utama pupuk dunia menahan ekspor demi mengamankan pasokan dalam negeri.

Ada enam komoditas yang paling terdampak akibat konflik di antara kedua negara pecahan Uni Soviet tersebut. Komoditas tersebut ialah gas alam, yang secara year to date (ytd) melonjak menjadi 58%, batu bara 92,9%, minyak mentah jenis brent 54%, CPO 27,0%, jagung 26,7%, serta gandum 42,4%.

Harga barang-barang itu merupakan barang yang menentukan core inflation atau inflasi inti. Itu karena komoditas tersebut juga menentukan harga energi dan harga pangan di negara Barat maupun Indonesia. Maka, Dana Moneter Internasional (IMF) pun memperkirakan inflasi yang dialami oleh negara-negara berkembang dan maju akan melonjak tinggi.

Dalam laporan World Economic Outlook: War Sets Bank The Global Recovery yang dirilisnya, IMF memproyeksikan inflasi di negara berkembang mencapai 8,7%, sedangkan inflasi di negara maju sebesar 5,7%, tahun ini. Inflasi yang meningkat tersebut, tulis IMF, disebabkan oleh naiknya harga komoditas akibat perang Rusia-Ukraina dan meluasnya tekanan harga.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Menilik ke tahun-tahun sebelumnya, angka inflasi di Indonesia mengalami pasang surut tiap tahun. Dari 2014 hingga 2021, angka inflasi terbesar terjadi pada 2014 mencapai 8,36%, imbas dari kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada November 2014.

Pada 2015 inflasi turun menjadi 3,35%. Pada 2016 stabil di level 3,02%. Pada 2017 inflasi meningkat menjadi 3,61%, dan kembali turun di level 3,13% pada 2018. Penurunan tersebut berlanjut pada 2019 menjadi 2,72%, di 2020 menjadi 1,68%, menjadikannya sebagai inflasi terendah sepanjang sejarah pencatatan inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik. Selanjutnya di 2021, inflasi masih pada level rendah 1,87%.

Tahun ini, inflasi menjadi momok baru ekonomi kita pascapandemi. Bagi kebanyakan rakyat di negeri ini, inflasi amat memengaruhi daya beli. Padahal, daya beli merupakan sumbu utama konsumsi. Adapun konsumsi, masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi. Kontribusinya lebih dari separuh.

Maka, soal pengendalian harga-harga akan menjadi kunci bagi pemerintah bila ingin inflasi tidak melebihi target 4%. Supaya harga terkendali, sumber melonjaknya harga mesti dikenali. Sama seperti hendak menyembuhkan penyakit, sumber penyakit mesti dipastikan dulu. Sumber naiknya harga bisa karena rantai pasokan, boleh jadi karena ada yang memainkan. Bisa pula kombinasi dari dua hal itu.

Masyarakat masih sabar menanti meski dengan suara gerutu yang makin keras dan meluas. Sebagian kecil mungkin sudah makin redup harapan, seperti yang digambarkan dari sajak Chairil Anwar: Hidup hanya menunda kekalahan.

Yang pasti, negara mesti tanggap menunjukkan taringnya. Menyulut lagi sumbu harapan sebesar-besarnya, seluas-luasnya.



Berita Lainnya
  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.