Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Terawan dan Galileo

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
31/3/2022 05:00
Terawan dan Galileo
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DRAMA tiga babak. Bolehlah diberi judul konflik tidak bertepi antara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan anggotanya sendiri, dokter spesialis radiologi Terawan Agus Putranto. Disebut tidak bertepi karena layar panggung belum ditutup.

Literatur menyebut drama sebagai tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Konflik di antara tokoh menjadi penyedap rasa. Karena itu, pengarang menciptakan bermacam–macam konflik dengan tujuan agar alur cerita terus berkembang.

Konflik IDI dan Terawan pada mulanya biasa-biasa saja, setidaknya dianggap biasa dalam sebuah organisasi. Menjadi tidak biasa ketika konflik itu sengaja dipelihara agar viral selama empat tahun terakhir. Semua kepentingan bersenyawa di sana, masing-masing mengeklaim sebagai kebenaran tunggal.

Untuk memahami plot dengan mudah, drama dibagi tiga babak. Sebelum, selama, dan setelah Terawan menjabat menteri kesehatan. Terawan ditokohkan dalam drama ini karena seabrek jabatan dan prestasinya, mulai dari dokter kepresidenan, Kepala RSPAD, hingga menteri yang di pundaknya ada tiga bintang.

Babak pertama pada 2018. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) mengeluarkan surat putusan Nomor 009320/PB/MKEK-Keputusan/02/2018 tertanggal 12 Februari 2018. Surat penjatuhan sanksi atas Terawan.

Terawan dinilai melakukan pelanggaran etik serius (serious etichal misconduct). Karena itu, ia dipecat sementara dari keanggotaan IDI selama 12 bulan dimulai 26 Februari 2018 sampai dengan 25 Februari 2019 dan diikuti pernyataan tertulis pencabutan rekomendasi izin praktik.

Ketua MKEK Pengurus Besar IDI Prijo Sidipratomo pada 5 April 2018 menyebut putusan tersebut sudah dipertimbangkan dengan tujuan keselamatan pasien. Akan tetapi, pasien justru membela Terawan. Pembelaan datang dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. “Tolong Pak Terawan itu aset bangsa itu, saya harap ke IDI tolonglah cari titik terbaik," pinta Prabowo pada 5 April 2018.

Ketua Umum PB IDI Prof dr Ilham Oetama Marsis menggelar jumpa pers pada 9 April 2018. “PB IDI menunda melaksanakan putusan MKEK karena keadaan tertentu. Ditegaskan bahwa hingga saat ini dr Terawan Agus Putranto masih berstatus sebagai anggota IDI.”

Babak kedua ditandai dengan hubungan antara IDI dan Terawan mulai mencair sejak Terawan dilantik menjadi Menteri Kesehatan pada Oktober 2019 meskipun MKEK sempat menyurati Presiden Joko Widodo agar tidak memilih Terawan sebagai menteri.

Pada 30 Oktober 2019, Terawan mendatangi kantor PB IDI. Deskripsi pemberitaan media saat itu sangat menarik. Terawan dan Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih mengumbar kemesraan saat menjelaskan hasil pertemuan. Keduanya berangkulan tangan. Tangan kanan Daeng disilangkan di tangan kiri Terawan selama hampir tiga menit konferensi pers.

Selama Terawan menjadi menteri, soal sanksi MKEK dianggap sudah selesai. Lain lagi nasib Prijo Sidipratomo yang meneken surat sanksi. Kementerian Kesehatan menarik Prijo selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran kembali menjadi PNS kementerian pada 23 Juli 2020. Prijo, yang merupakan Dokter Pendidik Klinis Ahli Utama pada Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, diminta melaksanakan tugas di rumah sakit tersebut.

Sejak tidak menjadi menteri pada 22 Desember 2020, Terawan tidak pernah muncul di publik. Ketika memberi sambutan seusai melepas jabatan menteri kesehatan kepada Budi Gunadi Sadikin, Terawan berkelakar dirinya menjadi mantri alias mantan menteri. Terawan juga bersyukur bisa kembali bertugas sebagai dokter setelah lepas jabatan menteri.

Babak ketiga. Kebanggan Terawan boleh menyuntik orang lagi selepas menjadi menteri sirna seketika. Tidak ada hujan tidak ada angin, tiba-tiba saja Muktamar XXXI Ikatan Dokter Indonesia di Banda Aceh, Aceh, pada 23 Maret 2022 merekomendasikan PB IDI untuk memecat Terawan sebagai anggota IDI karena telah melakukan pelanggaran etik berat.

Surat rekomendasi Nomor 0280/PB/MKEK/02/2022 yang ditujukan kepada Ketua Umum PB IDI tersebut berisi mengenai hasil keputusan MKEK setelah Rapat Pleno MKEK Pusat IDI pada 8 Februari 2022. Di dalamnya tertulis alasan pemecatan Terawan yang dinilai melanggar etik berat serta melakukan sejumlah kontroversi sepanjang 2018-2022.

Kiranya konflik IDI dan Terawan jangan ditarik ke mana-mana sebab kalah jadi abu menang jadi arang. Bangsa ini masih membutuhkan IDI yang solid. Sebaliknya, bukan mustahil Terawan bernasib sama seperti astronom Galileo Galilei.

Galileo dijatuhi hukuman pada 22 Juni 1633 karena menyatakan bumi mengitari matahari. Pernyataan Galileo itu bertentangan dengan keyakinan Gereja Katolik yang menyebut bumi sebagai pusat alam semesta. Dia dijatuhi hukuman penjara dan kemudian menjalani hukuman tahanan rumah seumur hidup.

Perjalanan sejarah membuktikan Galileo juga yang benar. Pada 31 Oktober 1992, Paus Yohanes Paulus II akhirnya mengumumkan bahwa Gereja Katolik telah melakukan kesalahan saat menghakimi pandangan keilmuan Galileo.

Kiranya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin segera memediasi kemelut yang terjadi antara IDI dan Terawan. Bisa saja dalam perjalanan sejarah nanti justru Terawan yang benar, tetapi keburu nasibnya seperti Galileo. Karena itu, jangan dibiarkan konflik berlarut-larut agar tirai panggung drama IDI-Terawan segera ditutup.



Berita Lainnya
  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik