Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Nyali Gede untuk Moge

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
15/3/2022 05:00
Nyali Gede untuk Moge
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DULU saya punya tetangga yang memiliki moge. Setiap kali dia lewat dengan mogenya itu di depan rumah, telinga ini serasa diinvasi. Saban kali dia manasin mesin moge kebanggaannya itu, jantung ini serasa diteror. Geregetan, kesal, marah campur aduk jadi satu.

Suara moge yang keras cenderung ngebas tetapi sember benar-benar mengganggu. Apalagi, dia tak kenal waktu dalam menggauli mogenya. Tak jarang, pada malam hari dia menghidupkan mesin, menggeber-gebernya. Suaranya sungguh membuat sakit kepala.

Tidak hanya saya, tetangga sekitar punya perasaan yang sama. Sama-sama geregetan, kesal, marah, tetapi semuanya cuma disimpan dalam hati. Paling-paling hanya kasak-kusuk tanpa mau mengungkapkan langsung ke empunya moge. Alasannya ogah ribut dengan tetangga. Tidak enak, kata mereka.

Moge alias motor gede identik dengan arogansi, itulah persepsi banyak orang yang mustahil dimungkiri. Moge identik dengan egoisme, itu juga anggapan yang tak mungkin dikesampingkan.

Tidak terhitung lagi peristiwa yang mengesankan kesombongan pengendara moge di jalanan. Ketika konvoi, mereka menganggap jalanan seperti milik sendiri. Yang lain numpang sehingga harus rela dipinggirkan.

Banyak sekali testimoni warga biasa yang menjadi korban arogansi konvoi moge. Di media sosial bertebaran rekaman betapa mereka terpaksa mengalah agar tak kena masalah. Seorang ibu bahkan sampai terperosok ke sawah karena tak berdaya dipepet moge. Dua hari lalu, seorang biker di Bandung pun jadi korban penganiayaan pengendara moge.

Saat konvoi, pengendara moge tak punya rasa takut. Anggota TNI pun mereka lawan seperti yang terjadi di Bukittinggi, dua tahun silam. Mereka mengeroyok, bahkan mengancam menembak Serda M Yusuf dan Serda Mustari. Akhirnya, lima pengendara moge itu berurusan dengan hukum.

Ulah pengendara moge terjadi lagi baru-baru ini. Peristiwanya lebih tragis, lebih menguras emosi. Bayangkan, dua anak kembar berusia 8 tahun, Hasan Firdaus dan Husen Firdaus, harus kehilangan nyawa akibat ditabrak pengendara moge. Kejadiannya di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (12/3).

Menurut saksi, rombongan moge melaju kencang dari arah Banjar menuju Pangandaran. Ketika Hasan dan Husen menyeberang, tabrakan tak terelakkan. Saking kerasnya benturan, tubuh kedua bocah terpental hingga 10 meter. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Kita ikut berduka.

Kecelakaan di jalan raya yang mengakibatkan orang melepas nyawa sebenarnya jamak terjadi. Data menunjukkan pada 2020 kasus meninggal dunia akibat lakalantas tercatat 23.529. Artinya, rata-rata korban meninggal dalam kecelakaan lalu lintas 1.960 jiwa per bulan.

Namun, persoalan menjadi lain ketika kecelakaan melibatkan moge. Atensi publik tersedot ke sana. Sorotan miring mengarah ke pengendara. Rupa-rupa komentar sumbang hingga sumpah serapah tumpah ruah kepada mereka. Demikian pula kali ini, apalagi korbannya dua bocah. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang tinggal di Pangandaran tak ketinggalan.

''Sudah saatnya touring moge diatur dengan ketat... jalan di Indonesia terutama country side/daerah tidaklah luas/lebar & banyak yang melewati perkampungan. Disiplin moge dalam touring untuk mematuhi dan waspada terhadap kecelakaan yang bisa fatal seharusnya menjadi hal yang wajib,'' kata Susi di akun Twitter-nya, @susipudjiastuti.

Stigma bahwa pengendara moge arogan, sombong, beringas, dan mentang-mentang kian kuat melekat. Terlebih, setelah kejadian, penabrak memberikan uang Rp50 juta kepada keluarga korban. Entah untuk apa uang itu. Untuk damai? Agar kasus tidak berlanjut ke pidana? Yang pasti, hingga kemarin polisi belum menetapkan pelaku sebagai tersangka. Ada kekhawatiran perkara itu akan selesai dengan uang Rp50 juta. Nyali polisi dipertaruhkan.

Pengendara moge ialah orang-orang istimewa karena mereka cenderung diistimewakan. Lihat saja ketika konvoi, mereka kerap dikawal petugas.

Ada voorijder. Mereka seolah-olah pejabat negara atau tamu negara yang boleh mendapat hak lebih dengan mengurangi hak orang lain di jalan.

Perlakuan istimewa juga tampak di mal-mal, di kafe-kafe, di hotel-hotel berkelas. Mereka mendapatkan tempat parkir khusus di depan gedung, malah kadang di samping pintu masuk.

Ada yang menyebut moge ialah motor dengan cc di atas 250. Ada pula yang berpendapat disebut moge jika cc-nya di atas 400. Harganya juga istimewa, mulai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Ia hanya bisa dibeli orang-orang dengan isi kantong istimewa. Sayangnya, karena itu, mereka diistimewakan.

Tidak mudah memperbaiki citra pengendara moge. Ia kadung dicap buruk, bahkan sudah dari sononya. Klub moge sudah ada sejak zaman Hindia Belanda pada 1900-an. Namanya Magneet yang dibentuk pada 1913 sebagai persatuan pengendara sepeda motor atau motor-wielrijders bond. Anggotanya orang Belanda dan Eropa di Batavia.

Magneet juga dibenci masyarakat saat itu karena kerap berulah. Saat konvoi, tak jarang mereka menabrak gerobak, ayam, atau pasar. Dalam catatan sejarah, mereka bahkan pernah menyebabkan seorang gadis yang mengendarai sepeda bernama Moenah tewas.

Bahwa klub moge saat ini dipersepsikan arogan tentu bukan karena gen mereka arogan. Mereka katanya juga sudah berusaha memperbaiki diri. Namun, selama masih merasa diri istimewa dan terus diperlakukan istimewa, termasuk oleh aparat penegak hukum, jangan harap masyarakat bisa menerima keberadaan mereka.

Estetikanya, moge untuk mereka yang berbadan gede. Tentu saja juga harus berpundi-pundi gede. Karena itu, untuk menertibkan mereka kiranya butuh nyali gede.



Berita Lainnya
  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik