Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Lagi-Lagi Lili

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
11/2/2022 05:00
Lagi-Lagi Lili
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SEPANJANG sejarah Komisi Pemberantasan Korupsi, tidak ada komisioner tersandung kasus pelanggaran etik sekerap Lili Pintauli Siregar. Lili yang oleh Dewan Pengawas atau Dewas KPK pernah dijatuhi sanksi kini terbelit perkara lagi.

Lili merupakan satu dari lima komisioner KPK periode 2019-2023. Perempuan kelahiran Tanjung Pandan, Bangka Belitung, 9 Februari 1966, itu menjadi atensi bukan karena dia satu-satunya perempuan di jajaran pimpinan. Sama sekali bukan. Dia disorot terkait rentetan dugaan pelanggaran etik yang di KPK bukan masalah kaleng-kaleng.

Di antara pimpinan, bukan cuma Lili sebenarnya yang cukup akrab dengan perkara etik. Pak Ketua, Firli Bahuri, juga beberapa kali tersangkut kasus serupa, utamanya saat masih menjadi Deputi Penindakan KPK.

Ketika sudah menjadi KPK-1, Firli pernah pula dinyatakan Dewas melanggar kode etik karena bergaya hidup mewah. Dia menyewa helikopter untuk perjalanan pribadi. Dia diberi sanksi teguran tertulis.

Beda Firli lain Lili. Lili terjerat pelanggaran kode etik yang lebih nendang lagi. Pada Agustus 2021, dia dinyatakan melanggar dua hal. Pertama, menyalahgunakan pengaruh untuk kepentingan pribadi dan kedua, berhubungan dengan seseorang yang sedang diperiksa perkaranya oleh KPK.

Lili terbukti berkomunikasi dengan Wali Kota nonaktif Tanjung Balai, Sumatra Utara, M Syahrial. Ketika itu, KPK sedang menyelidiki kasus jual-beli jabatan yang menyeret Syahrial. Sanksi pun dijatuhkan berupa pemotongan gaji pokok 40% selama 12 bulan. Sanksi yang sampai kini masih menyisakan tanda tanya besar, kok, bisa Dewas membuat putusan begitu ringan atas pelanggaran yang begitu berat.

Kasus Lili tak berhenti di situ. Sejumlah laporan pelanggaran etik berdatangan ke meja Dewas. Dia, misalnya, dilaporkan eks penyidik KPK, Novel Baswedan dan Rizka Anungnata, atas dugaan berkomunikasi dengan salah satu kontestan Pilkada Kabupaten Labuhanbatu Utara 2020, Darno.

Menurut pelapor, Darno minta agar eksekusi penahanan tersangka eks Bupati Khairuddin Syah Sitorus dipercepat. Tujuannya untuk menjatuhkan suara anak Khairuddin yang juga berkontestasi di pilkada.

Nama Lili juga disebut dengan lantang oleh Stepanus Robin Pattuju. Robin merupakan bekas penyidik KPK yang berbalik menjadi terdakwa suap dalam kasus Syahrial. Di depan sidang, dia membeberkan peran Lili dalam perkara itu. Dia bahkan bertekad membawa Lili ke penjara.

Pada medio Januari 2022, Ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan mengungkapkan ada satu laporan yang diterima terkait Lili, tapi tidak dijelaskan detailnya. Dia hanya berujar laporan itu sedang diselidiki.

Lili dilaporkan pula oleh IM57+ Institute. Ini wadah 57 eks pegawai KPK yang dipecat karena gagal tes wawasan kebangsaan. Isi laporannya ialah Lili telah melakukan pembohongan publik. Sebabnya, yakni dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam jumpa pers 30 April 2021, dia membantah melakukan komunikasi dengan Syahrial.

Laporan itu sudah cukup lama. Ia kembali mengemuka setelah Dewas mulai memprosesnya. Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha, pekan silam, menyatakan tiga anggotanya telah dimintai klarifikasi. Anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris dua hari lalu bilang pihaknya segera menindaklanjuti laporan itu.

Setidaknya ada dua hal yang diduga dilanggar Lili. Pertama, Pasal 4 ayat (1) huruf a Peraturan Dewas KPK Nomor 2 Tahun 2020. Pasal ini memerintahkan insan KPK berperilaku dan bertindak jujur dalam pelaksanaan tugas sesuai fakta dan kebenaran. Kedua, Pasal 5 ayat (2) huruf b terkait larangan menyebarkan berita bohong.

Kejujuran merupakan jantungnya KPK. Sesuai dengan slogan mereka, Berani jujur hebat, kejujuran merupakan salah satu pilar utama bagi tegaknya institusi. Ia yang memompa darah integritas ke seluruh organ tubuh sehingga KPK bisa terus berdiri gagah memberantas rasuah.

Tiada tempat di KPK bagi pegawai, apalagi pimpinan, yang tidak jujur. Tidak ada posisi apa pun di KPK yang layak dipercayakan kepada tunaintegritas.

Bolehlah kita menyambut baik Dewas yang setidaknya tak membuang laporan terhadap Lili ke tong sampah. Namun, publik butuh bukti. Bukti bahwa Dewas sengaja dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang KPK. Bukti bahwa Dewas ada untuk menerima dan menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan insan KPK. Bukti bahwa Dewas bukan untuk melindungi pelanggar etik.

Tumpak Panggabean, Harjono, Albertina Ho, dan Syamsuddin Haris tak asal dipilih oleh Presiden Jokowi. Begitu juga Artidjo Alkostar yang telah wafat. Mereka konon orang-orang pemberani, orang-orang hebat.

Keberanian dan kehebatan itulah yang ditunggu masyarakat untuk membersihkan KPK. Mana bisa KPK mengajak masyarakat melawan korupsi jika di dalam mereka kotor.

KPK tak lagi masuk jajaran institusi yang paling dipercaya rakyat. Itu fakta. Mereka terpelanting dari peringkat atas. Itu realitas. Survei terkini pada Desember 2021 menunjukkan mereka anjlok ke posisi delapan. Hanya 71% responden yang masih percaya KPK.

Itu persoalan serius, amat serius. Berbenah ialah keniscayaan. Bersih-bersih diri merupakan kemestian demi pulihnya kredibilitas. Demi kembalinya muruah dan kehormatan KPK sebagai andalan bangsa memberangus rasuah.

Semua itu butuh kemauan, juga keberanian seluruh pegawai, pimpinan, dan tentu saja Dewas. Pramoedya Ananta Toer pun pernah mengingatkan, "Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?"



Berita Lainnya
  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik