Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Cinta dan Haru di Semeru

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
08/12/2021 05:00
Cinta dan Haru di Semeru
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BANYAK kisah perih mengiringi meletusnya Gunung Semeru. Jerit dan tangis bertalu-talu. Orang-orang berlomba dengan waktu, dikejar lahar panas dan abu. Kisah mengharukan memang selalu berkelindan dalam setiap musibah.

Itu pula yang terekam di balik erupsi Gunung Semeru. Ada seorang ibu yang membawa anaknya menggunakan jas hujan, menerjang debu erupsi untuk evakuasi diri. Ibu itu menghampiri sebuah rumah untuk meminta air guna membasuh wajahnya yang penuh dengan debu.

Sementara itu, sang anak berada di balik jas hujan. Banyak yang merasa iba dan terharu dengan perjuangan seorang ibu yang menyelamatkan sang anak. Ada juga kisah Sinten dan Dewi Novitasari yang dapat menyelamatkan diri dari dampak erupsi Gunung Semeru. Mereka berdua selamat setelah berlari hingga sejauh 13 kilometer.

Sinten dan Dewi melakukan perjalanan evakuasi dengan berlari ke rumah tetangga yang berjarak sekitar 1 kilometer. Kemudian, mereka lanjut berlari ke masjid yang jaraknya 5 kilometer, menjauh dan mengarah ke Dusun Gunung Sawur. Saat tiba di Dusun Gunung Sawur, beruntung keduanya segera diamankan ke Desa Sumbermujur menggunakan pick up.

Mereka berdua berhasil selamat. Namun, mereka harus kehilangan salah satu anggota keluarganya, Samsul, yang pada saat itu sedang bekerja menjaga portal tambang dekat Gunung Semeru.

Ada juga kisah pilu Rumini, 28, dan Salamah, 70. Keduanya warga Candipuro, Kabupaten Lumajang. Mereka berdua anak dan ibu yang meninggal karena erupsi Gunung Semeru. Mereka meninggal dengan posisi berpelukan di dalam rumah. Tubuh Salamah (ibu dari Rumini) yang sudah renta tidak memungkinkan untuk berlari.

Rumini yang melihat kondisi ibunya tak tega meninggalkan Salamah sendirian di tengah erupsi Gunung Semeru yang dahsyat. Lantaran tak bisa membawa sang ibu, ia pun menemani sang ibu hingga ajal menjemput. Mereka sama-sama tertimbun reruntuhan bangunan rumah.

Kisah lain terjadi di dusun berbeda. Itu terjadi saat relawan Baret Rescue Gerakan Pemuda NasDem Jember menemukan jenazah seorang ibu yang sedang menggendong bayinya tertimbun lahar Gunung Semeru. Selain itu, terdapat tiga jenazah yang masih terjebak di dalam truk pengangkut pasir serta tujuh jenazah yang tertimbun lahar Semeru. Hingga kemarin, ada 22 korban jiwa, 27 orang masih hilang, dan ribuan orang tinggal di barak-barak pengungsian.

Cerita haru Semeru mengingatkan saya pada kisah yang terjadi saat Perang Dunia II (1945). Kala itu, seorang bocah Jepang berdiri menunggu giliran kremasi adiknya yang sudah meninggal. Sang adik ia gendong di punggungnya. Kisah tersebut terekam dalam foto hitam putih yang menyayat.

Pengambil foto itu mengatakan bocah itu menggigit bibirnya begitu keras agar tidak menangis. Gigitan itu membuat darah menetes dari sudut mulutnya. Saat itulah penjaga meminta, "Berikan padaku beban yang kamu bawa di punggungmu."

Bocah itu menjawab, "Dia tidak berat, dia saudaraku." Hingga hari ini, di Jepang, foto tersebut digunakan sebagai pengingat. Ia terus 'diabadikan' untuk melambangkan kekuatan. Sebuah kekuatan cinta.

Kasih sayang antarkakak beradik bukanlah sebuah beban, melainkan berkat yang saling melengkapi.

Tetap kuat untukku, untukmu, untuk kita. The Hollies, grup band tahun 60-an, merekamnya dalam lagu yang abadi: He Ain't Heavy He's My Brother. Dia tidak berat, dia saudaraku.

Mata berkaca-kaca melihat kekuatan cinta itu masih ada di Semeru. Bencana memang kerap menyelinap seperti pencuri yang datang tidak terduga. Namun, cinta dan solidaritas sebagai sesama akan datang setiap waktu.

Dari layar kaca televisi, suara radio, foto-foto di koran, hingga gambar yang berhamburan di media sosial terekam jelas bahwa solidaritas di antara kita memang tanpa batas. Semua bergerak dan digerakkan oleh the power of love, kekuatan cinta. Tidak ada yang terbebani. Dia tidak berat, dia saudaraku.

 



Berita Lainnya
  • Mengakhiri Anomali

    19/8/2025 05:00

    BANGSA Indonesia baru saja merayakan 80 tahun usia kemerdekaan.

  • Topeng Arogansi Bopeng Kewarasan

    18/8/2025 05:00

    ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.

  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.