Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Malinchismo di Sana Inlander di Sini

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
16/11/2021 05:00
Malinchismo di Sana Inlander di Sini
Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BERPIDATO di ulang tahun ke-10 Partai NasDem, Kamis (11/11), Presiden Jokowi berbicara ihwal bangsa ini mengidap DNA inferior/DNA inlander. Anak bangsa ini rendah diri berhadapan dengan bule. Katanya, inilah DNA yang timbul akibat dijajah 350 tahun.

Inlander bermakna 'orang pedalaman'. 'Orang udik' yang merasa 'rendah' jika dibandingkan dengan 'orang kota'. Apakah di dunia ini hanya Indonesia yang mengidap DNA inlander/DNA inferior? Ternyata tidak.

Empat hari lalu, Eddie Jones, manajer tim nasional rugbi Inggris asal Australia, menyebut negaranya, Australia, mengidap inferiority complex bila berhadapan dengan Inggris yang merupakan mother country Australia (The Sydney Morning Herald, 12/11).

Rendah diri Australia, menurut Eddie yang pernah menjadi manajer rugbi Australia, bersumber pada sejarah. Australia ialah negara yang berasal dari narapidana Inggris yang dibuang ke Australia. "Jadi, kami selalu melihat ke atas dan memandang Inggris sebagai negara ibu," katanya.

Eddie Jones ingat sebagai seorang anak akan berdiri tegak untuk menyanyikan lagu kebangsaan dan itu ialah God Save the Queen. "Kami adalah negara Inggris yang lebih kecil, jadi ketika kami melawan mereka dalam olahraga, itu adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa kami bukan negara yang lebih kecil."

Lima belas tahun lalu (2006), ketika G-20 berlangsung di Melbourne, Australia, koran besar di kota itu menurunkan kepala berita Australia makes its mark on the world stage (Australia membuat tanda di panggung dunia). Raphael Minder, koresponden Financial Times di Sydney, menulis kolom heran. Katanya, kalau pertemuan G-20 itu diselenggarakan di Belgia, tak ada rasa tak aman, inferiority complex. Padahal, dalam berbagai ukuran Australia lebih unggul. Penduduk Belgia separuh Australia, pendapatan per kapita Australia lebih tinggi, dan Australia sedang mengalami ledakan pertumbuhan komoditas, sedangkan Belgia mengalami industri batu bara yang sekarat. Ternyata DNA inlander itu masih bercokol di Australia hingga sekarang sebagaimana dinyatakan pelatih rugbi Eddie Jones.

Bukan hanya Australia yang inferior, melainkan juga Jepang. Dua belas tahun lalu, Yoko Harada meraih gelar doktor di Universitas Wollongong (2009) dengan tesis bahwa Australia dan Jepang mengidap inferioritas, yaitu mengambang mendua antara the Orient (yang didominasi) dan the Occident (yang mendominasi).

Tesis itu menggunakan ‘Orientalisme’, teori Edward W Said yang terkenal. Di forum internasional, Jepang dan Australia merasa superior terhadap tetangganya, Asia (the Occident), tapi merasa inferior terhadap Barat (the Orient).

Korea Selatan bahkan inferior sekaligus terhadap dua negara, yakni Jepang dan AS. Ini pendapat Su Yeon Gwak dari departemen psikologi Universitas Utah. Selama Jepang menjajah Korea Selatan 36 tahun, bahasa, kebudayaan, dan sejarah Korea ditindas diganti dengan bahasa, kebudayaan, dan sejarah Jepang. Jepang bahkan memaksa nama keluarga Korea dihapus. Jepang menjadikan 100 ribu sampai 200 ribu perempuan muda Korea sebagai budak seks. Terjadilah inferioritas anti-Jepang.

Korea Selatan juga mengalami inferior selama rezim militer AS berkuasa di Korea Selatan. Menurut Su Yeon Gwak, AS memaksa Korea Selatan menjadi negara yang incompetence, yang inferior. Yang hebat itu ialah AS.

Pendudukan militer AS itu terjadi setelah Perang Korea yang membelah dua Korea. Orang Korea hidup tercerai-berai dengan keluarga. Yang satu di Utara yang lain di Selatan. Perang Korea ini juga membuat mereka miskin, menjadikan mereka inferior.

Sebuah survei yang dilakukan Gallup Korea (2016), sebanyak 41% responden berumur 20-29 tahun memakai Iphone. Mereka lebih memilih smartphone buatan AS daripada Samsung. Adalah umum masyarakat Korea Selatan lebih dapat menerima kultur Amerika. Sebetulnya mengherankan jika hingga kini Korea Selatan masih mengidap inferioritas terhadap Jepang, mengingat K-pop mendominasi Jepang.

Inferioritas juga terjadi di Eropa Tengah. Prof Csaba G Kiss, pakar mengenai Eropa Tengah, berpendapat sejumlah negara Hongaria, Ceko, Slowakia, Polandia mengidap inferiority complex. Ini akibat tragedi sejarah yang mereka alami. "Kami bermimpi menjadi negara Eropa Barat karena Eropa Tengah milik Barat. Hongaria, contohnya, bagian dari Eropa Barat sejak St Stephen memilih Roma daripada Byzantium," kata Csaba yang ahli sejarah dan kebudayaan Hongaria.

Di dalam berhubungan dengan orang asing/bule, orang Meksiko juga mengidap inferiority complex. Penyakit sosial ini mereka sebut malinchismo, yang timbul akibat invasi media berupa program Amerika dan Inggris di TV Meksiko pada 1960-an. Bisakah DNA inlander dikikis habis?

Jawabnya barangkali perlu melihat Tiongkok awal abad ke-20. Kala itu, negeri itu mengalami inferiority complex terhadap kultur Barat. Untuk mengatasi DNA inlander itu, intelektual Tiongkok belajar bahasa Inggris, banyak yang studi di Barat, mengerti kebudayaan Barat. Sebaliknya, Barat gagal belajar bahasa Mandarin dan tak mengerti kebudayaan Tiongkok. Barat cuma bisa bilang Tiongkok misterius. Tiongkok saat itu menang perang narasi intelektual, kini bahkan mereka menang perang dagang melawan Barat.



Berita Lainnya
  • Mengakhiri Anomali

    19/8/2025 05:00

    BANGSA Indonesia baru saja merayakan 80 tahun usia kemerdekaan.

  • Topeng Arogansi Bopeng Kewarasan

    18/8/2025 05:00

    ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.

  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.