Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Siapa Berani Kritik Polisi?

Saur M Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
09/11/2021 05:00
Siapa Berani Kritik Polisi?
Saur M Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KIRANYA perlu diajukan pertanyaan, apa yang salah di tubuh Polri? Untuk menjawabnya barangkali perlulah uji petik, diperiksa mendalam sejak seseorang masuk menjadi polisi bahkan sampai berpangkat jenderal.

Suatu hari publik dikejutkan kemurahan hati seorang pengusaha yang diumumkan bersama seorang Kapolda. Itu terjadi di Palembang, Sumatra Selatan. Sang pengusaha menyerahkan cek senilai Rp2 triliun, donasi untuk turut mengatasi pandemi korona. Ternyata bodong.

Kapolda itu berpangkat inspektur jenderal. Kok bisa begitu gampang jenderal polisi itu teperdaya? Bukankah untuk sampai menjadi Kapolda sang jenderal telah berjibun menangani perkara kriminal, termasuk penipuan? Kenapa dia begitu gampang tertipu?

Seorang inspektur jenderal lainnya bahkan berani menyalahgunakan jabatannya sebagai Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri untuk menghapus nama seorang buron dari daftar pencarian orang yang tercatat di Direktorat Jenderal Imigrasi. Jenderal polisi itu menerima US$370.000 dan S$200.000 dari koruptor yang telah buron sejak 2009. Penghapusan red notice itu membuat sang buron yang amat terkenal dapat bebas keluar masuk negeri ini.

Di dalam sel tahanan sang jenderal menganiaya tahanan lainnya dan melumuri tahanan itu dengan kotoran manusia. Bisakah dibayangkan itu dilakukan seorang lulusan Akpol yang berkarier sampai berpangkat jenderal?

Presiden Jokowi rasanya perlu menonton tayangan video aksi brutal Kapolres Nunukan memukul dan menendang anak buahnya. Tak salah bila rakyat membayangkan jika terhadap anak buahnya saja polisi melakukan kekerasan fisik, terlebih lagi terhadap rakyat biasa.

Tiga pekan lalu saya berbincang seraya makan malam dengan sejumlah anak muda dari generasi Z di Semarang, Jawa Tengah. Saya bertanya apa yang menarik di media sosial saat ini? Seorang di antaranya menjawab, "Percuma lapor polisi." "Kamu ikut berkomentar?" "Tidak." "Kenapa?" "Takut diciduk."

Saat itu beredar tagar #percumalaporpolisi yang merupakan protes keras netizen gara-gara Polres Luwu Timur, Sulawesi Selatan, menghentikan kasus dugaan pencabulan atau pemerkosaan terhadap anak. Polisi dikecam dinilai tidak merespons serius pengaduan masyarakat. Bahkan, polisi dituding sering mengabaikan pengaduan masyarakat terkait dengan kasus pencabulan.

Generasi Z itu baru tahun pertama duduk di bangku kuliah. Mereka lahir di era setelah Polri direformasi. Polri dipisah dari Angkatan Bersenjata yang juga direformasi menjadi TNI. Akan tetapi, di benak anak muda itu melekat kata 'diciduk'. Sebuah kata berkonotasi kekerasan, bahkan pelanggaran HAM. Citra 'diciduk polisi' ternyata tak terhapuskan oleh reformasi. 'Diciduk' malah bersemayam di kepala generasi Z yang tak mengalami zaman Orde Baru.

Semua kenyataan itu mendorong rasa ingin tahu saya melihat dengan mata kepala sendiri lukisan mural di tembok Lapangan Bhayangkara, di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan. Itu terjadi Kamis sore, 4 November 2021. Sebuah mural judulnya dapat membuat orang terpana. Siapa Berani Kritik Polisi? Dua tangan diborgol. Di bawahnya tertera, SIAP SIAP AJA. Apakah mural ini bermakna siapa berani mengkritik polisi bersiaplah diborgol?

Persis di sebelah mural Siapa Berani Kritik Polisi? itu ialah mural yang antara lain di situ tersurat maling besar dilindungi, maling kecil dihakimi. Selebihnya mural didominasi perihal pandemi korona. Kiranya tak banyak yang berani mengkritik polisi di depan Mabes Polri, sekalipun itu mungkin lebih disiasati sebagai sebuah autokritik.

Kapolri merespons kritik. Dia mengutip pepatah ikan busuk dimulai dari kepala. Pimpinan harus jadi teladan. Kalau tak mampu membersihkan ekor, ‘kepalanya akan saya potong’.

Pernyataan itu menimbulkan optimisme. Menilik kasus-kasus di atas, terbayang bakal banyak yang dipotong kepalanya. Kiranya Kapolri tidak sedang membaca 'peta buta' di Google Maps.



Berita Lainnya
  • Mengakhiri Anomali

    19/8/2025 05:00

    BANGSA Indonesia baru saja merayakan 80 tahun usia kemerdekaan.

  • Topeng Arogansi Bopeng Kewarasan

    18/8/2025 05:00

    ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.

  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.