Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Gerak Maju Sumpah Pemuda

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
30/10/2021 05:00
Gerak Maju Sumpah Pemuda
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KEBANGKITAN, di mana pun merupakan usaha kesengajaan. Pula, gerak maju peradaban, selalu merupakan buah atau cermin dari ikhtiar kesengajaan.

Sumpah Pemuda dibangun secara sadar oleh usaha kesengajaan. Begitu juga dengan proklamasi kemerdekaan kita, mewujud oleh ikhtiar penuh kesadaran dari beragam elemen republik ini untuk hidup bebas dari penjajahan.

Karena itu, mustahil ada gerak maju dan gerak peradaban timbul tanpa kesengajaan, tanpa by design. Bangsa ini jelas tidak akan baik-baik saja bila semua serbatiba-tiba. Tidak bakal ada sekonyong-sekonyong maju. Mimpi negara maju dan sejahtera pasti butuh usaha keras.

Lalu, dari mana mesti dimulai? Para bijak bestari menyebut bahwa keyakinan atau tekad itu yang pertama. Mimpi Indonesia merdeka akan sulit terwujud tanpa keyakinan. Saat para pejuang kemerdekaan memekikkan Indonesia merdeka, tidak banyak yang percaya bahwa mimpi itu bisa terwujud. Apalagi, saat itu Indonesia tengah digencet dua poros raksasa kolonialis dunia: Belanda (sekutu) dan Jepang.

Toh, sumbu keyakinan tetap menyala. Tekad dan optimisme ternyata menjadi bahan bakar ampuh menuju kemerdekaan. Begitu juga dengan Sumpah Pemuda. Banyak muncul keraguan bahwa persatuan bisa ditenun hanya oleh tekad segelintir pemuda di tengah keinginan berbeda-beda dan keragaman bangsa dengan macam-macam kompleksitasnya. Nyatanya, keyakinan sanggup merekatkan persatuan. Spirit persamaan nasib setumpah darah, sebangsa, dan sebahasa menggugurkan keraguan.

Bahkan, ajaran para nabi meneguhkan jika kamu yakin bisa berjalan di atas laut, semesta akan membuatmu mewujudkannya. Bila kalian percaya api bisa ditaklukkan menjadi energi positif, tidak ada yang mustahil untuk melakukannya.

Namun, keyakinan tanpa diikuti visi akan menjadi buta. Ia semacam taklid. Bahkan, ada yang menyebutnya bonek, alias bondho nekat (modal nekat). Para pendiri republik ini tidak sekadar yakin akan kemerdekaan. Mereka punya visi tentang Indonesia pascakemerdekaan bahkan bagaimana Indonesia masa depan.

Para pejuang gigih Sumpah Pemuda jelas tidak sekadar punya modal pekik. Mereka membawa visi seperti apa bangsa ini merawat persatuan ke depan. Mereka merawat sumpah persatuan itu dalam visi besar Bhinneka Tunggal Ika. Sumpah persatuan tidak sekadar diteriakkan lalu dilipat di bawah bantal sebagai teman bermimpi.

Maka itu, saat ada seorang teman tidak terlalu antusias untuk membincangkan Sumpah Pemuda, saya menduga ia sudah kehabisan bahan bakar untuk merawat sumpah persatuan tersebut atau setidaknya sudah tidak yakin bahwa dalam arus besar globalisasi, persatuan atas nama bangsa layak diperjuangkan.

Saya sepenuhnya masih percaya dengan pandangan Ernest Renan, filsuf Prancis. Kata dia, bangsa terjadi karena adanya perasaan dan persatuan yang kuat untuk bersatu dari para penyokongnya yang bersedia melakukan pengorbanan bagi kejayaan mereka. Selama masih ada semangat bersatu dan spirit berkorban, bangsa itu akan tetap memiliki gerak maju.

Seorang jurnalis dan peneliti Amerika, Vance Packard, menegaskan bahwa bangsa merupakan realitas intersubjektivitas dan hadir semata-mata dalam pikiran bayangan masyarakat. Bahkan, jika seseorang akhirnya percaya bahwa bangsa itu tidak ada, bangsa akan tetap tidak terancam sebab bangsa bukan realitas subjektivisme yang hadir dalam pikiran satu orang.

Sumpah Pemuda itu bukan bayangan satu orang. Ia keyakinan dari jong Sumatra, jong Selebes, jong Java, jong Ambon, dan lain-lain. Karena itu, selama ia diyakini dan terus dirawat, ia bukan sekadar terus ada, melainkan berkembang menjadi bahan bakar gerak maju peradaban.



Berita Lainnya
  • Mengakhiri Anomali

    19/8/2025 05:00

    BANGSA Indonesia baru saja merayakan 80 tahun usia kemerdekaan.

  • Topeng Arogansi Bopeng Kewarasan

    18/8/2025 05:00

    ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.

  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.