Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Learning Loss

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
23/10/2021 05:00
Learning Loss
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ADA satu frasa bahasa Inggris yang terus-menerus membuat para pendidik, termasuk menterinya pendidikan, risau sejak pandemi covid-19 melanda. Frasa itu ialah learning loss. Pandemi korona, kata Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim, bisa hilang. Namun, learning loss atau kehilangan kesempatan belajar bisa bersifat permanen.

Kata Nadiem, "Kita semua akan pulih dari covid-19. Tapi, anak-anak kita banyak yang sulit pulih dari learning loss, juga sulit pulih secara psikologis dengan dampak yang luar biasa. Karena itu, satuan pendidikan yang eligible harus segera menjalankan PTM (pembelajaran tatap muka)."

Dalam pandangan Mas Menteri, kalau angka kasus covid-19 terus melandai, sebaiknya anak-anak tidak perlu dikorbankan lagi dalam hal pendidikan. PJJ (pembelajaran jarak jauh), tandas Nadiem, dampaknya bisa lebih permanen daripada covid-19. Kendati PJJ merupakan upaya untuk memastikan hak pendidikan anak-anak di Indonesia tetap terpenuhi, siapa sangka, pemberlakuan PJJ dalam jangka panjang justru membawa ancaman baru.

Berdasarkan riset terbaru dari World Bank menunjukkan terlalu lama pembelajaran jarak jauh dan lamanya sekolah ditutup menjadi salah satu penyebab penting terjadinya learning loss. Dalam riset itu dinyatakan jika efektivitas pembelajaran jarak jauh berkurang 40%, akan ada learning loss hingga 6,9 tahun. Jika efektivitas pembelajaran berkurang 20%, learning loss akan mencapai 6,7 tahun. Jika efektivitas pembelajaran berkurang 10%, learning loss yang didapat akan menjadi 6,6 tahun.

Lantas, apa sebetulnya learning loss itu? Apa pula dampaknya ke generasi muda? Saya mengutip laman The Glossary of Education Reform yang menyebut bahwa learning loss mengacu pada kehilangan pengetahuan dan keterampilan khusus atau umum, atau kemunduran dalam hal akademik. Masalah ini paling sering terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau diskontinuitas dalam pendidikan bagi siswa.

Laman tersebut menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan learning loss terjadi, di antaranya liburan musim panas, pendidikan formal yang tertutup, kembali putus sekolah, ketidakhadiran sekolah (bisa karena permasalahan kesehatan) dalam jangka panjang, pengajaran yang tidak efektif, dan perancangan jadwal pelajaran yang tidak terkoordinasi dengan baik. Intinya karena ada hambatan akses untuk meraih sumber-sumber pengetahuan.

Pandemi covid-19 membuat sistem pendidikan menjadi tidak seperti dulu. Studi lainnya yang dilakukan McKinsey menilai bahwa komputer tidak akan bisa menggantikan suasana kelas. McKinsey meminta guru di delapan negara menilai efektivitas pembelajaran jarak jauh sejak pandemi dimulai. Mereka diminta memberikan skor rata-rata 5 dari 10. Nilai sangat buruk diberikan Jepang dan Amerika Serikat ketika hampir 60% menilai efektivitas pembelajaran jarak jauh hanya berada di nilai 3 dari 10. Itu Jepang dan Amerika, negara yang sangat maju.

Bagaimana Indonesia? Boleh jadi problemnya berlipat ganda. Selain efektivitas yang rendah, ketersediaan sarana belajar daring juga tidak sepenuhnya bisa diatasi. Belum lagi keterbatasan ekonomi sehingga tidak bisa membelu kuota pulsa.

Jadi, fenomena learning loss paling mungkin terjadi pada anak-anak dari golongan ekonomi menengah ke bawah, yang memang tidak punya kemampuan untuk menggunakan dan mengakses gawai, juga internet, untuk belajar. Di Jakarta, misalnya, ada satu keluarga dengan anak tiga harus berebut gawai saat hendak belajar dari rumah.

Boro-boro pakai laptop, gawai sederhana saja cuma ada dua. Itu pun yang satu dipakai orangtua mereka mencari nafkah menjadi pengojek online. Tinggal satu gawai lagi harus dipakai bertiga. Padahal, tingkat pendidikan mereka berbeda: anak pertama SMA, nomor dua SMP, dan si bungsu SD. Bisa kita bayangkan bagaimana pengetahuan bisa mereka dapat bila sarana dan prasarana dasar saja mereka tidak mampu.

Saya mafhum semafhum-mafhumnya bila Mendikbud-Ristek terus mendesak agar pembelajaran tatap muka segera dimulai. Syaratnya, bertahap dan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Bukan perkara mudah, bukan pula simsalabim langsung sanggup memutus mata rantai kehilangan pengetahuan, tapi setidaknya bisa mencegah tingkat keparahan learning loss.

Tidak ada salahnya memulai saat kasus positif harian covid-19 mulai melandai di bawah 1.000 kasus dengan angka kematian di bawah 100 bahkan di bawah 50. Itu karena tidak ada bencana paling mengerikan bagi sebuah bangsa selain hilangnya generasi (lost generation) akibat hilangnya ilmu pengetahuan alias learning loss.



Berita Lainnya
  • Mengakhiri Anomali

    19/8/2025 05:00

    BANGSA Indonesia baru saja merayakan 80 tahun usia kemerdekaan.

  • Topeng Arogansi Bopeng Kewarasan

    18/8/2025 05:00

    ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.

  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.