Kami tak Mau Mati

Saur M Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
20/8/2021 05:00
Kami tak Mau Mati
Saur M Hutabarat Dewan Redaksi Media Group.(MI/Ebet)

NAMANYA Paulina. Umurnya 15 tahun. Ia memaksa dirinya turun dari pembaringan. Ia melepas ventilator, berjalan mengelilingi tempat tidurnya. Itu terjadi setelah 10 hari ia dirawat di ICU di Broward Health Medical Center, Florida, AS.

Melihat Paulina melepas ventilator, berkeras hati 'belajar' berjalan, membuat ibunya, Agnes Velasques, yang selama ini menemaninya di ICU, meneteskan air mata. Paulina belum divaksinasi. Agnes telah divaksinasi, sempat demam, kiranya tertular korona dari Paulina. Cerita itu diangkat CNN Amerika, 11 Agustus lalu. Stasiun TV itu mewawancarai ibu dan anak itu, melalui video call.

Paulina mengikuti nasihat physical therapist yang membantunya berjalan. Pada mulanya ia menggunakan walker, alat bantu jalan, mengelilingi tempat tidur tiga kali. Namun, kemudian ia seperti tak ingin berhenti berjalan.

"Saya merasa seperti ada batu besar yang baru saja lepas dari dadaku," kata sang ibu yang tiap hari selalu bilang kepada putrinya, to fight for your life.

'Berjuang untuk hidup' ialah obat yang tidak tersedia di instalasi farmasi rumah sakit. Spirit itu bersemayam di dalam diri Paulina, juga di dalam diri om dan tante saya, yang terinfeksi korona dan dirawat sekamar, di sebuah rumah sakit, di Jakarta Selatan. Suatu saat datanglah perawat ke kamar mereka, meminta nama dan alamat keluarga yang dapat dihubungi. Tante dan om tersentak.

Mereka bangkit. Turun dari tempat tidur. Melalui telepon genggam, mereka memutar lagu-lagu kesayangan mereka. Berdua bernyanyi, berjingkrak, sepuasnya. "Kami tak mau mati," kata tante, memberi kesaksian di dalam pertemuan zooming keluarga besar kami.

Hobi kiranya dapat membakar orang bergairah untuk tetap hidup. Ketagihan menonton sepak bola siaran langsung di televisi, bisa bikin orang memberontak melawan penyakit. Itulah yang dilakukan saudara saya yang lain. Ia berumur hampir 70 tahun, komorbid jantung, telah divaksinasi.

Dirawat di ruang sal di rumah sakit kelas 1, di bilangan Jatinegara, Jakarta, ia berkeras hati untuk menonton final Euro 2020. Panas badannya 38 derajat celsius lebih. "Dari tempat tidur saya gembira dapat memaksa diri menonton sepak bola level dunia." Besoknya panas badannya turun menjadi 36 derajat lebih.

Saya mendengarkan cerita itu dengan sebuah kepercayaan bahwa hati yang gembira ialah obat. Sebagai penggemar sepak bola, dini hari itu pun saya melawan kantuk untuk dapat mengikuti jalannya final Euro 2020.

Pertandingan final Inggris versus Italia itu diperpanjang. Skor tak berubah. Pertandingan berakhir adu tendangan penalti. Ini urusan menegangkan. Mata tak berkedip. Italia juara di kandang lawan.

Gara-gara pandemi setahun lebih kompetisi sepak bola tanpa penonton. Hati ikut kering. Hati kembali mekar menyaksikan riuh-rendahnya kehadiran ribuan orang di stadion terkemuka Wembley, London.

Pertandingan final itu usai di kala subuh datang menjelang. Diri pun tertidur nyenyak. "Sejak itu panas badan saya normal," katanya. Setelah 18 hari dirawat di rumah sakit, dia pulang ke rumah, bukan 'berpulang'.

Semua kisah itu moralnya serupa, 'kami tak mau mati'. Spirit yang kiranya perlu direproduksi dan ditiru pasien korona, di mana pun berada.



Berita Lainnya
  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.