Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SEKULER, secular, berasal dari bahasa Latin, saeculum, yang berarti dunia atau masa sekarang ini.
Pada suatu masa di Eropa, gereja memiliki, menguasai, mendominasi, berbagai hal dalam kehidupan di dunia: politik, ilmu pengetahuan, properti. Pada masa Pencerahan atau Enlightenment, berlangsung pemisahan gereja dari segala hal yang dimilikinya. Segala hal yang dilepaskan dari kepemilikan gereja disebut sekuler. Proses pemisahan gereja dari segala sesuatu yang sebelumnya dikuasainya disebut sekularisasi.
Berangkat dari sejarah kelahiran sekularisasi, istilah itu sering diterjemahkan sebagai pemisahan urusan duniawi dengan urusan agama. Biarlah segala yang duniawi menjadi urusan negara. Gereja urus saja agama dan akhirat.
Dalam pengertian sekularisasi semacam itulah kiranya Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas menilai Surat Keputusan Bersama tiga menteri tentang seragam sekolah menjadikan Indonesia negara sekuler. Indonesia, katanya seperti diberitakan mediaindonesia.com, semestinya menjadi negara religius, bukan negara sekuler.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri menerbitkan Keputusan Bersama tentang Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut bagi Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan di Lingkungan Sekolah yang Diselenggarakan Pemerintah Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dalam SKB itu, peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan berhak memilih seragam dan atribut tanpa kekhususan agama atau seragam dan atribut dengan kekhususan agama. Pemda dan sekolah tidak boleh mewajibkan atau melarang seragam dan atribut dengan kekhususan agama. Terbitnya SKB ini didorong kasus SMKN 2 Padang yang mewajibkan siswi nonmuslim, apalagi siswi muslim, memakai jilbab.
Anwar Abbas kiranya menilai aturan pemda dan sekolah tidak boleh mewajibkan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan memakai seragam dan atribut dengan kekhususan agama sebagai sekularisasi yang menjadikan Indonesia negara sekuler. Bila Anwar Abbas mengatakan Indonesia semestinya menjadi negara religius, itu artinya dia menginginkan Indonesia melakukan islamisasi karena konteks SKB tersebut ialah jilbab dan jilbab pakaian atau atribut Islam.
Indonesia bukan negara agama. Indonesia negara Pancasila. Berbagai agama berhak hidup di Indonesia. Penganut agama bebas menjalankan ajaran agama mereka. Mewajibkan atau melarang jilbab bertentangan dengan prinsip kebebasan menjalankan ajaran agama. Negara tidak boleh melakukan religionisasi.
Sekularisasi, menurut sosiolog Robert N Bellah, bermakna pembebasan, yakni pembebasan dari upaya penyucian atau penyakralan yang tidak pada tempatnya. Dengan perkataan lain, sekularisasi ialah desakralisasi, yakni pelepasan kesakralan dari objek-objek yang semestinya tidak sakral.
Berdasarkan defi nisi sekularisasi Bellah, cendekiawan muslim Nurcholish Madjid mengajukan tesis bahwa sekularisasi konsekuensi dari tauhid. Tauhid menghendaki pengarahan setiap kegiatan untuk Tuhan. Dengan perkataan lain, sekularisasi ialah pengalihan sakralisasi dari suatu objek ke Tuhan. Yang mutlak sakral cuma Tuhan.
Menurut saya, bila hendak dikaitkan dengan sekularisasi, SKB tentang seragam sekolah merupakan sekularisasi dalam pengertian Bellah dan Cak Nur. SKB itu melarang pemda dan sekolah mewajibkan atau menyakralkan jilbab. SKB itu mencopot kesakralan jilbab. Toh, ulama berbeda pendapat perihal kewajiban atau kesakralan jilbab.
Namun, pencopotan kesakralan jilbab tidak berarti pelarangan jilbab. Melarang jilbab sama saja menyakralkan pakaian bukan jilbab. Jika hendak dikaitkan dengan sekularisasi, sekularisasi jilbab ialah pencopotan kewajiban sekaligus pencopotan pelarang an jilbab.
Bila sekularisasi ialah konsekuensi dari tauhid seperti dikatakan Cak Nur, SKB itu sangat religius. Kiranya berlebihan bila Anwar Abbas mengatakan SKB itu menjadikan Indonesia negara sekuler.
Lagi pula, religiositas tidak diukur dari pakaian. Keislaman muslimah tidak diukur dari jilbab yang dikenakannya. Indeks negara islami, misalnya, tidak menjadikan pakaian sebagai ukuran. Yang dijadikan ukuran ialah kemakmuran ekonomi, penegakan hukum dan tata kelola pemerintahan yang baik, hak asasi manusia dan politik, serta hubungan internasional.
Pada 2018, Selandia Baru, negara yang sangat sedikit penduduknya berjilbab, diganjar predikat negara paling islami. Negara-negara yang banyak penduduknya berjilbab, seperti Iran berada di urutan 125, Mesir 137, Pakistan 140, Sudan 152, Indonesia 64, dalam deretan negara-negara islami.
PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.
SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).
Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.
TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.
KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved