Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SILA ketiga Pancasila dengan tegas menyatakan ‘Persatuan Indonesia’. Para pendiri bangsa menyadari itulah kekuatan dari Indonesia. Keberagaman jangan menjadi kelemahan, tetapi justru menjadi kekuatan. Bersatu kita utuh, bercerai kita runtuh.
Penerapan ‘Persatuan Indonesia’ harus terus kita lakukan. Berbagai perubahan zaman dan tantangan tidak boleh melupakan faktor yang satu itu. Nilai utama kebersamaan sebagai sebuah bangsa harus terus kita jaga, termasuk dalam menghadapi wabah covid-19 sekarang ini.
Kita justru harus semakin kukuh memperkuat barisan kita sebab musuh yang kita hadapi tidak kasatmata. Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo bahkan mengatakan, “Kita bersatu saja belum tentu bisa menang, apalagi kalau kita tidak bersatu.”
Pelajaran banyak negara dalam menghadapi wabah covid-19 ialah kemauan untuk meninggalkan kepentingan pribadi. Kita harus bergandengan tangan untuk menyelamatkan bangsa ini. Lex populi suprema lex, kesehatan masyarakat merupakan hukum yang tertinggi.
Untuk itulah selama lima bulan ini kita berjuang menjaga keselamatan masyarakat. Segala macam upaya dilakukan termasuk menghentikan semua kegiatan masyarakat. Semua orang kita minta tinggal di rumah dan kalau harus keluar rumah selalu menggunakan masker dan jaga jarak. Sesudah keluar rumah diingatkan untuk segera cuci tangan dengan sabun di air mengalir agar ketika memegang bagian wajah tidak terinfeksi covid-19. Bahkan kita minta masyarakat istirahat cukup dan olahraga teratur di samping mengonsumsi makanan bergizi.
Memang, harga yang harus kita bayar sangat mahal karena ekonomi nyaris terhenti. Untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat, pemerintah harus menyiapkan anggaran kesehatan dan ekonomi sampai Rp695 triliun. Tujuannya, negara membiayai mereka yang sempat tertular covid-19 dan memberikan bantuan sosial untuk warga yang kehilangan pekerjaan serta tidak memiliki pendapatan.
Tentu langkah penyelamatan itu memiliki banyak kelemahan. Kita memang tidak memiliki data akurat dan aparat terampil untuk menya lurkan bantuan secara benar. Namun, kita tidak bisa juga sekadar menyalahkan seakan-akan tidak ada yang telah kita lakukan untuk menyelamatkan bangsa dan negara ini. Tugas kita bersama memperbaiki kelemahan yang masih ada.
Kita perlu belajar dari Selandia Baru yang dianggap sebagai salah satu negara paling baik menangani covid-19. Meski ada pemilihan umum di depan mata, tidak menjadikan ajang politik itu untuk saling menista dan meniadakan. Kepentingan bangsa dan negara yang mereka dahulukan.
Tidak ada informasi asimetris yang dilemparkan, dipublikasikan, dan diperdebatkan di publik. Semua mencoba menyumbangkan pemikiran terbaik kepada bangsa dan negaranya. Sekecil apa pun kontribusi coba diberikan, termasuk tidak membingungkan masyarakat dengan pernyataan aneh-aneh. Bahkan media memberikan alokasi tayangan dan halaman untuk mengedukasi masyarakat bagaimana menghindari covid-19.
Sedih rasanya ketika melihat pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kita justru saling menyalahkan. Seakan berlomba untuk menjadi penyelamatan bangsa. Sayangnya bukan dengan aksi nyata, tetapi sekadar menggelar aksi politik. Lupa bahwa yang sedang kita hadapi sekarang ini membutuhkan pendekatan ilmiah, medis, dan rasionalitas.
Bagaimana kita bisa percaya bahwa mereka ingin menyelamatkan bangsa, ketika justru mengajak orang banyak berkerumun tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Tanpa menjaga jarak dan berorasi tentang kepahlawanannya sebenarnya mereka berpotensi menyebarkan covid-19 kepada orang di sekitarnya. Kegiatan mengumpulkan massa saat masih berlaku darurat kesehatan merupakan sebuah pelanggaran hukum.
Kalau kita memang cinta kepada bangsa dan negara ini, mari kita kembali kepada cita-cita kemerdekaan. Kita bangun bersama bangsa negara ini menjadi modern, maju, memiliki ilmu pengetahuan, dan juga bertakwa. Membangun bangsa dan negara tidak harus melalui jalur kekuasaan, tetapi langsung turun ke bawah membantu saudara-saudara kita yang masih tertinggal.
Kita sudah memilih jalan demokrasi, kita hormati pilihan rakyat untuk memberi kesempatan kepada yang terpilih sebagai Presiden untuk menjalankan tugasnya. Kita sama-sama jaga Presiden terpilih untuk berhasil karena we cannot afford to fail, bangsa dan negara ini tidak boleh gagal. Nanti 2024 ada waktunya kembali bersaing ke tampuk kekuasaan, termasuk dalam penanganan covid-19 sekarang ini, kita harus berhasil.
Jangan malah kita bertepuk tangan ketika banyak warga tertular dan menjadi korban. Kita sama-sama kampanyekan perubahan perilaku agar kita bisa terhindar dari virus yang berbahaya ini.
Setelah lima bulan wabah covid-19 berlangsung, kita juga harus menyelamatkan ekonomi warga. Semua harus mau berperan serta menggerakkan ekonomi tanpa boleh tertular virus korona. Mari kita isi upaya penyelamatan Indonesia dengan tindakan nyata, bukan hanya berteriak-teriak untuk menyatakan bahwa kita yang paling hebat.
PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.
SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).
Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.
TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.
KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved