Menghindari Resesi

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
14/8/2020 05:00
Menghindari Resesi
Ilustrasi(MI/Ebet)

DISKUSI ‘Denpasar 12’ yang digagas Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Lestari Moerdijat kemarin membahas cara menghindari resesi. Kita sama-sama tidak ingin kontraksi ekonomi berlanjut di kuartal III karena itu akan berpengaruh kepada kehidupan masyarakat.

Ekonomi pada dasar berkaitan dengan persoalan produksi, distribusi dan perdagangan, serta konsumsi. Baik atau buruknya ekonomi ditentukan persepsi di tengah masyarakat akan apa yang terjadi di masa mendatang. Kalau semua orang yakin bahwa kondisi masa mendatang akan lebih baik, ekonomi akan bullish. Sebaliknya kalau persepsi akan buruk, ekonomi akan bearish.

Oleh karena itu, apabila kita ingin menghindari terjadinya resesi yang harus diperbaiki ialah persepsi kita. Kalau kita mau selalu melihat gelas dari setengah isi, kita pasti akan bisa menghindar dari resesi. Itulah yang memicu terjadinya self fulfi lling prophecy.

Persoalan yang kita hadapi sekarang ini ialah banyak persepsi yang negatif. Wabah covid-19 seakan membuat kita tidak berdaya. Padahal, kita sudah berupaya melakukan yang bisa kita lakukan. Yang belum ialah menggerakkan semua orang untuk bersama-sama mau memperbaiki keadaan.

Kalau saja semua dari kita mau mempelajari dengan benar covid-19 dan belajar bagaimana cara menghindarinya, kita akan bisa mengendalikan virus yang berbahaya ini. Kunci utama untuk melindungi diri sebenarnya tidak sulit, cukup selalu pakai masker, menjaga jarak, dan secara teratur mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir sebelum memegang bagian wajah.

Meski mudah, kita tidak disiplin untuk melakukannya. Ketika banyak orang yang terjangkit dan mengalami kondisi yang fatal, lalu kita mengambil kesimpulan bahwa kita tidak mampu mengendalikan covid-19. Padahal, kalau kita bersama-sama mau disiplin menjalankan protokol kesehatan, kita akan bisa terhindar dari situasi yang membahayakan kondisi kita dan keluarga kita.

Apabila kita mampu membangun persepsi yang lebih proporsional, cara menghindari resesi sepenuhnya tinggal memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Untuk kasus Indonesia, pilar utama dari pertumbuhan ekonomi ialah konsumsi masyarakat karena kontribusinya hampir mencapai 60%.

Langkah pemerintah untuk memberikan bantuan langsung tunai sudah benar dalam upaya memperbaiki konsumsi masyarakat. Apalagi jika diikuti dengan program padat karya tunai yang dilakukan besar-besaran, ini akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat. Ditambah dengan persepsi yang dibangun tanpa terus menakut-nakuti, akan membuat kalangan menengah-atas mau membelanjakan uangnya.

Tinggal selanjutnya bagaimana mengarahkan belanja masyarakat ditujukan kepada produk dalam negeri. Jangan beli anggur atau jeruk impor, tetapi belilah pisang atau pepaya. Jangan beli sepeda Brompton, tetapi belilah sepeda buatan dalam negeri. Kalau pemerintah bisa mengarahkan konsumsi masyarakat secara benar, itu akan menggerakkan kegiatan ekonomi.

Itulah yang akan membuka lapangan pekerjaan. Pengalaman Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 ketika menjadi Panglima Kodam Pattimura, dengan dana bantuan masyarakat sebesar Rp40 miliar bisa dibuat banyak keramba untuk budi daya perikanan. Masyarakat di Ambon sampai sekarang bisa hidup dari ‘emas biru’ karena ikan yang mereka budidayakan bisa diekspor.

Negeri ini kaya dengan sumber daya alam dan kalau kita pandai untuk mengelolanya bisa menjadi modal untuk menyejahterakan bangsa ini. Termasuk dalam situasi covid-19 seperti sekarang ini, sektor pertanian risiko penularannya sangat kecil. Apalagi jika kita bisa mendisiplinkan semua orang untuk menjalankan protokol kesehatan.

Faktor kedua yang perlu diperhatikan ialah bagaimana membelanjakan anggaran pendapatan dan belanja negara. Sekarang ini ada sekitar Rp1.800 triliun anggaran yang masih belum dibelanjakan. Kalau setiap bulan kementerian dan lembaga bisa membelanjakan Rp400 triliun secara produktif, itu akan menjadi pendorong pertumbuhan yang besar.

Multiplier effect dari belanja pemerintah itu akan menggerakkan dunia usaha dan badan usaha milik negara. Belanja pemerintah itu akan membuat semua mesin produksi bergerak untuk memenuhinya. Ini akan semakin menambah kepercayaan diri pengusaha untuk mengembangkan bisnisnya.

Apalagi kalau pemerintah membantu memperlancar semua proses produksi. Semua hambatan untuk impor bahan baku dan impor penolong disingkirkan. Tidak boleh ada yang menghambat agar mesin produksi semua bisa bergerak. Demikian pula semua jalur ekspor yang terhambat harus diperlancar.

Ekonomi sebenarnya persoalan yang tidak rumit karena faktornya sangat jelas. Yang membuat ekonomi terganggu ialah invisible hand. Itulah yang mengganggu karena mereka umumnya para pemburu rente. Mereka tidak pernah mau berkeringat untuk menjadi sukses. Kalau kita bisa bersihkan itu, resesi pasti bisa kita hindari.



Berita Lainnya
  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.