Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Realokasi Anggaran

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
17/4/2020 05:30
Realokasi Anggaran
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Tiyok)

GERAK cepat dilakukan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Sekitar 30% anggaran kementerian senilai Rp36,19 triliun direalokasi untuk penanganan wabah virus korona. Sebanyak Rp24,53 triliun dikembalikan ke Kementerian Keuangan untuk membiayai program penanganan covid-19, sedangkan Rp10,22 triliun untuk program padat karya tunai.

Langkah cepat seperti itulah yang kita butuhkan sekarang. Presiden Joko Widodo kepada para menteri meminta untuk segera bertindak dan jangan menunggu sampai keadaan ini semakin terpuruk.

Wabah covid-19 membutuhkan biaya besar untuk penanganannya. Kita baru sadar bahwa selama ini kita tidak pernah mencadangkan anggaran untuk menghadapi bencana wabah seperti sekarang. Sistem anggaran negara mengharuskan kementerian dan lembaga menghabiskan anggaran yang didapatkan. Ketidakmampuan menghabiskan anggaran akan ‘dihukum’ dengan pengurangan anggaran di tahun kemudian.

Sekarang kita baru sadar bahwa leluhur kita benar untuk mengajarkan agar ‘sedia payung sebelum hujan’. Pepatah orangtua kita sering mengingatkan, ‘hemat pangkal kaya’. Namun, kita tidak pernah memahami dan mempraktikkan ajaran leluhur tersebut.

Baru sekarang kita tersadar, hujan tidak selalu akan datang. Ketika kemarau tiba, kita baru tergagap, ternyata tidak ada tabungan yang kita miliki. Terpaksa kita mengeluarkan global bond untuk menutupi kebutuhan biaya penanganan covid-19.

Ternyata yang kita hadapi sekarang ini bukan hanya urusan kesehatan. Pandemi yang baru berulang kembali setelah 600 tahun ini, membawa dampak ekonomi dan juga sosial. Organisasi Buruh Internasional memperkirakan kuartal II ini akan ada 195 juta orang kehilangan pekerjaan. Secara keseluruhan covid-19 akan membuat 1,25 miliar dari total 3,3 miliar angkatan kerja kelak terdampak.

Kecepatan mitigasi dan juga aksi akan menghindarkan kita dari situasi lebih buruk. Langkah seperti dilakukan Kementerian PU-Pera sangat dibutuhkan. Dengan program padat karya tunai, seperti memperbaiki rumah, memperbaiki jalan, dan membangun saluran irigasi membuat orang di perdesaan tetap mempunyai pekerjaan dan menerima upah.

Apalagi Menteri Basuki sudah membuat pola pembayaran yang pasti, yaitu mingguan. Dengan upah mingguan yang diperoleh masyarakat di perdesaan mempunyai pendapatan. Dengan itulah masyarakat akan masih mempunyai daya beli, dan ini tentunya bermanfaat bagi pada pelaku industri karena produk mereka masih bisa terserap.

Dengan kegiatan yang menurun tajam di perkotaan, sedangkan ada kegiatan padat karya tunai di perdesaan, diharapkan warga memilih pulang kampung. Daripada hidup dengan ketidakpastian di kota, lebih baik mereka fokus untuk kembali ke desa.

Apabila langkah ini diikuti Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Desa, serta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, wabah covid-19 bisa kita ubah menjadi berkah. Kita bisa menjadikan momentum ini untuk membangun sektor pertanian yang kuat.

Thailand dan Vietnam bisa menjadi negara kuat karena memiliki industri pertanian tangguh. Dulu di awal Orde Baru, kita pun pernah membangun sektor pertanian yang kuat. Seharusnya kita tetap mempertahankan industri pertanian yang kuat, ketika ingin melompat menjadi negara industri baru.

Di tengah upaya kita untuk mencegah penyebaran virus korona, kita tidak boleh melupakan faktor ekonomi dan sosial masyarakat. Penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar dimaksudkan agar orang tidak keluar jika tidak ada kepentingan mendesak agar tidak terjadi kerumunan dan keramaian.

Protokol kesehatan harus dilaksanakan agar kita selalu berjarak. Kita harus mendisiplinkan diri untuk melakukan isolasi mandiri apabila demam dan batuk. Karena penyebaran virus korona lebih disebabkan percikan air liur, kita harus selalu menggunakan masker dan jangan memegang bagian wajah apabila belum mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Selebihnya, kita tentu harus tetap menjalani hidup. Kegiatan ekonomi diupayakan tetap berjalan. Jangan sampai krisis kesehatan mengimbas menjadi krisis ekonomi, dan bahkan krisis sosial. Untuk itu, semua harus tetap bekerja meski dengan cara berbeda.

Di AS, misalnya, pemeriksaan barang ekspor dan impor dilakukan dengan menggunakan foto. Kementerian Perdagangan kita pun harus memikirkan cara lain. Di tengah krisis, cara berpikir memang tidak bisa biasa-biasa saja. Harus ada langkah tidak biasa karena kondisi yang kita hadapi bukanlah kondisi normal.

 



Berita Lainnya
  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.