Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Di-lock lalu Down

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
18/3/2020 05:10
Di-lock lalu Down
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PRESIDEN Jokowi menegaskan tidak ada lockdown. Namun, hingga kini perdebatan perlu-tidaknya lockdown untuk mencegah penyebaran virus korona di Tanah Air tetap membahana di ruang publik.

Banyak yang 'mengompori' negara ini melakukan lockdown. Mereka, sebutlah, para pendukung lockdown. "Jangan takut lockdown," kata mereka. "Kalau terlambat lockdown, Indonesia bisa seperti Italia yang jumlah penderita koronanya melonjak tajam," kata mereka lagi.

Tak sedikit pula yang menginginkan Presiden tidak melakukan lockdown. Mereka, sebut saja, para penolak lockdown. Kata para penolak lockdown, "bila lock, negara bisa down; bila 'dikunci', negara bisa 'jatuh'."

Pengusung lockdown menuding penolak lockdown menakut-nakuti. Padahal, pengusung lockdown, dengan mengatakan Indonesia bakal serupa Italia bila tidak lockdown, juga menakut-nakuti. Penolak lockdown menuduh pengusung lockdown menjerumuskan negara ke jurang kebangkrutan. Padahal, kalau benar Indonesia bakal serupa Italia bila telat lockdown, para penolak lockdown sebetulnya juga menjerumuskan negara.

Lockdown kira-kira situasi ketika kepala negara atau kepala pemerintahan memutuskan mengunci satu negara, satu kota, atau satu wilayah sehingga orang tidak bisa keluar-masuk negara, kota, atau daerah itu. Pergerakan di dalam negara, kota, atau wilayah pun sangat dibatasi, kecuali untuk keperluan mendesak, semisal ke rumah sakit. Tentara dan polisi bergerak untuk memastikan orang tidak berkeliaran sesuka hati.

Para penolak, bila negara memutuskan lockdown, khawatir sektor informal yang menguasai hajat hidup sebagian besar orang Indonesia bisa mati. Tukang starling alias 'starbuck keliling' tak bisa berkeliling menjajakan kopi sasetan.

Banyak perusahaan rugi bahkan gulung tikar lantaran tetap harus membayar gaji karyawan yang tidak bisa bekerja karena lockdown. Bila negara yang menjamin ekonomi warga negara, utang negara bakal menggunung. Jokowi bakal di-bully sebagai presiden doyan utang. Sebagai perbandingan, utang Prancis yang memutuskan lockdown kabarnya bertambah sekian ratus atau sekian ribu euro per detik.

Intinya, para penolak lockdown khawatir, lockdown membuat ekonomi terpuruk. Mudarat ekonominya lebih besar daripada manfaat kesehatannya. Lockdown sangat rumit, tidak semudah mengunci pintu. Bagi penolak lockdown, bekerja, belajar, dan beribadah di rumah serta menjaga jarak sosial sudah cukup untuk memutus penyebaran korona.

Para pendukung lockdown berargumentasi kesehatan lebih penting daripada ekonomi. Bila pemerintah tidak lockdown, keterpurukan ekonomi bakal lebih parah lagi kelak. Bagi mereka, lockdown satu-satunya resep keluar dari wabah korona.

Para pendukung lockdown menunjuk Tiongkok yang sukses meredakan pandemi korona dengan lockdown. Kita belum tahu apakah lockdown Prancis, Italia, Malaysia, dan negara-negara lain yang melakukan lockdown sukses atau gagal. Para penolak lockdown menunjuk Korea Selatan yang berhasil menangani penyebaran korona tanpa lockdown.

Presiden Jokowi pasti sudah mempertimbangkan mudarat-manfaat lockdown. Presiden semestinya pintar dan bijak mengambil keputusan. Kalau tidak pintar dan tidak bijak, mana mungkin Jokowi jadi presiden, dua periode pula.

Tidak mungkin Presiden sengaja menyengsarakan rakyatnya. Semua kepala negara ingin mengakhiri pandemi korona. Kita percaya, ketika Presiden memutuskan tidak ada lock, itu pasti karena dia tidak ingin negara down. Kalaupun Presiden kelak memutuskan lock, dia sudah mempertimbangkan segala sesuatunya agar negara tidak down.

Yuval Noah Harari, penulis buku laris Homo Deus dan Sapiens, menulis di Time bahwa persoalan akut dalam menangani pandemi korona ialah hilangnya kepercayaan satu sama lain. Tulis Harari, to defeat an epidemic, people need to trust scientific expert, citizens need to trust public authorities, and countries need to trust each other. Mengikuti jalan pikiran Harari, sebagai warga negara selayaknya kita membantu negara melawan korona dengan percaya kepada otoritas.

Iwan Fals pun membantu mendukung Jokowi dalam menghadapi masalah korona. Penyanyi legendaris itu mengunggah foto Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma'ruf Amin di akun Twitter-nya seraya menulis, 'Yang kuat, ya Pak, tetap gagah, pimpin bangsa ini keluar dari masalah'.

Kalau enggan atau tak bisa membantu, janganlah mengganggu seperti Said Didu. Di saat kita semua bergotong royong menghadapi korona, bekas komisaris di satu BUMN ini menulis di Twitter-nya, 'Wahai mahasiswa dan cendekiawan, di mana kalian semua? Negerimu sedang krisis', disertai tagar 'Indonesia butuh pemimpin'.



Berita Lainnya
  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.