Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KETIKA Republik Indonesia didirikan bapak-bapak bangsa bersepakat, pembentukan negara ini ditujukan untuk menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Itulah tujuan besar yang harus kita lakukan bersama-sama dan kita upayakan dengan sekuat tenaga.
Karena dilakukan secara bersama-sama, tidak boleh ada seorang pun di antara kita yang tidak ikut serta. Semua orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menjalankan tanggung jawab konstitusional ini.
Kita menyadari bahwa langkah untuk mencapai tujuan besar bangsa ini tidaklah mudah. Bahkan, kita sangat menyadari perjalanan ini tidak akan selalu berjalan mulus. Akan selalu ada pasang naik dan pasang surut.
Tentu sebagai komandan tertinggi, Presiden yang harus menentukan jalan yang kita tempuh. Namun, dalam pelaksanaannya, semua harus mau mengambil inisiatif dan melakukannya yang terbaik.
Jalan demokrasi yang kita pilih membuka peluang dilakukannya kontrol dan koreksi. Namun, kontrol dan koreksi harus mengarah kepada perbaikan. Istilah yang selalu kita pakai, kita harus menciptakan working democracy, bukan hanya sekadar talking democracy.
Sayang, demokrasi yang kita jalankan masih sebatas pada sisi kebebasannya saja. Akibatnya, orang lebih banyak mencela daripada upaya ikut serta memperbaikinya. Bahkan, yang ironis lebih banyak mencari kambing hitam daripada memecahkan masalahnya.
Sudah hampir sebulan ini kita menghabiskan energi soal Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi. Seakan kita akan mengalami kiamat dengan dilakukannya revisi UU KPK. Seakan korupsi diberi angin, padahal kesepakatan kita melakukan reformasi dulu ialah menciptakan pemerintahan yang bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kita lupa kalau korupsi itu lebih disebabkan keserakahan. Praktik KKN akan semakin menjadi-jadi kalau kekuasaan dianggap hak istimewa, power is privilege. Kita lupa kalau sekarang kita beruntung memiliki Presiden yang tidak silau karena harta.
Dengan rekam jejaknya selama ini, Presiden Joko Widodo bukan sedang berupaya mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya. Ia sedang berupaya agar jangan sampai pemberantasan korupsi bertabrakan dengan upaya pembangunan nasional karena adanya abuse of power yang lain sebab tujuan besar kehidupan berbangsa ini bukan pemberantasan korupsi, tetapi menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
KPK sama sekali tidak sedang dikurangi kewenangannya untuk memberantas korupsi. Buktinya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi masih bisa ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Yang dimintakan adalah bagaimana KPK mendorong juga pencegahan praktik KKN agar muncul pemahaman tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pejabat sehingga mereka tetap bisa mengambil keputusan eksekutif tanpa melanggar hukum.
Sekarang banyak pejabat tidak berani mengambil keputusan karena takut terjerat korupsi. Ketakutan itu berdampak negatif karena mengakibatkan tidak berjalannya pembangunan. Tanpa ada pembangunan, tujuan besar berbangsa ini tidak pernah akan bisa tercapai.
Kuatnya sikap apriori di antara kita membuat dialog sekarang ini menjadi tidak sehat. Apalagi, kalau kacamatanya diselimuti rasa tidak suka, semua menjadi tidak ada benarnya. Sikap 'pokoknya' membuat kita kehilangan rasa optimistis.
Padahal, hukum adalah alat untuk menata tata aturan kehidupan masyarakat agar berjalan lebih baik. Hukum harus memberi kepastian agar orang kemudian bisa belajar dan memperbaiki diri. Jangan sampai seperti banyak dirasakan masyarakat termasuk dunia usaha yang sekarang terjadi justru ketidakpastian hukum.
Kita sering kali berpandangan bahwa hukum ialah panasea. Padahal, hukum bisa memperbaiki tata kehidupan bangsa kalau semua komponennya berjalan baik. Bukan hanya undang-undang yang harus baik, melainkan juga pelaksanaannya. Tidak kalah penting juga ialah pemimpin, pejabat, dan masyarakat yang paham aturan dan mau menjalankannya.
Kita bersama-sama harus memperbaiki kelemahan yang masih ada pada bangsa ini. Namun, kita juga harus sadar bahwa tidak ada satu pun negara di dunia yang sistem hukumnya sempurna. Semua itu membutuhkan proses dan tidak boleh menyerah apalagi pesimistis untuk membuat negara ini menuju ke kesempurnaannya.
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.
Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved