Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
SETELAH pemilu usai, terutama pilpres, elite politik dapat berubah dalam memandang pemilih. Terlalu kasar untuk mengatakan habis manis sepah dibuang. Terlalu samar untuk bilang pemilih bukan lagi subjek, melainkan objek.
Harian ini Sabtu (27/7) mengangkat pandangan pakar yang mengatakan bersatunya koalisi pengusung Jokowi dengan oposisi baik di kabinet maupun di parlemen dengan membagi kursi Ketua MPR dan kursi menteri merupakan khianat kepada para pemilihnya. Demokrasi bukan nasi goreng yang perlu dibagi-bagi. Apakah sisi sebaliknya juga sama?
Kiranya juga sama. Partai oposisi bergabung dengan kekuasaan pun khianat kepada para pemilihnya. Pemilih mereka juga tidak menginginkan partai oposisi dan capres yang mereka pilih setelah kalah minta dibagi-bagi 'nasi goreng' dari kubu capres yang menang.
Nasi goreng makanan rakyat, tapi suara rakyat bukan senilai nasi goreng. Betapa pun enaknya nasi goreng, jangan perlakukan demokrasi sebagai nasi goreng.
Jokowi menang pilpres dengan selisih suara sangat besar. Partai pengusungnya pun meraih kursi mayoritas di parlemen. Apa alasan untuk bagi-bagi kursi di MPR dan di kabinet dengan oposisi seperti membagi-bagi nasi goreng?
Jokowi telah menjawab pertanyaan itu. Katanya, koalisi cukup. Jawaban mantap yang tidak khianat. Jawaban yang menghormati pemilihnya.
Setelah jawaban Jokowi itu jangan ada lagi partai dalam koalisi yang mengajak partai oposisi bergabung dalam pemerintahan Jokowi. Berhentilah bermanuver. Berhentilah, karena Jokowi tidak akan memperlakukan kekuasaan membagi-bagi kursi menteri seperti membagi-bagi nasi goreng.
Kekuasaan yang terlalu besar berpotensi eksesif. Karena itu, baiklah patuh kepada presiden terpilih, pemegang hak prerogatif, bahwa koalisi cukup.
'Koalisi cukup' bermakna tidak bertambah dan tidak berkurang. Selebihnya, di luar koalisi Jokowi ialah koalisi oposisi yang juga 'cukup' untuk tidak menjadi oposisi eksesif.
Tentu saja, turut berkuasa lebih enak daripada turut mengontrol kekuasaan. Seenak-enak oposisi yang seenaknya sekalipun lebih enak duduk di kursi kekuasaan. Apakah itu bagus bagi demokrasi?
Demokrasi bilang berbahaya kekuasaan tanpa checks and balances. Karena itu, yang kalah pilpres terimalah kekalahan itu dengan lapang dada dan terimalah 'nasib' 5 tahun lagi menjadi oposisi yang berwibawa sampai bertemu di Pilpres 2024 dengan peta capres yang berbeda.
Untuk itu, perlu dan penting memupuk kepercayaan rakyat. Jangan khianat kepada pemilih. Jangan menyakiti hati pemilih.
Kiranya jawaban Jokowi 'koalisi cukup' memberi batas tegas kepada siapa pun agar tidak terjadi khianat kepada pemilih, baik pemilih Jokowi maupun pemilih Prabowo.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved