Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BAYU Muhano, anak muda yang gesit itu serta merta menghentikan mobilnya. Sebab, dari arah kiri tiba-tiba sebuah sepeda motor memotong berbelok ke arah kanan. Kalau saja refleksnya tak 'pakem', sepeda motor itu kena 'hajar'. Tak sekali dua ia dipotong jalurnya serupa itu.
"Kami mesti berlapang dada saja kalau di jalanan. Sepeda motor di sini sering seperti itu. Kalaupun kita benar,karena bawa mobil, tetap aja salah, Pak," kata pemuda berkulit putih bersih itu, suaranya tenang.
Kemarin siang, Bayu membawa saya ke Stasiun Kereta Api Purwokerto dari sebuah hotel di kota itu. Sudah beberapa bulan ia membawa kendaraan beraplikasi. Lulusan Jurusan Bahasa Inggris Universitas Jenderal Soedirman berusia 25 tahun itu bercerita tentang penghasilannya lumayan. Ia selalu mencapai poin yang ditargetkan. Artinya, ia selalu dapat bonus.
"Asal kita rajin dan berlapang dada di jalan," katanya lagi. Anak muda yang optimistis. Sambil menunggu pekerjaan sesuai ilmunya, ia membawa mobil beraplikasi.
Saya tak hendak membahas para sopir kendaraan online, tapi soal sikap lapang dada itu. Lapang dada ialah frase kiasan. Salah satu artinya ialah senang, tidak gusar. Hari-hari ini lapang dada kerap diujarkan beberapa tokoh.
Konteksnya berkaitan Pemilu 2019. Jika nanti KPU mengumumkan siapa presiden-wakil presiden terpilih, yang kalah harus menerima dengan lapang dada.
Lapang dada tentu juga berlaku bagi calon anggota legislatif yang tak mendapat kursi di parlemen. Terlebih bagi caleg petahana, kekalahan sungguh menyakitkan. Sementara bagi yang menang, juga jangan 'menepuk dada'. Kiasan yang berarti loba, sombong.
Lapang dada kerap disuarakan karena keterbelahan yang tajam akibat pemilihan presiden. Kubu Prabowo-Sandi terus menggemakan kecurangan KPU untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Mereka membahasakannya kecurangan terstruktur, sistematis, masif, dan brutal. Mereka hanya meyakini Prabowo-Sandi yang menang. Jika Jokowi-Amin menang berarti curang. Bukankah tuduhan dari kubu 02 juga terstruktur, sistematis, masif, dan brutal?
Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional III yang dihelat Rabu lalu juga mendorong kubu Prabowo-Sandi mendesak KPU dan Bawaslu agar mendiskualifikasi pasangan capres 01. Rekomendasi yang tak bijak. Sebab, proses penghitungan suara belum final. KPU baru akan mengumumkan 22 Mei. Tak ada proses tabayyun (mencari kejelasan) yang memadai.
"Jangan menekan-menekan KPU karena KPU tidak bisa ditekan siapa pun. KPU juga tidak akan tunduk kepada pihak mana pun. Itu prinsipnya. KPU tidak tunduk pada 01, tidak tunduk pada 02, kami tunduk pada undang-undang," tegas komisioner KPU Wahyu Setiyawan menanggapi Ijtima Ulama III.
Komisi Fatwa MUI juga tak sepakat dengan rekomendasi Ijtim Ulama. Hasil rapat komisi ini menyerukan untuk menghormati dan mempercayakan kepada lembaga negara yang diberikan tugas dan kewenangan oleh konstitusi untuk mengurus pemilu.
Untunglah masyarakat tak pandir. Sebuah survei menunjukkan 92,5% akan menerima siapa pun nanti yang terpilih menjadi presiden. Mereka berlapang dada. Begitulah seharusnya sikap warga negara. Pemilu harus mengakhiri perbedaan pilihan. Siapa pun yang terpilih, ia presiden seluruh warga negara. Begitulah demokrasi mengajarkan.
Namun, sikap lapang dada justru sulit bagi para elite. Ada nuansa zero-same-gime menegasi seluruh upaya diskusi. Itu sebabnya banyak pihak, seperti Muhammadiyah, NU, dan beberapa ormas Islam, menawarkan jasa memediasi menuju rekonsiliasi kubu Jokowi dan Prabowo. Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa pimpinan ormas Islam juga mendorong agar Jokowi dan Prabowo segera melakukan rekonsiliasi.
Mantan Presiden BJ Habibie ketika menerima para tokoh Suluh Indonesia, juga meminta semua pihak menahan diri dan mengakhiri polarisasi. Percaya pada mekanisme hukum. Jangan bersepekulasi. Ia meminta kemajuan bangsa yang telah diraih selama era demokrasi dijaga.
Lapang dada memang sikap yang tak mudah. Butuh jiwa-jiwa demokrat yang tangguh, yang memahami makna kontestasi secara sungguh. Mereka yang memahami dalam politik elektoral kemenangan dan kekalahan ialah hal biasa. Betapa pun kalah berkali-kali. Bagi sang demokrat kemenangannya juga ketika ia menerima kekalahan dengan jiwa besar.***
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.
"LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.
SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.
HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.
ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”
KOPERASI itu gerakan. Ibarat klub sepak bola, gerakan koperasi itu mirip klub Barcelona. Klub dari Catalan, Spanyol, itu dari rakyat dan milik rakyat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved