Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
KUNJUNGAN Satuan Kerja Khusus Migas ke Petronas di Malaysia membuka mata kita bahwa yang datang belakangan tidak berarti harus tertinggal. Dengan perencanaan yang baik, eksekusi yang berani, dan dukungan pemerintah yang tepat, ketertinggalan dari sisi waktu bisa dikejar.
Petronas bisa menjadi pemain kelas dunia karena think big and act big. Petronas baru dibentuk pemerintah Malaysia pada 1974. Saat itu Pertamina sudah menggeliat menjadi raksasa. Bonanza minyak yang terjadi pada saat itu membuat Pertamina menjadi pemain utama minyak dunia dan dengan itu Indonesia mempunyai modal untuk mulai melakukan pembangunan besar-besaran.
Berbagai proyek infrastruktur mulai jalan, sekolah dasar, hingga pusat kesehatan masyarakat dibangun dengan uang hasil minyak sehingga membawa Indonesia menjadi negara industri baru. Sayang, Pertamina tidak berlanjut menjadi perusahaan minyak nasional berkelas dunia.
Mulai sisi hulu hingga hilir tidak dibangun secara terintegrasi. Eksplorasi maupun eksploitasi tidak dijadikan sebagai kekuatan. Pertamina lebih asyik menikmati bagi hasil dari kontraktor kontrak kerja sama. Kalau pun kemudian dibangun pengilangan, itu dilakukan secara terpisah-pisah.
Jangan tanya tentang industri hilir seperti petrokimia, nyaris tidak pernah dibangun Pertamina. Sebaliknya, Petronas memulai produksi dari satu sumur eksploitasi berkapasitas 40 ribu barel per hari pada 1975. Hasil itu yang mendorong mereka mencari ladang-ladang minyak baru dan membangun pengilangan.
Sepuluh tahun kemudian, Petronas bahkan mulai membangun pabrik petrokimia untuk memberikan nilai tambah dari sumber daya alam yang mereka miliki. Sekarang ini Petronas memiliki 17 pabrik petrokimia, 8 dimiliki sendiri, 5 perusahaan patungan, dan 4 menjadi pemegang saham minoritas.
Semua itu bisa terjadi karena perencanaan jangka panjang mereka jelas. Visi 2020 Malaysia yang dicanangkan PM Mahathir Mohamad dulu diterjemahkan ke pengembangan industri minyak dan gas. Seperti di Trengganu, pemerintah menyediakan lahan sampai 4.000 hektare sehingga Petronas tidak pernah menghadapi persoalan membangun kawasan minyak dan gas secara terpadu.
Petronas tidak pernah menghadapi masalah dengan masyarakat setempat dalam urusan pembebasan lahan. Pemerintah bertugas menjelaskan kepada masyarakat tentang arah pembangunan dan pengorbanan yang harus diberikan masyarakat. Sikap saling percaya antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dibangun demi kemajuan Malaysia.
Inilah tantangan yang harus bisa kita jawab kalau ingin Indonesia lebih maju. Tugas pemerintah menentukan arah pembangunan dan menjelaskan kepada pemangku kepentingan tentang kontribusi yang harus diberikan. Dunia usaha bertugas melakukan langkah korporasi yang benar dan tidak menyalahgunakan kepercayaan pemerintah.
Sebagai imbalannya, pemerintah tidak ikut campur dalam urusan teknis korporasi. Apa yang harus dilakukan masyarakat? Memberikan kesempatan kepada korporasi dalam menjalankan rencana bisnis. Tidak boleh ada anggota masyarakat yang mengambil keuntungan dengan mencari rente.
Semua percaya korporasi yang berjalan baik akan memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan seluruh rakyat. Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat tidak terlihat pada kita. Kita sering tidak taat kepada aturan main yang seharusnya dijalankan. Sikap saling tidak percaya membuat semua saling berupaya melakukan intervensi.
Semua mencoba mencari untung bagi dirinya sendiri. Lihat saja pengembangan blok gas Masela di Maluku. Pemerintah mengintervensi keputusan SKK Migas dengan mengubah rencana pengembangan di lepas pantai menjadi di darat. Namun, pemerintah tidak menjamin ketersediaan lahan yang dibutuhkan untuk eksploitasi blok gas.
Dunia usaha disuruh menyelesaikan sendiri kebutuhannya. Akibatnya, muncullah para pemburu rente. Para pemilik modal menguasai terlebih dulu lahan-lahan di sekitar lokasi pengembangan dengan tujuan bisa menjual dengan harga mahal kepada operator karena mereka pasti membutuhkan lahan.
Dengan model seperti ini sudah pasti tidak pernah tercapai yang namanya efisiensi. Biaya pengembangan pengolahan gas blok Masela menjadi mahal. Apalagi biaya itu dibebankan kepada negara sebagai bagian dari cost recovery. Dengan biaya investasi yang mahal, bagaimana lalu kita bersaing dengan perusahaan minyak dan gas negara lain.
Kita pernah mendengar, pilihan pengembangan blok Masela di darat akan membuka peluang pengembangan yang lebih terintegrasi, termasuk dengan membangun pabrik pupuk dan juga petrokimia. Kalau perencanaan tidak matang, termasuk mengantisipasi kebutuhan lahan, bagaimana kita bisa memiliki kawasan pengembangan industri minyak dan gas terpadu?
Kita perlu membuka mata lebih lebar. Tidak perlu jauh-jauh, kita melihat saja bagaimana Malaysia mengembangkan industri minyak dan gas mereka. Praktik pengelolaan sumber daya yang terencana rapi merupakan kunci apabila kita tidak ingin terus merugi. Sumber daya alam harus bisa kita pakai bukan hanya untuk menyejahterakan, melainkan juga mencerdaskan bangsa.
Dari Petronas yang semula hanya operator minyak dan gas, Malaysia bisa membuatnya menjadi center of excellence. Petronas sudah membangun pusat pendidikan dan juga penelitian untuk pengembangan industri minyak dan gas. Hasilnya, Petronas bukan hanya unggul di industri hilir seperti menjadi produsen metanol terbesar di dunia, melainkan juga menemukan paten untuk teknologi membran yang bisa menangkap CO2 dalam proses pengolahan gas sehingga produk yang mereka hasilkan lebih ramah lingkungan.
Dengan kultur yang hampir sama, bukan mustahil kita bisa mengejar Malaysia. Kalau saja kita bisa menyamai mereka dalam menegakkan disiplin dan kesungguhan membangun manusia, Indonesia pasti bisa lebih hebat daripada negara jiran itu. Pertanyaannya, maukah kita berubah?
ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.
BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved