Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pesta Tiga Kabupaten Penentu Nasib Yogya

ARDI TERISTI HARDI
06/11/2020 05:30
Pesta Tiga Kabupaten Penentu Nasib Yogya
(Sumber: KPUD/Tim MI-NRC)

TIGA kabupaten di sekitar DI Yogyakarta, yakni Bantul, Gunungkidul, dan Sleman, mencari sosok bupati dan wakil bupati yang mumpuni. Kepala daerah yang kelak terpilih diharapkan mampu menyejahterakan rakyat.

Pesta rakyat di Kabupaten Bantul diwarnai pertarungan 2 pasangan calon (paslon), Kabupaten Gunungkidul 4 paslon, dan Kabupaten Sleman 3 paslon (lihat grafi k).

“Warga masyarakat sebaiknya menggunakan hak suara sebagai pengejawantahan hak politik yang dijamin konstitusi,” kata Ketua KPU DIY, Hamdan Kurniawan, kepada Media Indonesia, Kamis (22/10).

KPU melaksanakan gelaran pilkada semaksimal mungkin termasuk penerapan protokol kesehatan. Masyarakat diminta tidak khawatir berpartisipasi dalam Pilkada 9 Desember 2020 sepanjang mematuhi protokol kesehatan.

Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan HB X pernah menyampaikan Pilkada 2020 layaknya persimpangan sejarah penentu arah perjalanan otonomi kabupaten dalam lima tahun mendatang. Dengan kata lain, pilkada menjadi momentum untuk menata masa depan keistimewaan DIY.

“Pilihannya apakah kita ikut arus besar perubahan dinamis untuk maju, statis berjalan di tempat, atau mundur ke belakang,” ujar Sri Sultan saat membuka Gerakan Klik Nasional dan Konsolidasi Penyelenggaraan Pemilihan Tahun 2020 Se-DIY di Ruang Teleconference Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (15/7).

Oleh karena itu, pilkada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil tetap harus terpenuhi. Berbagai penyimpangan penyelenggaraan pilkada juga harus diwaspadai dan ditindak dengan tegas agar tidak menumbuhkan sikap permisif di tengah tengah masyarakat.

Tantangan berat

Tenaga Ahli Parampara Praja Pemda DIY, Ahmad Maruf, menyampaikan pendapatnya bahwa pilkada tahun ini memiliki tantangan berat bagi kepala daerah terpilih. Pasalnya, periode
jabatan mereka singkat dan harus menghadapi permasalahan pascapandemi covid-19. Jika kepala daerah terpilih tersebut membikin program untuk lima tahun, eksekusinya sulit.

“Tantangan yang dihadapi adalah kecepatan menyesuaikan program. Birokrasi harus menyesuaikan dengan program yang ada dan eksekusinya dipercepat karena waktunya singkat,”
papar Maruf, Rabu (21/10).

Tantangan kedua, kepala daerah terpilih harus mampu memulihkan ekonomi dan sosial. Bantul, Gunungkidul, dan Sleman menghadapi persoalan yang sama. Akibat pandemi covid-19, kemiskinan meningkat di tengah menurunnya pertumbuhan ekonomi.

“Secara teori mudah, yaitu menyeimbangkan kesehatan dan ekonomi. Namun, secara praktik ini susah sekali,” lanjut Maruf.

Tantangan ketiga ialah menata kebijakan fi skal. Pasalnya, pada 2021, refocusing anggaran diperkirakan kembali dilakukan oleh pemerintah untuk pemulihan ekonomi.

Maruf menyarankan, setiap calon kepala daerah menyiapkan, memilah, dan memilih sektor prioritas saat awal masa jabatannya. “Basis perekonomian daerah harus diperkuat. Misalnya sektor pertanian, peternakan, dan pariwisata,” pesan dia.

Menurut dia, kapasitas mengelola birokrasi sangat penting dimiliki kepala daerah. Kepala daerah tidak hanya mampu memanajemen bawahannya, tetapi juga menjalin hubungan
baik dengan legislatif.

Selain tiga tantangan di atas, kepala daerah terpilih di tiga kabupaten di DIY juga harus mampu menangkap peluang dari pembangunan infrastruktur untuk kesejahteraan daerahnya. Pasalnya, DIY baru saja menyelesaikan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) tahap pertama dan akan membangun tiga jalan tol, yaitu Yogya-Solo, Yogya-Bawen, dan Yogya-Cilacap.

“Pertama, BIY menjadi titik masuk semua kabupaten,” kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.

Semua kabupaten harus memanfaatkan outlet di BIY untuk menampilkan potensi daerah masing-masih. Pemerintah kabupaten tinggal mendorong pelaku UMKM agar masuk ke outlet di BIY yang telah difasilitasi Pemprov DIY.

Kedua, kepala daerah terpilih mesti memanfaatkan tol untuk memacu perekonomian. “Mereka harus sudah punya rencana pembangunan jalan agar nyambung dengan pintu-pintu
keluar tol,” tandas Maruf. (X-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya