Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
HADIRNYA Perguruan Tinggi di tengah-tengah masyarakat bukan hanya berbicara tentang memberikan akses kepada masyarakat akan pendidikan tinggi melainkan memiliki peranan lain yang sangat luas.
Selain memberikan akses pendidikan tinggi, Perguruan Tinggi memiliki peranan untuk membawa angin perubahan di dalam masyarakat yang tentunya melalui karya dari masing-masing bidang keilmuan yang ada.
Oleh karena itu, sudah seyogyanya setiap Perguruan Tinggi mengakselerasi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di institusinya agar dapat memberikan kontribusi dan darmanya bagi masyarakat.
Baca juga : Cetak Ribuan Wisudawan, Rektor UT: Para Alumni Topang Pembangunan
Selaras dengan hal tersebut, sebagai salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia Universitas Terbuka (UT) tentunya mendukung dan akan terus berkomitmen dalam memberikan kontribusi dan kebermanfaatan untuk masyarakat.
Hal ini salah satunya dapat diwujudkan dengan melahirkan sosok-sosol Profesor di lingkungan UT. Tentunya pencapaian gelar ini bukanlah perkara yang mudah dan singkat, mengingat panjangnya proses, kualifikasi yang ketat, serta tentunya amanah yang akan diemban nantinya.
Dengan prestisiusnya gelar tersebut, maka pencapaian gelar ini menjadi momentum yang sakral, tidak hanya untuk institusi yang dinaungi tetapi juga untuk sosok penerima gelar.
Baca juga : UPI Raih Penghargaan Atas Capaian IKU PTN
Oleh karena itu, tepat pada 7 Agustus 2024 UT melaksanakan Upacara Pengukuhan Profesor UT dan acara seremonial ini diselenggarakan secara luring di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC).
Berbeda pada tahun sebelumnya yang melahirkan 3 Srikandi Guru Besar, tahun ini UT melahirkan 4 Arjuna Profesor yaitu Prof. Dr. Effendi Wahyono, M.Hum. dari Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP), Prof. Dr. Darmanto, M.Ed. pada Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP), Prof. Dr. Maman Rumanta, M.Si. pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Prof. Dr. Paken Pandiangan, S.Si., M.Si. dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Rangkaian acara Pengukuhan Guru Besar diawali dengan pembukaan Upacara Pengukuhan Guru Besar oleh Rektor UT, Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. yang kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Keputusan Rektor tentang Pengangkatan Profesor oleh Ketua Senat Akademik UT, Prof. Dr. Chanif Nurcholis, M.Si., dan dilanjutkan dengan Orasi Ilmiah yang dilakukan oleh masing-masing profesor yang dikukuhkan dengan judul Orasi Ilmiah sebagai berikut:
Baca juga : Gaji Dosen Swasta Rendah, Ini Sebabnya
Sosok Profesor bukan hanya tentang jabatan akademis, melainkan tentang kontribusi nyata dan perubahan di masyarakat.
Dengan semakin banyaknya sosok Profesor yang lahir dari UT, harapannya akan membuat layanan proses penyelenggaraan pembelajaran UT semakin berkualitas dan tentunya semakin dikenal kiprah nyatanya oleh masyarakat, bukan hanya dalam skala nasional, melainkan sampai kancah internasional.
Rektor Universitas Terbuka, Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. mengungkapkan rasa syukurnya yang besar atas pengukuhan empat dosen sebagai proferssor atau guru besar di Universitas Terbuka ini.
Baca juga : UT Tuan Rumah NUDC 2024, Rektor Tekankan Pentingnya Kemampuan Berpikir Kritis
“Professor sangat penting kedudukannya di perguruan tinggi, karena para professor inilah yang akan menjaga marwah kewibawaan akademik sebuah Lembaga perguruan tinggi dan kita bersyukur tadi ada 2 orang professor dari fakultas ilmu Pendidikan (FKIP) serta ada 2 orang lagi dari fakultas hukum ilmu sosial dan politik (FHISIP),” katanya.
Ia berharap, dengan dikukuhkannya empat dosen ini dapat membuat Universitas Terbuka menjadi lebih baik lagi ke depannya.
“Mudah-mudahan dengan kehadiran mereka kewibaan akademik Universitas Terbuka semakin kokoh, semakin kuat dan citra yang akan kita bangun kedepan akan semakin baik sehingga nanti Universitas Terbuka akan menjadi pilihan bagi masyarakat terutama anak-anak muda yang ingin kuliah di perguruan tinggi,” ujarnya.
“Kita juga sangat bersyukur agar ilmu yang mereka peroleh dan jabatan akademik sebagai professor dapat menginspirasi kita semua, para dosen-dosen lain yang belum menjadi professor agar bisa secepatnya menjadi professor dan semoga kita bisa berperan aktif mencontoh keteladanan beliau yang pernah diajarkan selama bertahun-tahun dan mudah-mudahan reputasi UT akan semakin bagus dimasa depan,” sambungnya.
Sementara itu Ketua Senat Akademik Universitas Terbuka, Prof Dr Chanif Nurcholis, M Si menjelaskan, menjadi professor adalah tingkatan tertinggi dalam dunia dosen.
Maka dari itu, menurutnya dengan jabatan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan dan manfaatkan dengan baik ilmunya.
“Jadi kalau di program ini itu puncak dari jabatan dosen itu adalah professor kalau ditentara itu ibarat jendralnya, jadi kalau UT itu berarti memiliki dosen dengan jabatan tertinggi dan itu terkait dengan kewajiban dan kewenangan,” jelasnya.
“Konsekuennya terus mengembangkan ilmu dan teknologi. Kemudian haknya itu adalah menyampaikan kebenaran pada masyarakat, omongan dari seorang professor itu akan menjadi rujukan oleh masyarakat. Nah tentunya itu dimulai dari mahasiswa, jadi masyarakat akan mendapatkan informasi yang bersifat ilmiah dan valid dari seorang professor kemudian meluas disebagian masyarakat baik nasional maupun internasional oleh karena itu menjadi satu pondasi UT, sehingga dalam hal ini seorang dosen secara hukum diakui serta difasilitasi hak dan kewajibannya,” paparnya.
Sedangkan, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Terbuka, Dr. Mohamad Yunus, S.S., M.A. mengatakan bahwa dengan dikukuhkannya empat dosen menjadi professor ini diharap bisa menjadi motivasi untuk dosen lainnya.
“UT sangat bangga dengan ruang dan ruang yang diperoleh untuk meningkatkan guru besar, karena posisi guru besar itu memang mau tidak mau menjadi salah satu shock injury sebuah perguruan tinggi pembuat sketsa awal membantu menjaga pertumbuhan akademik Bersama-sama oleh seluruh civitas akademik,” katanya.
“Oleh karena itu mudah-mudahan dengan dikukuhkannya guru-guru besar yang baru, maka teman-teman yang belum mendapat kesempatan atau belum memanfaatkan kesempatan ini dapat terpacu semangat agar dapat memajukan Universitas Terbuka,” lanjutnya.
Lalu, Wakil Rektor Bidang Keuangan Universitas Terbuka, Prof. Dr. Ali Muktiyanto, S.E., M.Si. menambahkan, untuk dosen yang belum dikukuhkan menjadi professor jangan berkecil hati.
Karena ada fasilitas yang diberikan kerpada Universitas Terbuka untuk mendukung dosen-dosen agar cepat mencapai karir tertingginya.
“Sokongan yang sebaik-baiknya semaksimal mungkin dalam rangka membangun dosen-dosen UT dan memfasilitasi dosen-dosen agar dapat memenuhi secara utuh dan sempurna melaksanakan tri darma perguruan tinggi dan khususnya meniti karir pada dosen-dosen kita, mulai dari asisten ahli, lektor, lektor kepala dan professor. Kita ingin mempercepat, undangan dari lektor dan lektor kepala sudah bergerak seiring dengan perkembangan baru kebijakan dari kita,” jelasnya.
“Kebijakan dari PDDikti yang sudah memberikan fasilitas secara otomatis proses kenaikan jabatan di UT akan terus didorong dan difasilitasi dengan beragam cara sebagai untuk mempercepat dosen-dosen kita untuk mencapai karir tertinggi,” pungkasnya. (Adv)
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus mempertegas komitmennya dalam mendukung transformasi digital di sektor pendidikan.
Pendamping dari perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan yang mendorong peningkatan layanan pendidikan di satuan-satuan PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Konferensi ini beraspirasi untuk memberikan kontribusi berarti terhadap pengembangan kebijakan berbasis bukti dan tindakan transformatif
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
Dalam kegiatan ini dosen dan mahasiswa UMB tidak hanya menyampaikan materi edukatif mengenai energi terbarukan, tetapi juga mengadakan workshop instalasi panel surya.
Permainan dilakukan untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, kognitif, dan emosi pada anak usia dini.
Program kuliah gratis ini merupakan bentuk komitmen UI dalam memperluas akses pendidikan dan memberikan bantuan kepada tenaga kependidikan dan tenaga pendidik (dosen) di lingkungan UI.
Tim UNJ mengadakan pelatihan bagi guru-guru mengenai pengembangan kurikulum, penyusunan media pembelajaran digital, serta kegiatan pendampingan belajar bagi siswa.
Dosen disebut berperan penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global.
Riset-riset aplikatif, mulai dari produk pangan hingga inovasi probiotik mendukung sektor perikanan di Maluku Utara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved